Berita Pidie Jaya
Korban Gempa Pidie Jaya Butuh Bantuan untuk Perbaikan Rumahnya yang Sudah Miring, Begini Kata Camat
Akibat gempa ini, rumah toko (Ruko) tempat tinggalnya dan keluarga di Dusun Baroh tersebut retak bagian atap coran semen lantai atas.
Penulis: Idris Ismail | Editor: Mursal Ismail
Akibat gempa ini, rumah toko (Ruko) tempat tinggalnya dan keluarga di Dusun Baroh tersebut retak bagian atap coran semen lantai atas.
Laporan Idris Ismail I Pidie Jaya
SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Muhammad Isa (43), warga Dusun Baroh, Gampong Paru Keudee, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya, mengaku butuh bantuan untuk perbaikan rumahnya.
Ia mengaku salah satu korban gempa Pidie Jaya yang terjadi pada 7 Desember 2016.
Akibat gempa ini, rumah toko (Ruko) tempat tinggalnya dan keluarga di Dusun Baroh tersebut retak bagian atap coran semen lantai atas.
Begitu juga dindingnya, sehingga air hujan merembes ke dalam.
Dinding beton rukonya itu sepanjang 10 meter di bagian dapur dan sumur atau sisi sebelah barat, mulai miring yang diperkirakan 15 derjat.
• Windows 7 Dihentikan, Segera Upgrade ke Windows 10, Cek Link Download Windows 10 Gratis Berikut
• Ini Jumlah Peserta UN SMA/MA di Bireuen, dari yang Terbanyak Hingga Paling Sedikit
• Harry Prasetyo Tersangka Skandal Jiwasraya, Pernah Masuk Lingkaran Istana & Jadi Anak Buah Moeldoko
Ia juga mengaku sudah pernah mendapat bantuan dari Kelompok Masyarakat (Pokmas) untuk memperbaiki kerusakan atau retak pada bagian atap coran semen lantai.
Namun, bantuan itu Rp 20 juta karena masuk kategori rusak ringan.
"Sedangkan untuk dinding yang sudah miring, sehingga mengancam keselamatan kami sekeluarga belum mampu kami perbaiki karena tiada dana," kata Muhammad Isa.
Padahal, kata Muhammad Isa, ia sangat khawatir, bagian kamar mandi dan dapur di ruko yang dihuninya bersama istri, Nurlaili (33) serta lima anaknya itu, ambruk, apalagi jika terjadi gempa lagi.
Terlebih lagi atap seng bagian dapur itu sudah beterbangan beberapa waktu lalu akibat angin kencang.
Meski kondisinya sangat mengkhawatirkan untuk ditempati, lelaki yang hanya berharap penghasilan dari bertani ini mengatakan dirinya bersama keluarga tetap tinggal di ruko tersebut.
Pasalnya tak ada tempat tinggal lainnya. Oleh karena itu, ia masih sangat berharap bantuan dari pemerintah untuk pembangunan rumahnya.
Apalagi ia sudah memastikan, bahwa untuk pembangunan rumahnya itu tak termasuk dalam usulan bantuan pembangunan 710 unit rumah tahap tiga.
Dikonfirmasi Serambinews.com secara terpisah, Rabu (15/1/2020), Camat Bandar Baru, Drs Muhammad, mengatakan pihaknya dalam waktu dekat segera mengecek rumah tersebut.
"Jika memang kondisinya sangat memprihatinkan bagi keselamatan jiwa, maka kami juga segera menyampaikan ke BPBD agar dapat ditindaklanjuti," kata Camat Bandar Baru, Muhammad. (*)