Dua RSUD di Pidie Masih Manual, Dalam Pengadaan Obat untuk Pasian

Dua RSUD di Kabupaten Pidie, Tgk Chik Di Tiro bertipe B dan Tgk Abdullah Syafi'i Beureunuen tipe D masih menggunakan sistem manual

Editor: bakri
SERAMBI/ M NAZAR
Sejumlah warga yang berobat di RSUD Tgk Abdullah Syafi'i Beureunuen, Pidie harus antre berjam-jam sebelum dipanggil oleh petugas rumah sakit. Foto direkam pada Jumat (1/11/2019). 

SIGLI - Dua RSUD di Kabupaten Pidie, Tgk Chik Di Tiro bertipe B dan Tgk Abdullah Syafi'i Beureunuen tipe D masih menggunakan sistem manual dalam pengadaan obat bagi pasien. Kondisi itu membuat pasien sering mengeluh, akibat stok obat yang dibutuhkan habis, akibat tidak bisa dideteksi secara manual.

Direktur RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli, dr Muhammad Yasir SpAn, kepada Serambi, Sabtu (2/11) mengatakan, pengadaan obat masih menggunakan sistem lama, yakni manual, sehingga sulit dideteksi jenis obat yang habis setiap hari. Dia menyatakan  akan menggunakan pengadaan obat dengan sistem elektronik pada 2020 mendatang, karena didukung dengan pegawai yang mampu mengelola teknologi informasi (IT).

M Yassir menyatakan para pegawai yang dinilai juga harus berbasis kinerja untuk meraih pendapatannya sebagai PNS. "Dengan sistem pengadaan obat secara elektronik, kita akan mudah mengetahui stok obat setiap hari dan alhamdulillah, stok obat di RSUD Sigli masih aman," ujarnya.

Sedangkan Kasi Pelayanan Medis dan Keperawatab RSUD Tgk Abdullah Syafi'i Beureunuen, dr Zulfikar, kepada Serambi, kemarin, mengungkapkan untuk pengadaan obat untuk pasien juga masih manual. Dikatakan, akan melakukan perubahan sistem ke elektronik terhadap pengadaan obat pada 2020 dan harus didukung tenaga IT yang memadai.

Dia menambahkan walau masih tipe D, kunjungan pasien tetap tinggi, baik dari Pidie maupun Pidie Jaya.  "Jumlah pasien rawat inap sesuai dengan jumlah tempat tidur  berjumlah 165 unit dan pada 2020, kita akan menambah di atas 200 tempat tidur rawat inap," sebutnya.

Zulfikar menjelaskan dokter spesialis penyakit dalam berjumlah dua orang yakni spesialis bedah dua orang dan spesialis kandungan dua orang. Untuk spesialis radiologi dan pantologi klinis belum ada . "Kita akan bekerjasama dengan RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli, sebab, RSUD Tgk Abdullah Syafi'i akan diusulkan jadi tipe C," ujarnya.

Direktur RSUD Tgk Chik Di Tiro,  dr Muhammad Yasir SpAn menjelaskan pasien rujukan dari Puskesmas, harus dikomunikasi kan terlebih dahulu dengan RSUD Sigli. Dikatakan, petugas Puskesmas harus menghubungi petugas IGD, guna memastikan masih ada ruangan yang masih kosong.

Sebab, katanya, jika tempat penuh, maka pasien harus diinapkan satu ruangan dengan pasien yang beda penyakit, padahal, tidak boleh dicampur dengan pasien yang beda penyakit. "Misalnya ruangan penyakit dalam, maka di dalam ruangan penyakit dalam tersebut harus terisi pasien yang sama dan jangan dicampur dengan pasien penyakit lain," jelasnya.

Ia menyebutkan, saat ini Gedung Pusat Diagnostik yang dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) belum selesai 100 persen. Disebutkan, telah melakukan komunikasi dengan Pemprov Aceh bahwa akan diserahkan pada 2020 ke RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli. Namun, ruang poliklinik masih dalam tahap pengerjaan dan akan selesai pada tahun ini juga.

Menurutnya, akibat pembangunan gedung poliklinik yang baru, menyebabkan pelayanan pasien di poliklinik dipindahkan ke ruang belakang rumah sakit, sehingga tidak indah pelayanan poliklinik di belakang. " Jadi 2020 kedua gedung tersebut akan kita fungsikan sehingga pelayanan RSUD Sigli akan lebih bagus dengan digunakan dua gedung tersebut," jelasnya.

Mengenai pasien BPJS dominan ditangani rumah sakit swasta, kata M Yassir, merupakan wewenang BPJS yang memberlakukam sistem rujukan berjenjang. Di mana penanganan penyakit disesuaikan dengan tipe rumah sakit. " RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli tipe B, maka melayani pasien BPJS sesuai yang telah ditentukan BPJS sesuai dengan tipe rumah sakit," jelasnya.(naz)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved