Luar Negeri
Berikut Sejumlah Rudal yang Dimiliki Iran, Disebut Tak Tertandingi dan Jangkauannya Sampai ke Israel
Dalam laporan Badan Intelijen Pertahanan, misil yang dikembangkan Teheran berkembang baik dari segi ukuran, jumlah, hingga kecanggihannya.
SERAMBINEWS.COM - Sebuah studi Pentagon mengungkapkan, meski terkena sanksi selama bertahun-tahun, Iran mampu mengembangkan rudal tak tertandingi di Timur Tengah, bahkan melebihi Israel.
Dalam laporan Badan Intelijen Pertahanan, misil yang dikembangkan Teheran berkembang baik dari segi ukuran, jumlah, hingga kecanggihannya.
Studi Pentagon itu memperlihatkan bagaimana Iran mengembangkan rudal mereka sestrategis mungkin.
Sebab, kekuatan udara mereka masih terbatas.
Dilansir AFP Selasa (19/11/2019), Iran masih bertumpu kepada jet tempur buatan AS yang dipesan Shah Reza Pahlavi, di mana dia digulingkan dalam Revolusi 1979.
"Kurang dalam angkatan udara, mereka mengembangkan rudal balistik jarak jauh untuk menghantam musuh mereka, seperti AS, Israel, dan Arab Saudi," ujar laporan itu.
Menurut laporan tersebut, Iran mempunyai kekuatan rudal terbesar di Timur Tengah, yang bahkan tak bisa disamai Israel berdasarkan keterangan pejabat anonim AS.
Dikatakan bahwa misil yang dikembangkan Teheran bisa menjangkau jarak hingga 2.000 kilometer, dan mampu mencapai Saudi atau Tel Aviv.
Pada 2017, mereka sempat memamerkan rudal Khoramshahr.
Presiden Donald Trump dalam kicauannya sempat menyebut teknologi rudal itu dari Korea Utara.
Namun bisa mengembangkan rudal hebat, negara itu diketahui hanya menghabiskan anggaran hingga 20,7 miliar dollar AS, sekitar Rp 291 triliun, untuk militer pada 2017.
Ekonomi mereka terpuruk pada 2018 setelah Trump keluar dari perjanjian nuklir 2015, dan mulai menerapkan serangkaian sanksi.
Pakar Iran di Badan Intelijen Pertahanan Christian Saunders berujar, dia khawatir jika embargo senjata terhadap Iran berakhir.
"Embargo itu bakal habis pada Oktober 2020. Mereka berkesempatan mendapatkan kemampuan menakjubkan yang tidak mereka capai sebelumnya," ujar Saunders.
Republik Islam itu dijatuhi embargo oleh PBB setelah impor senjata terakhir pada 2016.