Nova: Silakan Benci Saya, Tapi Jangan Benci Pemerintah Aceh
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT berharap rakyat, pengamat, politisi, atau siapa pun
LHOKSEUMAWE - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT berharap rakyat, pengamat, politisi, atau siapa pun jangan sampai membenci Pemerintah Aceh karena program-program pembangunan yang dicanangkan. Di antaranya pembelian kapal laut dan pesawat terbang.
Menurutnya, pembelian kapal dan pesawat itu adalah program Pemerintah Aceh di masa Gubernur Irwandi Yusuf dan ia hanya melanjutkan saja kebijakan sebelumnya.
"Jangan ketika Pak Irwandi yang usul disetujui, tapi ketika saya yang usulkan tidak. Ini sudah personal namanya. Program gubernur adalah kebijakan daerah. Silakan membenci saya, tapi jangan membenci Pemerintah Aceh," imbuh Nova dalam Lokakarya Penyusunan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Universitas Malikussaleh (Unimal) di Aula Cut Meutia Kompleks Kampus Unimal Bukit Indah, Kota Lhokseumawe, Senin (23/12/2019).
“Banyak program yang dicanangkan pemerintah dianggap aneh, misalnya pembelian kapal laut dan pesawat. Padahal, kami menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Kasus pencurian ikan di perairan Aceh, pelakunya menggunakan kapal dengan kecepatan 30 knot. Kita kejar dengan kapal 20 knot, mana bisa. Itu sebab kita perlu kapal laut dan pesawat," kata Nova.
Nova juga mengaku sudah meminta kepada Presiden Jokowi agar kilang minyak dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe (KEKAL). Lahannya merupakan milik pemerintah di bawah Kemenkeu. Lokasi KEK Arun lebih strategis dan terlengkap infrastrukturnya dengan lahan sekitar 2.600 hektare. "Berbagai perguruan tinggi ada di sini. Kultur masyarakat petrodolar sudah terbangun di sini. Ini sudah masuk RPJM Pemerintah Aceh," ujar Nova.
Kampus berkolaborasi
Nova menyatakan bahwa kampus atau lembaga pendidikan tinggi merupakan kunci utama dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) Aceh yang unggul. Ia juga mengajak seluruh kampus di Aceh berkolaborasi membentuk SDM Aceh yang mampu bersaing secara global. “Tak boleh ada konflik dan friksi antara gubernur dengan rektor," tukasnya.
Ia ingatkan bahwa penguatan kearifan lokal yang kental dengan nilai keislaman dan membangun SDM unggul merupakan tantangan yang harus segera diformulasikan oleh insan kampus untuk menjadi sebuah rumusan pendidikan di Aceh yang bertujuan untuk membangun SDM unggul dan islami, karena generasi mendatang akan berhadapan dengan era Revolusi Industri 4.0 atau revolusi industri fase keempat.
“Inilah tugas perguruan tinggi untuk memformulasikan metode dan langkah-langkahnya, dan kami pemerintah siap membicarakan dan menjalankan semua masukan dari kampus. Untuk mewujudkan ini semua, maka forum keilmuan seperti ini harus sering dilakukan, sehingga silaturahmi dan kekompakan terus terjaga dan diskursus yang berkaitan dengan cita-cita pembangunan Aceh terus dibicarakan dan dibahas di tingkat kampus,” imbuh Nova.
Pendidikan tinggi, sambung dia, harus berorientasi pada lulusan yang berkarakter islami dan berbasis budaya keacehan. “Tanamkan budaya kampus yang mencirikan akademisi dengan budaya bicara yang sistematis, suka mendengar, membaca, dan menulis, serta berorientasi pada peningkatan keilmuan, kompetensi, dan keterampilan, serta pemupukan jiwa sosial,” katanya.
Nova menambahkan, pembangunan SDM yang berkualitas dan berdaya saing sangat berkaitan erat dengan tujuan membangun Aceh yang lebih baik di masa kini dan masa yang akan datang. Komitmen ini telah menjadi visi dan misi Pemerintah Aceh dan dilaksanakan melalui Program Aceh Carong demi mewujudkan generasi muda Aceh yang cerdas, berdaya saing, serta mampu mengukir prestasi di tingkat nasional dan regional melalui pendidikan yang berkualitas kerja.
“Salah satu bentuk realisasi Program Aceh Carong adalah melalui pemberian beasiswa bagi mahasiswa Aceh yang kurang mampu dengan total anggaran Rp 9,2 miliar per tahun selama empat tahun masa pendidikan. Pengelolaan program beasiswa ini memerlukan kerja sama antara Pemerintah Aceh dengan perguruan tinggi di Aceh,” ujar Nova.
Kata Nova, Pemerintah Aceh juga akan melakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Pemerintah Aceh dengan 15 perguruan tinggi negeri dan swasta (PTN/PTS) di Aceh, dalam rangka penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan SDM Aceh.
Pada kesempatan itu, Plt Gubernur juga menginstruksikan Syaridin selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Aceh untuk berinovasi dan mereformasi sistem penerimaan beasiswa. “Reformasi Program Beasiswa Aceh Carong menjadi resolusi pertemuan kita hari ini. Pak Syaridin selaku Kepala BPSDM Aceh harus segera melakukan langkah inovasi dan mereformasi program penerimaan beasiswa Aceh Carong,” tegas Nova.