Pelayanan Haji
Kemenag Sebut Kepuasan Jamaah terhadap Pelayanan Haji Tahun Ini Meningkat
Tahun ini kepuasan jamaah haji berdasarkan survei menjadi sangat memuaskan dengan nilai 85,91 atau meningkat dari tahun 2018 yang hanya sebesar 85,23.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Aceh membedah persoalan haji dan umrah bersama ratusan masyarakat dari berbagai kalangan melalui kegiatan Jamarah (Jagong Masalah Haji dan Umrah) di Grand Nanggroe Hotel, Banda Aceh, Minggu (15/12/2019).
Dalam kesempatan tersebut yang menjadi narasumber Dirjen PHU Kemenag RI, Prof Nizar, Kakanwil Kemenag Aceh, HM Daud Pakeh, dan Direktur Haji Luar Negeri, Sri Ilham Lubis.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Prof Dr Nizar mengatakan, pihaknya ingin meningkatkan pelayanan bagi jamaah haji di tahun 2020 dengan inovasi-inovasi baru yang telah direncanakan.
Berdasarkan survei, indeks kepuasan jamaah haji Indonesia terhadap pelayanan haji di tahun 2019 meningkat.
Di tahun ini kepuasan jamaah haji berdasarkan survei menjadi sangat memuaskan dengan nilai 85,91 atau meningkat dari tahun 2018 yang hanya sebesar 85,23.
"Hal tersebut tidak terlepas dari pelayanan yang diberikan petugas haji Indonesia saat jamaah menunaikan jamaah haji di Mekkah," ungkap Nizar.
Dirjen PHU menargetkan di tahun 2020 indeks kepuasaan jamaah harus mencapai nilai 86,00. "Jadi ada kenaikan 0,9 poin dalam hal ini," ujarnya.
Nizar juga mengatakan, ada 8 inovasi yang dilakukan Kementerian Agama dalam upaya peningkatan pelayanan jamaah haji di tahun 2019.
Nizar mencontohkan, pelayanan jamaah haji di tahun 2019 seperti perekaman biometrik di bandara masing-masing, peningkatan fasilitas layanan, penomoran tenda saat berada di Arafah, Muzdalifah dan Mina dan juga penempatan jamaah haji berdasarkan sistem zonasi.
Ia menjelaskan, untuk perekaman biometrik sejauh ini hanya diterapkan di Bandara Soekarno Hatta.
Hal tersebut ditinjau dari fasilitas yang dimiliki bandara tersebut dan juga karena terbatasnya SDM imigrasi Arab Saudi yang diutus ke Indonesia.
Menteri Agama meminta agar perekaman biometrik dapat berjalan sepenuhnya di seluruh bandara di Indonesia sehingga jamaah tidak perlu berlama-lama di bandara.
Namun berdasarkan survei hanya bandara di Surabaya yang sudah bisa diterapkan di tahun 2020.
"Tahun 2020 ini, hasil koordinasi dengan Menteri Agama dan Insya Allah akan mengembangkan fast track atau percepatan menuju ke Mekkah akan diperluas ke Surabaya karena tempatnya layak dan ada dua terminal," ujarnya.