Erick Thohir Bungkam soal Jiwasraya, Sebut Masalah Ini Diputarbalikkan

Erick Thohir mengatakan, bungkamnya dia justru sempat malah dituding telah menerima gratifikasi hingga miliaran rupiah.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.COM/MUTIA FAUZIA
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ketika ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Selasa (5/11/2019). (KOMPAS.COM/MUTIA FAUZIA) 

SERAMBINEWS.COM -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengklarifikasi pemberitaan mengenai dirinya bungkam atas persoalan Jiwasraya.

Erick Thohir mengatakan, bungkamnya dia justru sempat malah dituding telah menerima gratifikasi hingga miliaran rupiah.

Hal inilah yang membuat dia mulai bersuara.

"Kita tidak mau masalah ini diputarbalikkan. Seperti kemarin, seperti kemarin, saya agak mau curhat nih, bukannya baper".

"Waktu di acara di BRI kemarin, saya bungkam mengenai Jiwasraya, kan saya bilang kasih kesempatan UKM jualan. Nanti Jiwasraya ada," ungkapnya ditemui usai peresmian B30, di Jakarta, Senin (23/12/2019).

Mantan pemilik klub sepak bola Inter Milan ini meminta kepada pihak media serta institusi lainnya agar tidak menuding bila tidak terbukti.

Sebab, bungkamnya dia tengah merencanakan serta mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membentuk induk usaha asuransi (holding).

"Terus diputarbalikkan sama teman-teman, Erick Thohir terima Rp 100 miliar, Rp 200 miliar, duit dari mana nerimanya?

"Jangan dipolitisasi! Ini benar-benar bekerja secara objektif. Dan tidak ada niat manipulasi. Orang mau betulin kok," ujarnya.

Dia pun memohon agar para kabinet kerja Jokowi periode kedua ini diberikan kesempatan dalam membenahi "Pekerjaan Rumah/PR" pendahulunya, termasuk dirinya yang mulai melakukan restrukturisasi jabatan di lingkungan perusahaan BUMN dan kementeriannya.

"Tadi saya terus terang tidak mau juga diwawancara, karena akhirnya bias".

"Tolong kami dengan segala kerendahan hati diberikan kesempatan bekerja. Menteri-menteri ini lagi kompak-kompaknya," pintanya.

Persoalan di tubuh Jiwasraya ini, lanjut Erick Thobir, telah terjadi sejak 2006 silam.

Pemerintahan saat ini termasuk Kementerian BUMN perlahan mulai membenahi Jiwasraya.

"Bahwa memang sejak tahun 2006 sampai sekarang pemerintah bekerja dalam hal-hal seperti ini".

"Bukan diotonomi oleh pemerintah dulu, pemerintah sekarang, itu enggak".

"Makanya dari Jiwasraya dari 2006 sampai hari ini pemerintah bekerja keras," ujarnya. 

Erick menambahkan, mengenai adanya dugaan tindak pidana korupsi, itu masih dalam tahap proses penyelidikan yang dilakukan oleh Kementerian BUMN serta Kejaksaan Agung.

Oleh karena itu, proses pemulihan Jiwasraya tidak dapat dilakukan hanya dengan "menjetikkan" jari atau secara cepat.

"Apakah ada manipulasi keuangan dari 2011 sampai 2017, itu ada proses lain lagi".

"Jadi nggak bisa "wah seperti itu." Itu enggak bisa. Karena ini sudah berjalan cukup lama dari 2006," katanya.

Namun, dirinya memastikan dengan dibentuknya holding asuransi pada 2020 mendatang, usai mendapat restu oleh presiden, maka perusahaan asuransi di Indonesia bakal "cerah" kembali.

"Saya yakinkan, kami akan memberikan solusi dengan bertahap tidak bisa full".

"Salah satunya dengan pembentukan holding asuransi supaya ini menjadi sehat. Investor itu step kedua," ujarnya.

Mengenal Sosok Shin Tae-yong, Pelatih Baru Timnas Indonesia

Ibra Azhari Ditangkap Polisi Terkait Narkoba, Keluarga Belum Menjenguk

Sembunyikan Mayat Bayi di Tumpukan Baju Kotor Usai Melahirkan, Jawaban Wanita Ini Buat Polisi Kesal

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erick Thohir Bungkam soal Jiwasraya, Ini Alasannya", 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved