Luar Negeri

Bocah Ini Terlahir dengan Ekor dan Diperlakukan Seperti Dewa, Dipercaya Sebagai Titisan Hanuman

Dianggap titisan Hanoman, enam tahun lalu, Shivam Kumar terlahir dengan secuil 'ekor' berbulu panjang di punggungnya.

Editor: Faisal Zamzami
Domain Umum//Daily Star
Bocah 6 Tahun Dianggap Titisan Dewa Hanoman Karena Rambutnya Ini: 'Kelakuan & Tertawa Seperti Kera' 

SERAMBINEWS.COM - Hanoman atau yang biasa disebut sebagai Anoman ini adalah salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu.

Hanoman sendiri diceritakan sebagai tokoh protagonis dalam Ramayana yang paling terkenal.

Hanoman atau Anoman sendiri digambarkan sebagai seekor kera putih dan merupakan putera Batara Bayu dan Anjani, keponakan dari Subali dan Sugriwa.

Menurut kitab Serat Pedhalangan dilansir dari Wikipedia, tokoh Hanoman sebenarnya memang asli dari Ramayana.

Tetapi dalam pengembangannya tokoh ini juga kadangkala muncul dalam serial Mahabharata.

Sehingga menjadi tokoh antarzaman yang sangat dipuja di India.

Dituding Menistakan Agama dalam Video YouTube-nya, Atta Halilintar: Kami Pecinta bukan Penista

Pendaftaran CPNS 2019 Tinggal Seminggu Lagi: Ini Tips Lancar dan Sukses Mendaftar di Website BKN

Di India, hanoman juga dipuja sebagai dewa pelindung dan beberapa kuil didedikasikan untuk memuja dirinya.

Dianggap titisan Hanoman, enam tahun lalu, Shivam Kumar terlahir dengan secuil 'ekor' berbulu panjang di punggungnya.

Sejak saat itu, dia menghabiskan hidupnya mendapatkan perlakukan bagai dewa kera Hanoman.

Dilansir dari Daily Star Sabtu (16/11/2019), kata ibunya Reena, 30, tetangga keluarga bersikeras memperlakukannya sebagai inkarnasi hidup dari dewa kera Hanoman.

S
Bocah dianggap titisan Hanoman karena berekor (Indian Times)

Bahkan intervensi dari guru lokal di kota asal Shivam di luar Delhi tidak dapat menghentikannya dari perlakuan bak dewa Hanoman ini.

Ibunya berkata, “Semua orang sangat mencintainya di lingkungan saya."

"Awalnya, menimbulkan masalah bagi kami karena orang akan mengunjungi rumah kami setiap hari."

"Hal itu jelas menghambat kehidupan kami sehari-hari."

"Guru kami menyarankan meminta orang untuk menghentikan kegilaan ini dan membiarkan mereka menjalani hidup mereka."

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved