Demo Warga
H Uma Datangi Warga Lingkungan Eks PT Arun yang Sedang Berdemo, Ini Tanggapannya
Untuk menindaklanjuti aspirasi ini, diharapkan legislatif di Lhokseumawe memanggil pihak perusahaan guna membicarakan persoalan ini.
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Saiful Bahri | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Seribuan masyarakat yang tergabung dalam Forum Keuchik dan Pemuda Lingkungan eks PTArun berdemo di depan gerbang pabrik eks PT Arun (Pintu Dua) Desa Blang Pulo, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, Senin (4/11/2019).
Saat aksi berlangsung, atau sekitar pukul 11.00 WIB, anggota DPD RI asal Aceh H Sudirman atau H Uma, tiba di tempat aksi.
Massa pun mempersilakan H Uma berorasi. Dalam orasinya, H Uma menyebutkan, sudah seharusnya perusahaan-perusahaan yang ada di lingkungan eks PT Arun untuk lebih peduli terhadap masyarakat lingkungan.
"Perusahaan wajib prioritaskan tenaga kerja lokal dan penyaluran CSR harus maksimal terhadap masyarakat lingkungan," ujarnya yang diiringi tepuk tangan para pendemo.
Menurutnya, seharusnya, sebelum perusahaan beroperasi di sebuah daerah, sudah harus ada MoU dengan Pemerintah setempat untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal dan juga penyaluran CSR.
Selain itu, untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat jni, diharapkan legislatif di Lhokseumawe untuk memanggil pihak perusahaan guna memastikan agar aspirasi masyarakat bisa tertampung.
"Bila di tingkat daerah tidak selesai, maka kami akan menindaklanjutinya di tingkat pusat," pungkasnya.
Hingga pukul 12.00 WIB, aksi masyarakat masih berlangsung.
Aksi ini digelar para masyarakat untuk menuntut 11 perusahaan yang ada di lingkungan eks PT Arun agar lebih meningkatkan kepedulian kepada masyarakat lingkungan, baik memprioritaskan tenaga kerja lokal maupun dalam penyaluran dana CSR.
Ke-11 perusahaan tersebut, LMAN, PT Pertamina Hulu Energi, PT Medco Energi, PT Patra Badak Arun Solusi, PT Pembangkit Jawa Bali, PT Pertamina Training & Consulting. Selanjutnya, PT Patra Drilling Contractor, PT Pertamina Trans Kontinental, PT Wijaya Kontruksi, dan PT Cipta Sanalida Utama.(*)
• Surat Pemecatan dari PNS tak Diterimanya, Gaji Tarmizi Sudah Setahun tak Dibayar
• 6 Fakta Wagub Bangka Belitung Dikepung Massa, 7 Mobil Dirusak hingga 26 Anggota Satpol PP Terluka
• Kisah Kakek Suhendri Menolak Rp 10 Miliar Demi Jaga Hutan Buatannya, Ternyata Ini Alasannya