Info DPRK Banda Aceh

Terkait Penertiban, DPRK Banda Aceh Minta Atensi Khusus untuk Galian C, Menyangkut Kebutuhan Warga

Daniel menyampaikan bahwa pihaknya mendukung langkah pemerintah untuk menertibkan pertambangan-pertambangan ilegal

Editor: Ansari Hasyim
For Serambinews.com
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Daniel Abdul Wahab, meminta Pemerintah Aceh segera mencari solusi agar operasional Bus Trans Koetaradja dapat kembali dilanjutkan.  

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wakil Ketua I DPRK Banda Aceh, Daniel Abdul Wahab, menyampaikan bahwa pemerintah harus memberikan perlakuan khusus atau pengecualian terhadap tambang galian C yang ada di Aceh, khususnya yang memasok kebutuhan untuk Kota Banda Aceh.

Hal itu disampaikan Daniel menanggapi rencana penertiban dan pendisiplinan pertambangan yang ada di Aceh.

Pada Kamis, 2 Oktober 2025, Gubernur Aceh melakukan pertemuan dengan unsur Forkopimda dari seluruh Aceh untuk membahas persoalan pertambangan ilegal atau yang tidak memenuhi izin.

Daniel Abdul Wahab hadir sebagai salah satu perwakilan dari Banda Aceh dalam pertemuan tersebut.

Daniel menyampaikan bahwa pihaknya mendukung langkah pemerintah untuk menertibkan pertambangan-pertambangan ilegal di Aceh sebagai upaya mewujudkan lingkungan hijau.

Namun, ia menekankan bahwa penertiban harus memperhatikan kebutuhan masyarakat, terutama untuk galian C yang selama ini menjadi penopang utama kebutuhan masyarakat.

Menurutnya, galian C berbeda dengan pertambangan batubara atau emas.

" Galian C berasal dari rakyat untuk rakyat; para pekerjanya adalah masyarakat, dan hasil tambangnya juga digunakan oleh masyarakat," ujar Daniel.

Salah satu contohnya adalah kebutuhan warga Banda Aceh.

Daniel menjelaskan bahwa galian C berbeda dengan pertambangan emas atau batubara yang hasilnya tidak langsung dirasakan oleh masyarakat kecil.

Sedangkan Galian C menghasilkan material seperti batu gunung, batu koral, pasir, tanah timbun, hingga tanah liat.

Semua itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, mulai dari membangun rumah, pagar, hingga tempat ibadah seperti meunasah atau masjid di kampung-kampung.

Menurut Daniel, kebutuhan galian C menyangkut kepentingan masyarakat hingga ke lapisan bawah. Jika suplai terhenti, maka roda perekonomian masyarakat juga akan terhenti.

Warga yang ingin membangun rumah tidak bisa melanjutkan, tukang tidak bisa bekerja, toko bangunan kehilangan pembeli, dan industri kecil yang membutuhkan bahan bangunan juga akan berhenti beroperasi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved