Pulau Balai Aceh Singkil, Jadi Desa Wisata Yang Dikelola BUMDes

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Balai Jaya yang diberi wewenang untuk mengelola desa wisata itu langsung memoles kawasan destinasi wisata

Editor: bakri
DOK ACEH ROVERWAY
Suasana cottage yang dikelola BUMDes Balai Jaya di Desa Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil dilihat dari udara. Foto direkam Oktober 2019. 

Pulau Balai di Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil kini menyandang nama sebagai desa wisata. Program tersebut dicetuskan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT dan Transmigrasi)  Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (PDTU), dan Direktorat Pembangunan Daerah Terluar berkolaborasi, bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Aceh Singkil.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Balai Jaya yang diberi wewenang untuk mengelola desa wisata itu langsung memoles kawasan tersebut menjadi destinasi wisata baru di Pulau Banyak.

Letaknya berada di Ujung Amerika yang merupakan salah satu lokasi di Pulau Balai, ibu kota Kecamatan Pulau Banyak.

BUMDes itu memiliki cottage di atas laut dengan pemandangan jembatan iconik penghubung Pulau Balai-Teluk Nibung. Suguhan lain, para wisatawan dapat menikmati hamparan air laut biru tosca, serta melihat sunset menjelang sore. Cottage pun dibuat natural, terletak di dua sisi jalan di atas laut.

Selain cottage, di lokasi ada kantin serta tempat bermain dan gazebo dengan pemandangan ke laut. BUMDes pun memiliki sepeda bagi wisatawan yang ingin berkeliling pulau. "Bagi wisatawan yang ingin berkeliling pulau-pulau, BUMDes menyewakan transportasi laut dan alat selam," kata Kepala Desa Pulau Balai, Sudirman kepada Serambi, Rabu (20/11/2019).

Menurut Sudirman, BUMDes Balai Jaya terus berbenah sehingga dapat menarik wisatawan. Cottage yang dikelola BUMDes Balai Jaya lokasinya strategis karena berada di Pulau Balai yang merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Pulau Banyak. Dari pelabuhan feri dan pelabuhan tradisional, lokasi desa wisata itu bisa ditempuh sekitar 10 menit dengan mengendarai roda dua.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Kadisparpora) Aceh Singkil, Faisal Spd kepada Serambi, Rabu (20/11/2019), menjelaskan, program desa wisata Pulau Balai itu sudah dimulai sejak tahun 2018 lalu. Pada tahap pertama, sebutnya, pemerintah mengucurkan anggaran senilai Rp 1,8 miliar untuk membangun landmark sebagai identitas desa wisata, yang kemudian dilanjutkan dengan membangun lima unit pondok wisata dan satu unit resto induk.

“Destinasi wisata baru yang berada di Ujung Amerika Pulau Balai ini berawal dari program pembangunan desa wisata baru dari Kemendes PDT dan Transmigrasi RI via Ditjen PDTU, dan Direktorat Pembangunan Daerah Terluar," kata Faisal.

Selanjutnya, beber dia, pada tahun 2019, kawasan desa wisata Pulau Balai dibangun tiga cottage, jembatan penghubung antar cottage, tower air, dan mobiler pendukung pondok dan resto, senilai senilai Rp 1,6 miliar. "Untuk kesiapan SDM desa wisata tahun 2020, Ditjen PDTU sudah memplot dana pelatihan pelaku desa wisata yang diharapkan bisa mengelola desa wisata dengan baik," jelas Faisal.

Fasilitas tersebut, ulasnya, diserahkan pengelolaannya kepada BUMDes Balai Jaya Desa Pulau Balai. Ia berharap, semua fasilitas itu bisa dikelola dengan baik baik. "Saya juga minta dana desa dianggarkan untuk mendukung pengembangannya," tegasnya.(de/rel)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved