Berita aceh Utara
Begini Penyebab Sering Terjadi Kelangkaan Pupuk Bersubsidi di Aceh Utara
Namun dalam dua tahun terakhir, termasuk tahun 2019 ini, Aceh Utara hanya mendapatkan kuota pupuk bersubsidi jenis urea sebanyak tujuh ton.
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nur Nihayati
Namun dalam dua tahun terakhir, termasuk tahun 2019 ini, Aceh Utara hanya mendapatkan kuota pupuk bersubsidi jenis urea sebanyak tujuh ton.
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Dan Pangan Aceh Utara, Mukhtar SP mengakui kalau selama ini kerap terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi.
Pupuk subsidi langka khususnya jenis urea.
Kondisi ini kerap terjadi di tengah masyarakat memasuki musim tanam.
Menurut Kadis Pertanian Aceh Utara, Mukhtar ada beberapa faktor penyebab.
• Ini Wajah Terduga Pelaku Pelemparan Sperma ke Wanita, Ternyata Kerap Begal Payudara di Tasikmalaya
• Pendaftar CPNS di Pidie Capai 2.381 Orang, Ini Jumlah yang tak Lulus Verifikasi
• Liga 3 Regional Sumatera, Ini Agenda Tim PSLS Hari Ini di Kuantan Singingi Riau
Paling utama penyebab kelangkaan pupuk bersubsidi jenis urea di Aceh Utara, akibat minimnya kuota yang diberikan Pemerintah pusat melalui Pemerintah Provinsi Aceh kepada Aceh Utara.
Dirincikannya, sesuai hasil verifikasi, luas sawah di Aceh Utara saat ini mencapai 40.681 hektare.
Sehingga setiap tahun, dibutuhkan pupuk urea bersubsidi sekitar 16 ribu ton.
"Makanya selama ini kita selalu mengusulkan pupuk bersubsidi dalam RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) ke Pemerintah pusat melalui Dinas Pertanian Provinsi Aceh sebanyak 16 ton," katanya.
Namun dalam dua tahun terakhir, termasuk tahun 2019 ini, Aceh Utara hanya mendapatkan kuota pupuk bersubsidi jenis urea sebanyak tujuh ton.
"Artinya, tidak sampai setengah dari total kebutuhan pupuk di Aceh Utara," ujarnya.
Sehingga Mukhtar pun menyimpulkan, kalau faktor utama sering terjadinya kelangkaan pupuk urea di Aceh Utara, dikarenakan minimnya kuota yang diberikan Pemerintah pusat melalui Pemerintah Provinsi Aceh.
Di samping juga Mukhtar menyebutkan, penyebab lainnya bisa jadi atas dugaan adanya permainan oknum distributor ataupun kios.
"Tapi bila pun ada tentunya skalanya kecil. Lebih besar faktor kurangnya kuota yang diperoleh Aceh Utara," katanya.
Terkait pengawasan dalam upaya memastikan kalau pupuk bersubsidi tersalurkan kepada yang berhak, menurut Mukhtar, memang pihaknya memiliki tim.
"Tapi tapi jumlah tim minim. Namun pastinya tim tetap terus bekerja semaksimal mungkin guna memastikan kalau seluruh pupuk bersubsidi bisa tersalurkan kepada yang berhak," paparnya.
Kesimpulannya, sebut Mukhtar, guna mengantisipasi kelangkaan pupuk bersubsidi jenis urea di Aceh Utara pada tahun 2020 mendatang, tentunya perlu adanya kebijakan Pemerintah pusat melalui Pemerintah Provinsi Aceh, dalam hal jumlah kuota yang akan diberikan.
"Untuk tahun 2020, kita sudah mengusulkan sekitar 16 ribu ton. Ini sesuai dengan kebutuhan di Aceh Utara. Semoga bisa dikabulkan," demikian Mukhtar.(*)