BNN Sebut Ganja Masih Jadi Primadona Pecandu Narkoba di Indonesia, Disusul Sabu dan Ekstasi
Dua jenis narkoba lain yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia setelah ganja, lanjutnya, adalah sabu dan ekstasi.
"Tapi yang pasti peningkatan itu berdasarkan data itu meningkat pada setiap akhir tahun."
"Kalian sendiri lah menyimpulkan itu kira-kira seperti itu kenapa," kata Krisno di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2019).
Krisno menjelaskan , salah satu faktor peningkatan peredaran narkoba bisa jadi lantaran banyaknya petugas yang libur.
Sehingga, pengawasan kala itu melemah dan diandalkan peredaran narkoba.
"Kalau kami itu faktornya banyak, mungkin karena angin laut lagi rendah."
• YouTube Rewind 2019, Ada Atta Halilintar hingga Boyband Korea BTS Masuk Daftar
• Diduga Telah Menghinanya, Maruf Amin Maafkan Habib Jafar Shodiq dan Tak Lapor Polisi
"Mungkin pengawasan lagi lengah, dianggap akhir tahun lagi banyak yang libur petugasnya. Jadi semua banyak faktor itu," jelasnya.
Di sisi lain, Krisno menyatakan telah melakukan langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya peredaran narkoba, khususnya di Jakarta.
Salah satunya, dengan pengawasan langsung terhadap titik-titik rawan peredaran narkoba.
"Intelijen kami bergerak, lalu juga mengimbau di tempat hiburan malam jangan sampai disalahgunakan atau dimanfaatkan oleh pengedar ini kan."
"Atau event-event old and new," tuturnya.
Selain tempat hiburan malam, ia juga telah menyoroti sejumlah tempat lain yang dinilai rawan peredaran narkoba.
"Ada tempat semacam kos-kosan atau apartemen tertentu yang rawan itu ada, kita punya gambarannya," bebernya.
Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut ihwal tempat mana yang jadi target peredaran narkoba.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, merespons berkembangnya wacana pembubaran Badan Narkotika Nasional (BNN).
Menurut Dasco, wacana tersebut perlu kajian yang lebih mendalam.