Pengendara Waspada Longsor, Di Lintas Blangkejeren-Blangpidie  

Pengendara sepeda motor maupun mobil yang melintasi jalur Blangkejeren-Blangpidie diminta waspadai longsor

Editor: bakri
Hand-over kiriman warga.
Salah satu kawasan dilintasan Blangkejeren di Tongra Terangun dari Galus menuju Abdya yang terkesan menjadi langganan longsor selama ini. 

BLANGKEJEREN - Pengendara sepeda motor maupun mobil yang melintasi jalur Blangkejeren-Blangpidie diminta waspadai longsor, terutama pada malam hari. Sebab berdasarkan informasi yang diterima Serambi dari warga Terangun, Sabtu (4/1/2020), pada lintasan Blangkejeren menuju Blangpidie terdapat titik yang rawan longsor, tepatnya di wilayah Bur (pegunungan) Nipis dan Jamur Tikus, Kecamatan Terangun, Gayo Lues (Galus).

"Dalam beberapa hari terakhir ini, banyak pengguna kendaraan terjebak longsor di kawasan Bur Nipis dan Jamur Tikus. Para pengguna jalan yang hendak bepergian melalui jalur Terangun Tongra ke Blangpidie Abdya harus selalu waspada dan berhati-hati," kata Jamaludin, aparatur desa di Terangun kepada Serambi, kemarin.

Hal serupa disampaikan Kadri, pengguna kendaraan dari Terangun Galus tujuan Blangpidie, Abdya. Dia mengatakan, Terangun Tongra di Bur Nipis dan Jamur Tikus memiliki lintasan yang mudah dilalui kendaraan, karena jalannya dominan menurun.

Namun sayangnya, dari arah Abdya ke Galus melalui jalur itu sangat sulit dilalui oleh semua kendaraan karena banyak tanjakan yang tinggi dan curam. "Lintasan ini hanya bisa dilewati oleh kendaraan tertentu seperti double cabin atau sejenisnya," kata dia.

Bagi kendaraan kecil yang sudah terlanjur lewat, biasanya akan kembali ke Galus atau Blangkejeren. Mereka terpaksa memilih jalur Banda Aceh ke Aceh Tengah atau jalur Singkil-Subulusalam, baru selanjutnya ke Kutacane, Aceh Tenggara. "Perjalanan dengan jalur ini bisa menghabiskan waktu sekitar 14-15 jam," jelasnya.

Selain rawan longsor, wilayah Bur Nipis dan Jamur Tikus, Kecamatan Terangun, Gayo Lues, juga terkendala pencahayaan pada malam hari. Menurut seorang pengendara, Kadri, pelintas pada malam hari harus mempersiapkan diri karena tak ada sinyal telekomunikasi di sana. "Tidak hanya minim pencahayaan, kawasan rawan longsor ini juga belum terjangkau jaringan seluler. Bahkan lintasan ini sangat sepi pada malam hari," pungkasnya.(c40)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved