Trado Pengangkut Tiang Pancang Dihadang Pemuda Suak Puntong Tuntut Kepedulian Perusahaan
Sejumlah pemuda Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya, Sabtu (4/1/2020) dini hari, mengadang truk trado
SUKA MAKMUE - Sejumlah pemuda Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya, Sabtu (4/1/2020) dini hari, mengadang truk trado yang bermuatan tiang pancang untuk proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 3-4 di kabupaten setempat. Aksi yang dilancarkan mulai pukul 02.00 WIB itu bertujuan untuk menuntut kepedulian perusahaan pengangkutan tersebut terhadap desa mereka.
Informasi yang diperoleh Serambi, Sabtu kemarin, menyebutkan, aksi pengadangan atau penyetopan 9 unit truk trado itu terjadi ketika para pekerja akan membongkar muatan di Kompleks PLTU 3-4 di Suak Puntong, Nagan Raya. Material tiang pancang milik PLTU swasta tersebut dibawa via jalur darat dari Pelabuhan Calang, Aceh Jaya.
Aksi pengadangan secara mendadak tersebut sontak langsung saja berdampak pada terhentinya aktivitas pembongkaran material pembangunan PLTU 3-4 yang lokasinya berdekatan dengan Kompleks PLTU 1-2 milik PLN yang sudah beroperasi. PLTU 3-4 sendiri merupakan perusahaan milik swasta yang saat ini dalam proses pengerjaan fisik.
Ekses pengadangan oleh sejumlah pemuda itu menyebabkan kesembilan truk trado itu parkir berderet di bahu jalan nasional depan PLTU 1-2. Namun jelang pukul 15.00 WIB, truk trado tersebut dipindahkan ke jalan dekat PLTU 3-4 karena dikhawatirkan dapat mengganggu arus lalu lintas di kawasan itu yang memang padat. Sedangkan izin bongkar tetap belum juga diberikan oleh pengadang.
Muhammadin, seorang peserta aksi kepada wartawan mengungkapkan, aksi penghadangan dan penyetopan terhadap truk trado yang memuat material pembangunan PLTU 3-4 tersebut sebagai bentuk kekecewaan atas tidak ada kejelasan oleh pihak perusahaan. “Kami penduduk Desa Suak Puntong dibola-bolai. Kami meminta adanya kejelasan,” kata Muhammadin yang bisa dipanggil Madi ini dengan lugas.
Ia menjelaskan, saat ini tidak ada kepedulian sedikit pun dari perusahaan pengangkutan dan pembongkaran tiang pancang tersebut. Padahal sebelumnya, beber dia, saat pengangkutan itu dikelola perusahaan lain desa diberikan kepedulian sebesar Rp 100 ribu/mobil.
“Namun saat ini tidak ada lagi sehingga kami melakukan aksi supaya ada titik temu dan duduk bersama untuk membahas masalah ini secara bersama-sama. Kami tetap mendukung dibangun PLTU, tapi masyarakat dan desa jangan diabaikan,” tegas Madi.
Sementara itu, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, Pjs Keuchik Suak Puntong, Samsul dan ketua pemuda desa setempat melakukan pertemuan di kantor keuchik. Tak berapa lama kemudian, tiba anggota TNI dan Polri dari Kecamatan Kuala Pesisir. Lantas aparatur desa dan peserta aksi pengadangan bersama personel TNI/Polri membahas persoalan tersebut. Ironisnya, dalam pertemuan itu, perwakilan perusahaan tidak hadir.
Pjs Keuchik Suak Puntong, Samsul yang ditanyai wartawan mengatakan, pihak desa akan membawa persoalan ini dalam musyawarah untuk dibahas bersama. Namun ia mengakui, bahwa beberapa waktu lalu, ketika penangkutan material dibawa oleh perusahaan lain, ada kepedulian dari pihak perusahaan kepada desa, namun kini tidak ada lagi.
Secara terpisah, pejabat dari perusahaan IOT, Heri yang dikonfirmasi terkait aksi pengadangan truk trado pengangkut tiang pancang untuk pembangunan PLTU 3-4 oleh pemuda Desa Suak Puntong, belum memberi tanggapan. Pasalnya, nomor handphone yang dihubungi tidak tersambung.(riz)