Pelabuhan Internasional
LembAHtari: Pengelolaan Pelabuhan Internasional Tamiang Harus Jelas
Dukungan ini bahkan sudah disampaikan Direktur Eksekutif LembAHtari Sayed Zainal secara terbuka di hadapan Bupati Aceh Tamiang Mursil, Ketua DPRK Ace
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Lembaga Advokasi Hutan Lestari (LembAHtari) ikut mendukung pembangunan pelabuhan internasional Aceh Tamiang yang saat ini sudah mulai dikerjakan.
Dukungan ini bahkan sudah disampaikan Direktur Eksekutif LembAHtari Sayed Zainal secara terbuka di hadapan Bupati Aceh Tamiang Mursil, Ketua DPRK Aceh Tamiang Suprianto dan Rusli selaku pemodal pembangunan pelabuhan, kemarin.
Namun ada catatan penting yang disampaikan Sayed Zainal terkait siapa penanggung-jawab sekaligus pengelola pelabuhan itu bila nantinya sudah beroperasi.
Sayed khawatir pelabuhan ini akan diklaim sepihak sebagai milik pribadi karena dibangun dengan menggunakan anggaran pribadi.
“Jangan sampai menjadi kartel. Kalau memang tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat, harus diperjelas mulai sekarang,” kata Sayed kepada Serambi, Minggu (15/12/2019).
• HIV/AIDS Bunuh 16 Warga Lhokseumawe, Hingga Kini Tercatat 66 Kasus, Ini Cara Mencegahnya Sejak Dini
• 62.500 Anak di Lhokseumawe Belum Miliki KIA, Ini Sebabnya
• 4.158 CPNS Abdya Lulus Seleksi Administrasi, Pelamar Tak Lulus Bisa Lakukan Hal ini
Dia menegaskan kritikan ini bukan bermaksud mengganjal proses pembangunan pelabuhan yang terletak di Kecamatan Seruway itu. Justru dia menegaskan sangat mendukung keberadaan pelabuhan internasional agar bisa mengangkat potensi perekonomian daerah.
“Persoalannya kalau ada landasan hukum yang belum terpenuhi, apa kita harus diam. Setahu saya tidak mudah membangun pelabuhan, banyak izin yang harus dipegang. Apakah ini sudah ada,” tanya dia.
Senada dengan Sayed, Ketua DPRK Aceh Tamiang Suprianto juga meminta pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan pelabuhan ini melengkapi seluruh dokumen yang dibutuhkan. Baik secara lembaga maupun pribadi, Suprianto menegaskan mendukung pembangunan pelabuhan ini.
“Sebagai bentuk dukungan, kami menganjurkan seluruh dokumen perizinan harus dilengkapi biar ke depannya tidak ada persoalan,” kata Suprianto.
Pembangunan pelabuhan ini diinisiasi dan dimodali Ketua Asosiasi Pengusaha, Importir Aceh Tamiang, Rusli atau yang akrab disapa Koceng. Dia menjelaskan pelabuhan ini akan dilengkapi dok atau galangan kapal, tempat pelelangan dan pengolahan ikan.
"Kami menginginkan pelabuhan ini nantinya jadi sentra ekspor impor. Jadi tidak hanya berkaitan dengan ikan, semua produk pertanian atau perkebunan dilakukan di sini," jelasnya.(*)