Pria Lansia Derita Kanker Mata, Berawal dari Cabut Tahi Lalat Enam Tahun Lalu
Seorang pria lanjut usia (lansia) Dusun Buket Bate, Gampong Teumpeun, Kecamatan Peureulak Barat, Aceh Timur menderita kanker mata
IDI - Seorang pria lanjut usia (lansia) Dusun Buket Bate, Gampong Teumpeun, Kecamatan Peureulak Barat, Aceh Timur menderita kanker mata. Penyakit itu berawal dari mencabut tahi lalat berupa bintil hitam yang tumbuh di bawah mata dekat pangkal hidung. sekitar enam tahun lalu.
Rohani (68), istri dari pasien kanker mata Abdullah Ali (79) membeberkan hal tersebut saat ditemui di IGD RSUD dr Zubir Mahmud saat hendak dirujuk ke RSUZA Banda Aceh pada Kamis (19/12) sore. Rohani didampingi kakaknya, Maliah mengatakan suaminya mencabut tahi lalat secara paksa dengan tangan, sehingga terluka.
Kemudian, katanya, luka itu semakin parah, dan diobati tapi tak kunjung sembuh. “Sekitar tahun 2016 sudah dibawa ke rumah sakit di Medan untuk dioperasi, tetapi dia tak juga bisa melihat lagi karena kedua bola matanya tidak ada lagi,” jelas Rohani. Pasca operasi di Medan itu, Abdullah tetap menjalani berobat jalan, tapi tak juga kunjung sembuh hingga kini.
Dia tetap menaruh harapan besar agar suaminya itu bisa diobati sebaik mungkin. “Kita harapkan tentu yang terbaik untuk suami saya,” harap Rohani, didampingi kakaknya Malia, yang mendampingi pasien dirujuk ke RSU Zainoel Abidin Banda Aceh. Petugas medis pada IGD RSUD dr Zubir Mahmud, mengatakan, pasien Abdullah menderita kanker.
“Dia diaganosa diduga terserang kanker, akibat luka dari tahi lalat yang tumbuh di bawah mata dekat pangkal hidungnya,” jelas petugas medis di IDG tersebut. Sedangkan kondisi mata pasien Abdullah sangat memperihatinkan, selain tidak memiliki kedua bola mata lagi, hidungnya juga luka digerogoti kanker, namun tetap tegar menghadapi cobaan yang sedang dihadapinya.
Pada Kamis (19/12) seusai shalat Maghrib, menggunakan mobil ambulans RSUD dr Zubir Mahmud, Aceh Timur, pasien didampingi istri dan kakaknya dirujuk ke RSUD Zainol Abidin Banda Aceh untuk menjalani perawatan. Di Banda Aceh, pasien disambut oleh Ratna, relawan dari C-Four Aceh, yang akan mendampinginginya selama menjalani perawatan di rumah sakit kebanggaan masyarakat Aceh itu.
Sebelumnya, Bupati Aceh Timur, H Hasballah Bin HM Thaib, menginstruksikan Dinas Sosial bersama Muspika, Puskesmas Peureulak Barat, dan pendamping PKH menjemput pasien ke rumahnya, di Dusun Buket Bate, Gampong Teumpeun untuk dirujuk ke RSUZA. Selanjutnya, tim gabungan membawa pasien ke RSUD dr Zubir Mahmud, Aceh Timur dan setelah, proses administrasi rampung, pasien lansgung dibawa ke RSUZA Banda Aceh.
Sedangkan Pemkab Aceh Timur merujuk Abdullah Ali (79) ke RSUZA Banda Aceh. “Usai Maghrib, pasien langsung dirujuk ke RSUZA Banda Aceh,” ujar Kadinsos Aceh Timur, Ir Elfiandi, didampingi Kabid Linjamsos Saharani SAg MA, Koordinator PKH Aceh Timur, Saiful Fahmi, dan pendampingi PKH Peureulak Barat, Isla Sayuti, dan Muhazir, Kamis (19/12) sore. “Kita berharap, semoga pasien dapat ditangani dengan baik di RSUZA Banda Aceh, karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan,” ujar Saiful Fahmi.
Camat Peureulak Barat, Syamsul mengatakan keluarga pasien sempat menolak dirujuk ke RSUZA Banda Aceh. Tapi setelah diberitahukan bahwa pengobatan gratis, dan biaya pendampingan nantinya dibantu berbagai pihak, pihak keluarga akhisrnya setuju dirujuk ke Banda Aceh, tambahnya.
Dia memperkirakan, Abdullah Ali sudah mengalami sakit sekitar lima tahun dengan kondisi tidak memiliki kedua bola mata lagi, sehingga tidak bisa melihat,. Bahkan, mengalami luka pada bekas kedua bola mata dan hidung, namun tetap masih bisa makan.
Dia mengatakan pasien itu sudah pernah diobati di Puskesmas Peureulak Barat dan dirujuk ke rumah sakit Peureulak, dan dirujuk lagi ke rumah sakit di Medan untuk menjalani operasi. “Penjemputan pasien ini untuk dirujuk ke rumah sakit berdasarkan perintah Bupati Aceh Timur langsung,” ungkap Syamsul.
Setelah operasi, pasien berobat jalan ke rumah sakit Peureulak, namun kondisinya semakin parah. Sedangkan, pihak keluarga tidak memberitahukan pihak kecamatan, sehingga tidak diketahui.
Selama ini, pasien tinggal di rumahnya dan dirawat oleh sitrinya, Rohani (68). “Setelah kita tahu, kemudian kita bersama pihak Puskesmas, Dinsos dan PKH Aceh Timur, menjemput pasien ke rumahnya untuk dirujuk ke RSUZA Banda Aceh sesuai perintah Bupati Aceh Timur,” jelas Syamsul.(c49)