15 Tahun Berlalu, Benarkah Tsunami Aceh Telah Diramalkan Dalam Manuskrip Kuno?
“Bisa jadi itu adalah dua gempa yang berbeda, yang paling penting adalah adanya catatan yang membuktikan bahwa Aceh kerap dilanda gempa besar,”
SERAMBINEWS.COM - Hari ini (26/12/2019) tepat 15 tahun tsunami Aceh terjadi.
Banyak misteri masih tersisa dalam benak masyarakat tentang peristiwa besar tersebut.
Ratusan jiwa dan bangunan ikut menjadi korban keganasan air pasang yang menghantam daratan Aceh pada 26 Desember 2004 lalu.
Lalu benarkah Tsunami Aceh pada 2004 lalu sudah diramalkan dalam manuskrip kuno?
Jika melihat kebelakang, JEJAK tsunami Aceh tak hanya bisa dilacak melalui catatan geologis saja.
Pada 2006 silam, Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara, Oman Fathurahman, menemukan catatan tangan di sampul sebuah manuskrip abad ke-19 di Zawiyah Tanoh Abee, Aceh Besar.
Menunjukkan bahwa selain catatan geologis, jejak tsunami Aceh juga termaktub dalam manuskrip kuno.
• Satpam Paksa Wanita Ini Buka Celana di Toilet Sambil Direkam, Ternyata Ada Hal yang Mencurigakan
• 15 Tahun Tsunami Aceh – Berikut 5 Video Kengerian Gelombang Tinggi yang Menerjang Serambi Mekkah
• Gerhana Matahari Cincin Hari Ini 26 Desember, Berikut Bacaan Doa Dzikir, Tata Cara Salat Gerhana
Secara eksplisit, catatan itu menyebutkan, pernah terjadi gempa besar untuk kedua kali pada pagi hari, Kamis, 9 Jumadil Akhir 1248 Hijriah atau 3 November 1832.
Angka tersebut menjadi sangat menarik karena dari beberapa catatan penjelajah Barat, mereka juga menyatakan pernah terjadi gempa di pantai barat Sumatera pada 24 November 1883.
“Bisa jadi itu adalah dua gempa yang berbeda, yang paling penting adalah adanya catatan yang membuktikan bahwa Aceh kerap dilanda gempa besar,” ujar Oman yang juga pakar filologi dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Sebelumnya, pada 2005, Oman juga menemukan naskah Takbir Gempa di perpustakaan Ali Hasjmy, Banda Aceh. Naskah anonim tersebut diperkirakan dibuat sekitar abad ke-18.
Manuskrip di perpustakaan Ali Hasjmy memaparkan kejadian yang meliputi gempa bumi dalam rentang waktu dari subuh hingga tengah malam, dalam 12 bulan.
Pada salah satu bagiannya disebutkan: ”Jika gempa pada bulan Rajab, pada waktu subuh, alamatnya segala isi negeri bersusah hati dengan kekurangan makanan. Jika pada waktu Duha gempa itu, alamatnya air laut keras akan datang ke dalam negeri itu...”

Tak hanya itu, dengan bernas naskah itu juga menggambarkan bagaimana gempa bisa memicu naiknya air laut hingga ke daratan.
Naiknya air laut itulah yang kini dikenal dengan tsunami.