Breaking News

Plt Gubernur Tegur 24 Dinas, Target Realisasi Keuangan Tak Tercapai

Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, dalam bulan ini mulai memberikan surat teguran kepada kepala dinas

Editor: bakri
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT 

BANDA ACEH - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, dalam bulan ini mulai memberikan surat teguran kepada kepala dinas atau Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) yang daya serap atau realisasi keuangan pembayaran paket proyek APBA 2019 tak mencapai target. Dari 57 SKPA, sebanyak 24 Kepala SKPA diberikan surat teguran untuk meningkatkan kinerja proyek dan kegiatannya pada bulan ini.

Total daya serap keuangan APBA 2019 sampai 4 Nopember ini baru sebesar 54,9 persen, sementara targetnya 58,5 persen. Sementara fisik sudah mencapai 60 persen, dari targetnya 65 persen.  "Surat teguran itu diberikan untuk meningkatkan kinerja proyek dan kegiatannya pada bulan ini, jangan sampai tidak mencapai target lagi," ujar Asisten II Setda Aceh, HT Ahmad Dadek, kepada Serambi, di Banda Aceh, Selasa (5/11/2019).

SKPA yang ditegur karena target daya serap keuangan pada Oktober 2019 tidak tercapai antara lain Dinas Koperasi dan UKM. Pada, bulan lalu dinas itu mentargetkan daya serap keuangan mencapai 53,9 persen, namun sampai 4 Nopember 2019, realisasinya baru sebesar 45,2 persen, terjadi deviasi atau minus 8,7 persen. Dinas Pengairan Aceh, targetnya 46,8 persen, realisasi keuangannya 40,9 persen, terjadi kekurangan realisasi 5,9 persen dari target.

Dari 24 SKPA yang ditegur Plt Gubernur, dua SKPA terjadi deviasi target keuangan yang sangat besar dari targetnya yaitu Baitul Mal Aceh mencapai 14 ,9 persen, dan BPSDM 14,7 persen. Selanjutnya Dispora minus 7,2 persen.

Sedangkan kepada SKPA yang daya serap keuangannya melampui target, seperti RSUZA sebesar 2,4 persen, Majelis Adat Aceh sebesar 4,6 persen, dan Distanbun sebesar 2,2 persen, Plt Gubernur Aceh memberi apreasiasi atau pujian, dan SKPA itu diminta terus meningkatkan kinerja, agar target realisasi daya serap keuangan pada akhir November nanti, bisa terlampui lagi.

Ahmad Dadek yang merangkap tugas Kepala Percepatan dan Pengendalian Kinerja (P2K) APBA Setda Aceh mengatakan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan SKPA untuk meningkatkan kinerja realisasi keuangan APBA 2019. Antara lain, menganjurkan rekanan yang realisasi fisik proyeknya sudah di atas 50 persen, segera mengajukan usulan amprahan kedua sebesar 30 persen, setelah pengambilan uang muka 20 persen. Kedua, pelatihan, penyuluhan, serta pengadaan barang dan jasa yang belum dilaksanakan, segera direncanakan untuk pelaksanaannya pada bulan ini. Sehingga dapat menambah daya serap keuangan untuk bulan depan.

Kepada SKPA yang daya serap keuangan masih di bawah target pada bulan lalu, ia meminta untuk meningkatkan kinerja bidang-bidang dan kasi agar segera melakukan program dan kegiatan yang ada di SKPA bulan ini, supaya daya serap keuangan APBA pada akhir bulan nanti tidak lagi minus atau di bawah target.

Selanjutnya, kata Ahmad Dadek, paket-paket proyek fisik APBA 2019 yang masuk dalam kategori merah atau realisasi fisiknya masih di bawah 50 persen pada bulan ini, kontraktornya dipanggil dan diminta menambah buruh, jam kerja, peralatan dan bahan material, di lokasi proyek dalam jumlah yang memadai. Hal ini supaya ketertinggalan progres bulan lalu bisa dikejar dan ditambah pada bulan ini.

Waktu kerja tahun anggaran 2019, ungkap dadek, tinggal 55 hari lagi. Jadi, kalau kontraktornya tidak meningkatkan kinerja pekerjaan proyeknya dengan menambah buruh, jam kerja, peralatan dan bahan material yang cukup di lokasi proyek, pekerjaannya, bisa tidak selesai tepat waktu pada akhir tahun nanti.

Dikatakan, ada beberapa paket proyek fisik yang kinerjanya bertambah setelah Kepala SKPA, PPK dan PPTK memanggil kontraktornya meminta tambah buruh, jam kerja, peralatan dan bahan material, di lokasi proyek. Misalnya pembangunan gedung Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Luengbata.

Pengerukan Kolam Dermaga PPS Kutaradja Lampulo, merupakan paket proyek Dinas Keluatan dan Perikanan Aceh. Sedangkan pengerukan Kolam Dermaga Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lhue, merupakan paket proyek Dinas Perhubungan Aceh. Dari dua paket  itu, kata Dadek, kinerja kontraktor yang mengeruk Kolam Dermaga II PPS Kutaradja, volume kinerjanya agak meningkat. Tapi, untuk progres kinerja proyeknya masih tetap minus.

Yang menjadi kekhawatiran saat ini, menurut Dadek, pengerukan kolam dermaga di Pelabuhan Penyeberangan Penumpang Pelabuhan Ulee Lhue. Sebab, tambahnya, dalam minggu ini pengerjaannya masih berjalan lamban.

Kepada Kadishub, PPK, dan PPTK pelaksana pengerukan Kolam Dermaga Pelabuhan Penyeberangan Penumpang Ulee Lheue, ia meminta untuk memanggil kembali kontraktornya dan dipertanyakan apakah bisa menuntaskan pekerjaannya pada akhir tahun nanti atau tidak.

Sebab, lanjut Ahmad Dadek, hasil evaluasi Tim P2K yang turun ke lapangan, kemajuan proses pengerukannya sangat kecil dan dikhawatirkan jika tidak menambah jam kerja, buruh dan waktu, pekerjaannya bisa tidak selesai pada akhir tahun nanti. (her)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved