Gerhana Matahari Cincin
Saat Momen 15 Tahun Tsunami, Ada Observasi Gerhana Matahari Cincin di Simeulue, Ini lokasinya
Bagi Anda yang tak mau ketinggalan mengamati langsung fenomena alam tersebut, silakan datang beramai-ramai untuk menyaksikannya langsung fenomeda GMC
Penulis: Sari Muliyasno | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Sari Muliyasno I Simeulue
SERAMBINEWS.COM, SINABANG - Fenomena alam Gerhana Matahari Cincin (GMC) akan melewati sejumlah wilayah di Indonesia pada 26 Desember 2019 mendatang.
Salah satu wilayah yang akan dilewati yakni Kabupaten Simeulue.
Bagi Anda yang tak mau ketinggalan mengamati langsung fenomena alam tersebut, silakan datang beramai-ramai untuk menyaksikannya langsung fenomeda GMC di wilayah Kabupaten Simeulue.
• Kemenag Aceh Siapkan 10 Teleskop, Gerhana Matahari Cincin di Hari 15 Tahun Tsunami
• Pantau Gerhana Matahari Cincin, Kemenag Aceh Siapkan 10 Teleskop dan 500 Kacamata
• BMKG Umumkan Fenomena Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019, Ini Daftar Daerah yang Dilewati
Kegiatan observasi GMC di Simeulue akan dipusatkan di Masjid Agung Baiturrahma Sinabang, Kecamatan Simeulue Timur, yang dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai.
Kegiatan observasi GMC itu dilakukan melalui Kementerian Agama Republik Indonesia, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh.
Fenomena alam berupa gerhana matahari cincin terakhir kali melewati Indonesia pada 26 Januari 2009 dan baru akan terjadi lagi pada 31 Mei 2031 yang melintasi sebagian Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Khusus untuk wilayah Aceh, gerhana ini akan terulang kembali pada 5 November 2059, setelah terlihat di Simeulue dan sebagian Aceh Singkil pada 26 Desember ini.

Untuk memantau gerhana matahari tersebut, berbagai persiapan dilakukan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Aceh. Salah satunya, menyiapkan 10 teleskop serta 500 kacamata di halaman Masjid Baiturrahmah Simeulue. Dari halaman masjid agung wilayah kepulauan itu, masyarakat dengan menggunakan teleskop dan kacamata tersebut bisa melihat langsung salah satu bentuk kebesaran Allah SWT, Sang Pemilik Alam Semesta.
Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh, H Saifuddin SE, Rabu (18/12/2019), mengatakan, berdasarkan perhitungan astronomi, Indonesia akan mengalami gerhana matahari cincin pada 26 Desember 2019. Dalam konteks Aceh, menurutnya, gerhana ini bertepatan dengan peringatan 15 tahun tsunami. Saat ini, sambung Saifuddin, pihaknya sedang melakukan simulasi kesiapan teleskop-teleskop yang akan digunakan untuk melihat gerhana matahari cincin.
"Di sana juga akan digelar shalat gerhana dengan imam dan khatib yang ditunjuk pemerintah kabupaten setempat," katanya. Saifuddin mengungkapkan, masyarakat yang ingin menyaksikan matahari cincin dibolehkan untuk datang ke halaman Masjid Baiturrahmah Simeulue. Pengunjung akan diberikan kacamata gerhana dengan filter ND5.

Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh, Alfirdaus Putra, menambahkan, gerhana matahari cincin yang terjadi pada 26 Desember mendatang hanya terlihat di tujuh provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Khusus di Aceh, sebutnya, gerhana matahari cincin hanya akan ‘menyapa’ Kabupaten Simeulue dan sebagian Aceh Singkil. Sedangkan wilayah lain akan dilalui oleh gerhana matahari parsial. Secara keseluruhan, gerhana matahari di Serambi Mekkah diperkirakan terjadi pukul 10.08 WIB sampai 13.56 WIB atau selama 3 jam 45 menit 52 detik. "Gerhana matahari cincin kita perkirakan terjadi sekitar pukul 11.55 WIB dan akan berakhir pukul 11.58 WIB," jelas Alfirdaus.
Perbanyak istighfar
Kakanwil Kemenag Aceh, Drs HM Daud Pakeh, mengimbau masyarakat untuk memperbanyak istighfar, sedekah, serta disunahkan melaksanakan shalat gerhana yang diiringi khutbah, ketika gerhana matahari cincin terjadi. “Shalat gerhana kita anjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah, setelah shalat Zuhur berjamaah pada 26 Desember mendatang di masjid-masjid, mushalla, maupun meunasah,” ungkapnya.
Daud Pakeh juga mengimbau masyarakat agar tidak mengaitkan gerhana matahari dengan kematian, musibah, atau hal buruk lain. Sebab, tambahnya, gerhana matahari merupakan fenomena alam untuk menegaskan keagungan dan kebesaran Allah SWT.(*)
>