Hakim Jamaluddin ternyata Sudah Tewas Sejak Subuh  

Fakta baru atas kematian Hakim Pengadilan Negeri Medan Jamaluddin pada 29 November silam kembali muncul. Humas PN Medan

Editor: bakri
SERAMBI/RIZWAN
Jenazah Jamaluddin, hakim PN Medan yang diduga korban pembunuhan ketika dibawa untuk dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Desa Nigan, Kecamatan Seunagan, Nagan Raya, Sabtu (30/11/2019) sore. 

MEDAN - Fakta baru atas kematian Hakim Pengadilan Negeri Medan Jamaluddin pada 29 November silam kembali muncul. Humas PN Medan Erintuah Damanik mengungkapkan, dari hasil dari autopsi hakim Jamaluddin ternyata sudah meninggal sejak dinihari.

"Kami mendengar hasil visum dinyatakan korban 20 jam sebelumnya sudah meninggal. Artinya jika dihitung mundur 20 jam, itu dia (Jamaluddin) meninggal sekitar jam 3 atau 4 subuh," jelas Erintuah Damanik.

Ia mengaku belum mengetahui siapa pelaku yang membunuh rekan kerjanya, sebelumnya Kapolda Sumut menyebut Jamaluddin dibunuh oleh orang dekat. "Kita belum dapat, hanya dengar-dengar dari rekan wartawan, dari rekan pers bahwa ada terduga ini-itu cuma kita belum tahu pastinya. Kita enggak tahu lah ya, ini biasanya rekan wartawan yang lebih tahu," sambungnya.

Ditanya apakah Jamaluddin memiliki pekerjaan lain selain hakim di PN Medan, Erintuah Damanik menegaskan tak tahu. Namun, istri almarhum memiliki bisnis properti. "Istrinya suka share di facebook punya perumahan. Dia juga punya bisnis penimbunan tanah jalan tol. Sawit juga," tutur Erintuah Damanik.

Kepemilikan bisnis tersebut oleh keluarga Jamaluddin diyakini tidak melanggar prosedur. "Kalau gak ada (jabatan) saya kita gak masalah," pungkasnya.

Fakta terbaru ini tidak sinkron dengan keterangan istri Jamaluddin, Zuraida Hanum. Zuraida menceritakan Jamaluddin berangkat dari rumah pukul 5.00 WIB. Zuraida mengatakan semua perlengkapan seperti baju, sepatu dan perlengkapan kantor sudah disiapkannya di dalam mobil.

Namun, kata Zuraida, ia sudah menyarankan kepada suami untuk didampingi pergi ke bandara. Namun suami tidak mau dengan alasan karena sudah pagi. Almarhum juga mengatakan setelah ke bandara akan langsung ke kantor PN Medan.

“Siapa yang akan dijumpai saya tidak tahu. Bapak tidak cerita ke saya siapa yang ingin berjumpa,” sebutnya dalam wawancara dengan sejumlah wartawan di kediamannya di rumah duka di Nagan Raya setelah prosesi pemakaman suaminya pada Sabtu (30/11/2019) petang.

Apalagi selama ini, kata Zuraida, suaminya terkadang pulang bisa sampai malam hari dan pergi ke kantor bisa lebih subuh sehingga tidak pernah menaruh rasa curiga.

Terkait ditemukan suaminya meninggal, Zuraida meminta kepolisian di Medan dapat mengungkap kasus tersebut dan menangkap pelaku.

Sebab, kasus kematian suaminya di dalam mobil dengan kondisi tidak wajar. Seperti ditemukan memar di hidung, dan berada di bangku tengah.

“Saya lihat kondisi bapak memar di hidung ketika dibawa ke rumah sakit. Harapan saya (kasus) ini segera terungkap,” harap Zuraida.

Sementarta itu polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa penelepon misterius tersebut. "Itu nanti tim IT kita yang bekerja. Tim masih bekerja di lapangan untuk mengungkap kasus ini," kata Kasubbag Humas Polrestabes Medan, Kompol Edward Saragih, Selasa (3/12/2019).

Edward menyebutkan hingga saat ini pihaknya terus menggali keterangan dari berbagai pihak agar secepatnya kasus tersebut terkuak. Termasuk, juga akan mengecek kebenaran informasi adanya penelpon tersebut. "Hingga saat ini belum dicek," sebut Edrward singkat.

Sebelumnya Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto mengungkap dugaan keterlibatan orang dekat almarhum Jamaluddin.  "Sedang didalami. Artinya bahwa kemungkinan dibunuh. Kayaknya orangnya (pelaku pembunuhan) tidak jauh," kata Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto di Lapangan Merdeka Medan, Minggu (1/12/2019).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved