Fakta Tak Terduga Tentang KKB Papua, Kapolda Papua Sebut OPM Pengangguran dan Cari Perhatian
Fakta tak terduga tentang KKB Papua ini berdasarkan analisis Wakapendam XVII/Cendrawasih, Letkol Inf Dax Sianturi.
"Pimpinan tertinggi di Ilaga itu banyak, tapi selama ini yang kami lihat aktif itu Lekagak Talenggen," kata Dax.
Namun, diyakini bila struktur organisasi OPM yang sekarang ada sudah tidak terkoordinasi dengan baik.
Bahkan, Goliath Tabuni yang selama ini dianggap sebagai pimpinan tertinggi sudah lama tidak terlihat.
Selain itu, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan ada KKB yang berada disekitar perusahaan tambang eksplorasi bijih PT Freeport Indonesia.
Menurutnya, kelompok tersebut telah beraksi sejak lama dan ingin menganggu perusahaan tersebut.
"Oh itu ada, KKB sebutannya kelompok kriminal bersenjata. Jadi mereka berkelompok tapi sering melakukan perbuatan kriminal dan mereka bersenjata," kata Irjen Pol Paulus Waterpauw dalam acara diskusi yang bertajuk 'Merajut Papua Dalam Bingkai NKRI' di Gedung IASTH, Kampus UI Salemba, Jakarta, Selasa (12/11/2019).
• Wanita Bersuami Diselingkuhi Oknum Polisi, Saat Diminta Tanggungjawab Malah Ditendang & Dituduh Gila
• 5 Fakta Cucu Ketiga Jokowi La Lembah Manah, Arti Nama hingga Makna Wetonnya dalam Jawa

KKB Papua Facebook TPNPB
Paulus Waterpauw, menyebutkan anggota kelompok KKB tersebut tidak begitu banyak.
Menurut Paulus, senjata yang dimiliki kelompok tersebut didapat dari hasil mencuri dan merampas dari aparat keamanan.
"(Personil) tidak banyak, mereka berkelompok. Mungkin daripada mereka nganggur, mereka freeman, mereka tidak punya gaya apa-apa."
"Modalnya merebut senjata anggota, mencuri, merampas, menganiaya anggota dan dengan senjata yang mereka miliki itu melakukan kekerasan itu tidak hanya kepada aparat, masyarakat mereka sendiri," ungkapnya.
Lebih lanjut, Paulus mengatakan motif yang disuarakan KKB ialah masalah kesejahteraan atau masalah ekonomi.

Mantan Kapolda Papua Paulus Waterpauw angkat bicara soal KKB.Kompas.com/Kristian Erdianto
Selain menimpa Freeport, kelompok tersebut juga kerap meminta 'bantuan' kepada pengusaha dan pemerintah.
"Motifnya ekonomi, perusahaan-perushahaan, pemerintah, pengusaha-pengusaha tertantang sama mereka untuk meminta bantuan. Mau makan enak tetapi dengan caranya seperti itu," katanya.