Keluarga Hakim Jamaluddin Cekcok di Pemakaman , Saat Peletakan Batu Nisan  

Peletakan batu nisan di kuburan almarhum yang berada di Gampong Nigan, Kecamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya

Editor: bakri
SERAMBI/RIZWAN
Jenazah Jamaluddin, hakim PN Medan yang diduga korban pembunuhan ketika dibawa untuk dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Desa Nigan, Kecamatan Seunagan, Nagan Raya, Sabtu (30/11/2019) sore. 

SUKA MAKMUE - Satu minggu sudah sejak meninggalnya Jamaluddin SH MH, hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan. Sabtu kemarin (7/12/2019) dilakukan peletakan batu nisan di kuburan almarhum yang berada di Gampong Nigan, Kecamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya.

Informasi yang diperoleh Serambi, peletakan atau penanaman batu nisan di kuburan Jamaluddin dihadiri keluarga dari istri Jamaluddin yang berasal dari Gampong Suak Bilie, Kecamatan Suka Makmue, Nagan Raya. Istri almarhum, Zuraida Hanum (42) juga ikut dalam rombongan.

Peletakan batu nisan dijadwalkan pukul 12.00 WIB. Namun sebelum acara dimulai, tiba-tiba keluarga Jamaluddin yang berasal dari Gampong Nigan, Kecamatan Seunagan, hadir di lokasi, di antaranya Yusmanidar, Nurma dan Rohana. Mereka langsung meluapkan kekesalan kepada istri almarhum terkait kematian Jamaluddin yang diduga dibunuh oleh orang dekat.

Perang mulut pun terjadi. Suasana semakin panas dan baru mereda setelah dilerai oleh warga sekitar. Tiga anggota keluarga Jamaluddin langsung meninggalkan lokasi, sedangkan acara peletakan batu nisan terus dilaksanakan hingga selesai.

Sangat terpukul

Sementara itu, Hj Rohana, kakak almarhum Jamaluddin yang menetap di Desa Nigan mengungkapkan jika ia dan keluarganya sangat terpukul terhadap peristiwa meninggalnya Jamaluddin. Apalagi selama ini adiknya itu selalu berkomunikasi dengan keluarga di Nigan.

“Terakhir adik saya pulang ke Nigan beberapa pekan lalu mempesijuek pulang dari haji,” kata Rohana kepada sejumlah wartawan di kediamannya di Desa Nigan, Jumat sore.

Mewakili keluarga Jamaluddin di Nigan, Rohana meminta polisi agar mengungkap tuntas dan menangkap pelaku yang membunuh Jamaluddin. “Kita mengharapkan polisi serius mengungkap kasus ini,” pintanya.

Harapan sama juga disampaikan Anggota Ikatan Pemuda Nigan, Salahuddin. Pihaknya meminta polisi di Medan serius menuntaskan kasus pembunuhan terhadap hakim Jamaluddin. “Hukum setimpal pelaku. Kami minta diusut tuntas,” pungkas Salahuddin kepada wartawan.

Ia mengaku kenal dengan hakim Jamaluddin. Menurutnya almarhum semasa hidupnya sangat baik dengan warga Nigan dan juga sering berkomunikasi. “Kami dari kalangan pemuda Nigan sangat bersedih atas kepergian almarhum dengan kondisi yang tidak wajar,” ujarnya.

Seperti diketahui, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium forensik, Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan Jamaluddin tewas antara 12 sampai 20 jam sebelum mayatnya ditemukan pada Jumat (29/11/2019).

"Karena sudah lewat meninggal, kaku, udah lemas kembali, kemudian lembab kembali, dan arah kepada pembusukan," ujar Agus, Rabu (4/11/2019).

Saat ini tim dari Polda Sumut dan Polrestabes Medan masih melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku pembunuhan Jamaluddin. "Kita mau menduga orang sebagai pelaku itu kan enggak boleh gegabah. Dalami semuanya alibi, kita periksa semua alat bukti yang ada. Mohon doa restu agar kasus ini segera terungkap," ucap Agus.

