Breaking News

Berita Pidie Jaya

Puluhan Korban Gempa Gampong Sagoue Pijay belum Punya Rumah

"Peue tapreh teuma lom. Kakeuh lageu na laju taduek. Pat ek tapike lom (apa yang ditunggu lagi. Udahlah seadanya saja kita tempati. Gak sanggup lagi m

Penulis: Abdullah Gani | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Korban gempa Pidie Jaya. 

"Peue tapreh teuma lom. Kakeuh lageu na laju taduek. Pat ek tapike lom (apa yang ditunggu lagi. Udahlah seadanya saja kita tempati. Gak sanggup lagi mikirkan ini -red)," kata seorang korban gempa di Tampui.

Laporan Abdullah Gani  | Pidie Jaya

SERAMBINEWS,COM.MEUREUDU - Puluhan kepala keluarga (KK) korban gempa bumi Gampong Sagoue Kecamatan Triengadeng, Pidie Jaya, hingga saat ini belum memiliki rumah baru.

Karena rumah baru tidak diketahui kapan akan dibangun.

Sehingga sebagian mereka sampai sekarang masih menumpang di hunian sementara (huntara), di rumah orangtua.

Bahkan ada yang tinggal di rumah dinas guru SD.

Keuchik Gampong Sagoue, H Azhar, kepada Serambinews,com menyebutkan, dari total rumah rusak berat atau hancur akibat gempa bumi Pijay akhir Desember 2016 lalu 89 unit, hanya baru 27 unit yang rampung dibangun.

Rinciannya, yang dibangun tahap pertama 23 unit dan tahap kedua hanya empat unit.

Minta Pedagang Kembali ke Pasar, Kadisperindagkop Subulussalam Janji Tertibkan yang Jualan di Jalan

Sedangkan lainnya sebanyak 62 unit lagi sama sekali belum diketahui kapan akan dibangun.

Kendati dikabarkan sisanya 62 unit lagi masuk dalam tahap ketiga, tapi sebut Azhar yang juga pensiunan TNI-AD, belum dapat diyakini seratus persen.

Hal Itu berdasarkan pengalaman tahap pertama dan kedua.

Awalnya disebut sekian akan dibangun, nyatanya tidak demikian.

sehingga muncur image yang kurang mengenakkan dalam masyarakat.

seakan keuchik/perangkat ada main dengan BPBD.

Betapa tidak, rumah yang seyogianya mendesak dibangun, tiba-tiba tidak jadi.

Begitulah kemungkinan yang bakal muncul pada tahap ketiga nanti. 

Semua rumah yang tersisa itu, lanjut H Azhar sudah disampaikan datanya ke BPBD.

Pihaknya menghendaki, supaya semua rumah warga korban gempa dibangun pada tahap ketiga.

DPRK Bener Meriah Tetapkan Alat Kelengkapan Dewan

H Azhar mencontohkan, rumah korban gempa yang pada tahap pertama seharusnya harus didahulukan bangun baru yaitu, milik Abdullah Peukan, Safi Ben, Sayuti, serta Bukhari Abdullah.

Sementara belasan rumah di Gampong Tampui kecamatan sama yang dibangun tahap pertama tahun 2018 lalu, hingga sekarang belum selesai seratus persen.

Seperti dilaporkan Abdullah Zainal, salah seorang warga setempat yang rumah orangtuanya Rakiah Piah juga sampai sekarang tak kunjung rampung.

Rumah lainnya yang juga bernasib sama adalah, kepunyaan Jummuri Usman Salami (janda) serta milik Aiyub.

Umumnya yang belum selesai meliputi bagian belakang atau WC/Toilet, pintu belum terpasang serta pengecatan.

Ini Rangkaian Kegiatan Peringatan 15 Tahun Tsunami Aceh

Karena sudah sekian lama ditunggu-tunggu belum juga selesai.

Sehingga kebanyakan warga terpaksa menempatinya.

"Peue tapreh teuma lom. Kakeuh lageu na laju taduek. Pat ek tapike lom (apa yang ditunggu lagi. Udahlah seadanya saja kita tempati. Gak sanggup lagi mikirkan ini -red)," kata seorang korban gempa di Tampui.

Sedangkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (kalak-BPBD) Pijay, HM nasir SPd, kepada wartawan menyebutkan, rumah tahap pertama sudah rampung 100 persen.

Malah, sekarang ini rumah yang dibangun tahap kedua juga hampir semua sudah ditempati pemilik.

Pemkab Pijay, lanjut Nasir, kini siap-siap membangun yang tersisa dan dijadwalkan paling awal tahun 2020 dimulai. (*)

Redmi 8A Dibanderol Harga Rp 1,4 Juta dan Redmi 8 Rp 1,75 Juta, Cek Spesifikasi di Sini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved