Mihrab
Pemimpin Jadi Penggerak Shalat Subuh Berjamaah, Percepat Kesejahteraan dan Keberkahan
Semakin ramai shalat subuh di masjid, maka semakin mempercepat kesejahteraan dan keberkahan yang Allah turunkan untuk daerah kita ini
SERAMBINEWS.COM - Setiap pemimpin diharapkan memberikan keteladanan dengan selalu terdepan menjalankan amar makruf nahi munkar lebih-lebih di Aceh sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam.
Salah satunya, para pemimpin di setiap tingkatan mulai gubernur, bupati/walikota, kepala dinas, camat dan keuchik dengan kekuasaan di tangannya harus menjadi penggerak dan pendorong dalam gerakan shalat subuh berjamaah di masjid.
Sehingga jika shalat subuh berjamaah di masjid – masjid bisa seramai shalat Jum'at, maka bisa menjadi salah satu tolok ukur suatu negeri akan lebih sejahtera, aman dan makmur.
Untuk mewujudkan hal ini, tidak cukup dengan ajakan dan imbauan para da’i, akan tetapi sangat ditentukan oleh para pemimpin di daerah yang ikut mendorong dan menjadi penggerak subuh berjamaah di masjid lewat kewenangan dan regulasi yang dibuat lewat tangan pemimpin.
• Rumoh Gizi Gampong Solusi Pencegahan Stunting di Aceh
"Kita berharap, wahai para pemimpin Aceh, jadilah penggerak shalat subuh berjamaah, menggerakkan anak buah, stafnya dan akhirnya diikuti rakyatnya. Semakin ramai shalat subuh di masjid, maka semakin mempercepat kesejahteraan dan keberkahan yang Allah turunkan untuk daerah kita ini," ujar Ustadz Zul Arafah (Pimpinan Majelis Zikir Arafah, Neusu Banda Aceh) saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Selasa (26/11/2019) malam.
Menurutnya, jika seorang pemimpin di suatu instansi, daerah dan gampong sudah menggerakkan dan berdiri dalam barisan shaf shalat subuh berjamaah di masjid, maka pasti anak buahnya akan ikut serta, sehingga nantinya akan semakin ramai masjid.
Apalagi jika pemimpin tersebut mau safari berkeliling dari masjid ke masjid memimpin subuh berjamaah.
Ustadz Zul Arafah yang juga penggerak jamaah safari subuh Arafah ini mengungkapkan, awalnya memang tidak semua orang sanggup melaksanakan ibadah shalat subuh secara berjamaah di masjid.
Kecuali hamba – hamba pilihan Allah.
Kalau sendainya subuhnya sudah di masjid. Insya Allah, dhuhur, ashar, magrib dan isya, juga akan selalu dilaksanakan secara berjamaah di masjid.
“Kalau subuhnya belum sanggup di masjid, zuhur, ashar, magrib dan insya, ia akan dicurigai. Akan berat sekali,” ujarnya di hadapan jamaah pengajian KWPSI.
• 73 Pelamar CPNS di Pidie Gagal Ikut Tes, 4.777 Masih Diverifikasi
Ustadz Zul menyebutkan, ada 10 keistimewaan melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid. Pertama, mereka mendapat doa dari Nabi Muhammad.
Nabi berdoa kepada Allah agar memberkahi umatnya yang shalat subuh berjamaah di masjid.
“Banyak kita lihat, orang – orang yang subuhnya berjamaah di masjid, luar biasa berkah hidupnya. Berkah rumah tangganya, berkah rezekinya, berkah jasadnya, tubuhnya sehat wal a’fiat, jarang sakit. apalagi jika mandi sebelum subuh,” jelasnya.
Ada seorang psikiater dari Australia bernama Baron Umar, kata Ustadz Zul Arafah, dia datang ke China untuk belajar akupuntur selama dua tahun, ternyata semua titik akupuntur terletak pada anggota air wudhu.
Ternyata 493 pusat titik akupuntur, itu terletak dalam anggota air wudhu, yang pertama adalah bagian muka, itu terdapat 84 titik, kemudian di kepala terdapat 64 pusat titik akupuntur yang bagus dibasahi, agar merangsang.