Polda Sumut juga sudah memeriksa 22 orang saksi terkait kasus tersebut, termasuk di antaranya istri hakim PN Medan, Zuraida Hanum. Pemeriksaan dilakukan di Aceh. Meski demikian, Kasat Reskrim Polrestabes Medan Eko Hartanto, membantah jika Zuraida Hamum telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka. "Gak ada," katanya.

Namun dia mengungkapkan kalau pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan dan peniyidikan intensif terhadap istri korban.

Di samping itu, Polisi juga tengah mencari bukti penting, yakni handphone milik hakim Jamaluddin. Pentingnya alat komunikasi itu, untuk menguak siapa sosok yang dihubungi pria 55 tahun itu. Sosok itu pula yang disebut-sebut dijemput Jamaluddin ke Bandara Kualanamu Internasional, sebelum ditemukan tak bernyawa di dalam mobilnya.

Jamaluddin ditemukan meninggal dunia dalam mobil Toyota Land Cruiser (LC) Prado warna hitam BK 77 HD, Jumat (29/11/2019) sekitar pukul 13.00 WIB dan diduga merupakan korban pembunuhan. Korban ditemukan warga dalam jurang di areal kebun sawit Dusun II, Desa Namo Rambe, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.

Saat ditemukan, tubuh korban terbujur kaku di kursi mobil bagian tengah. Setelah dilakukan serangkaian olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh polisi, jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk diautopsi. Setelah proses autopsi selesai, jenazah Jamaluddin dibawa pulang ke kampung istrinya di Desa Suak Bilie, Nagan Raya, dan kemudian dikebumikan di tanah kelahirannya Desa Nigan, Kecamatan Seunagan, Nagan Raya, Sabtu (30/11/2019) lalu.

Sementara itu,  suasana di rumah duka atau rumah mertua almarhum di Desa Suak Bilie, Kecamatan Suka Makmue, Nagan Raya pada Sabtu (7/12/2019) mulai sepi. Kenduri kematian Jamaluddin yang berlangsung selama tujuh sudah berakhir.

Meski demikian, pihak keluarga dari istri Jamaluddin di Desa Suak Bilie masih belum bersedia memberikan tanggapan apapun kepada media terkait pemeriksaan istri hakim Jamaluddin yang dilakukan tiga hari lalu.

Sementara informasi lain, anak almarhum pertama, Kenny Akbari Jamal (23) beberapa hari ini menginap di rumah keluarga ayaknya di Desa Nigan. Sedangkan Rajid Fandi Jamal (18) sudah kembali ke Jakarta melanjutkan kuliah. Sedangkan anak terakhir almarhum Khanza Jauzahira Jamal (7) bersama Zuraida Hanum di Suak Bilie.

Menurut sumber Serambi, Zuraida Hanum direncanakan pada Sabtu malam ini akan bertolak ke Medan, Sumatera Utara, menuju rumah mereka di Perumahan Royal Monaco, Medan Johor, Sumatera Utara, yang sudah sepekan terakhir ditinggalkan karena pulang ke Nagan Raya.

Sebelumnya, Tim Polda Sumatera Utara (Sumut) dan Polrestabes Medan, sudah memeriksa Zuraida Hanum (42), istri Jamaluddin SH MH, hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan yang meninggal dunia karena diduga dibunuh. Penyidik juga sudah memeriksa tiga anak Jamaluddin dan adik perempuan Zuraida Hanum.

"Pemeriksaan berlangsung selama tiga hari. Ada lima orang yang diperiksa," ungkap sumber Serambi, Jumat (6/12/2019).

Zuraida sendiri memilih diam (bungkam) dan terus menghindar dari wartawan, sementara adik dan ayahnya juga belum bersedia memberi penjelasan. Apalagi, pada hari itu Zuraida terlihat sibuk menerima pelayat yang datang ke rumahnya di Desa Suak Bilie, untuk menghadiri acara seunudjoh suaminya yang dulu juga menjabat sebagai Humas PN Medan.(riz)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved