Mengenang Tsunami Aceh, Jasad Tidak Bertemu, Rumah Pun Belum Dapat

Mengenang Tsunami Aceh, Jasad Tidak Bertemu, Rumah Pun Belum Dapat. Warga yang berdomisili di Kajhu, Baitussalam, Aceh Besar menimpa tsunami aceh

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM/Kolase Serambinews.com
Muhammad Idris (kiri) dan foto keluarga korban tsunami Aceh 

“Kalau pulang abang bawa pulang jeruk, pukat dan sayur-sayuran dari Takengon ya, kami menunggu kiriman abang ke Banda Aceh,”

"Saya akan kirim ketika pulang ke Bireuen," ujar Yusmandin.

Ini Susunan Acara Peringatan Puncak 15 Tahun Tsunami di Gedung Pidie Convention Center

Kemudian ia berbicara banyak sampai pulsa habis dan meminta HP suaminya (Amiruddin) untuk menelpon
saya, itulah pesan terakhir dan pembicaraan terakhir tidak kesampaian.

Ke esokan harinya, Minggu 26 Desember semua orang dibangunkan oleh gempa dahsyat menguncang.

Camar berterbangan begitu menggema rupanya air laut datang dengan gelombang besar.

Rupanya Tsunami datang menyambut...Ya Allah dosa apa yang kami lakukan, Apakah ini karena keserakahan kami, atau hanya cobaanmu? hanya kaulah yang tahu.

“Pertemuan dengan Kak Zawiyah, suami serta anak-akanya dan mertua merupakan pesan dan pertemuan terakhir malam itu,” ujar Muhammad Idris.

VIDEO-Pasukan Israel Hancurkan Rumah Warga Palestina di Tepi Barat, Dibalas Lemparan Batu & Molotov

Kabar buruk terus menggema pada malamnya dengan sepeda motor Honda Cup 700, Muhammad berusaha menerobos ke Kajhu.

Namun tidak bisa sama sekali dan semua pasrah dan lesu melihat korban tergeletak di berbagai
sisi kawasan Banda Aceh.

Ke esokan harinya, saya (Yusmandin Idris) berkumpul bersama teman-teman di Kantor Biro Serambi Bireuen, mendengar berbagai kejadian di Banda Aceh, yaitu Zulkifli (Sopir Serambi), Tarmizi (mantan karyawan Serambi) dan seorang lainnya warga Juli.

Kami sepakat berangkat ke Banda Aceh, satu orang bertugas mencari mobil sewaan atau pinjam, satu orang bertugas membeli minyak, satu orang membeli makanan dan satu orang sebagai sopir.

Sebelum berangkat saya ingatkan istri agar keluarga di Peureulak dan Bireuen untuk tidak berangkat ke Banda Aceh menunggu kabar dari saya.

Istri saya menyiapkan pakaian seadanya dalam tas jinjing.

Kami berempat berangkat sekitar pukul 16.00 WIB, Senin (27/12/2004) ke Banda Aceh dengan mobil sedan pinjaman sekitar pukul 22.00 WIB tiba di kawasan Simpang Surabaya Banda Aceh.

Ada Shalat Khusuf Gerhana Matahari di Masjid Baiturrahman Lhokseumawe, Ini Jadwal, Imam, dan Khatib

Sejumlah orang yang kami jumpai mengabari sulit ke Darussalam.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved