Berita Lhokseumawe
Utari Febrina, Miss Asia Global Aceh 2020 yang Multi Talenta, Mahasiswi UIN Ar-Raniry di 2 Fakultas
Gadis kelahiran 6 Februari 1998 atau 22 tahun lalu, menceritakan sejak kecil ia sudah dididik mandiri dan bertanggung jawab oleh orang tuanya
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Mursal Ismail
Gadis kelahiran 6 Februari 1998 atau 22 tahun lalu, menceritakan sejak kecil ia sudah dididik mandiri dan bertanggung jawab oleh orang tuanya Halimuddin (almarhum) dan Saryunis.
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Utari Febrina beberapa malam lalu telah dinobatkan sebagai Miss Asia Global Aceh 2020.
Oleh karena itu, ia berhak mewakili Aceh ke tingkat nasional yang akan berlangsung di Batam, Kepulauan Riau (Kepri) pada akhir bulan depan atau Februari 2020.
Namun itu hanya satu dari sekian prestasi yang telah dikoleksi gadis asal Kuta Binjei, Kecamatan Julok, Aceh Timur ini.
Pasalnya, masih ada sejumlah prestasi lainnya baik di bidang modelling, ilmu pengetahuan, hingga olahraga.
Gadis kelahiran 6 Februari 1998 atau 22 tahun lalu, menceritakan sejak kecil ia sudah dididik mandiri dan bertanggung jawab oleh orang tuanya Halimuddin (almarhum) dan Saryunis.
"Meskipun hal-hal tersebut bersifat ringan, namun ini memberi dampak besar bagi hidup saya," kata Utari Febrina kepada Serambinews.com, Rabu (15/1/2020).
• Rp 1,2 Miliar Dialokasikan untuk Tes CPNS di Aceh Jaya, Ini Lokasinya
• 9 Fakta Kades Ngamar dengan Wanita Lain: Penyebab Selingkuh dan Hukuman yang Diberikan untuk Kades
• Sirine Damkar Kejutkan Warga, Bengkel Dilalap si Jago Merah

Kemandirian dalam hidup semakin dituntut pada diri Utari saat mulai menjadi santriwati Ulumuddin Boarding School Lhokseumawe.
Di samping dituntut kemandirian, secara tidak langsung juga terdidik untuk pintar membagi waktu dalam hidup dan bertanggung jawab.
Tiga tahun atau mulai pertengahan tahun 2010 hingga pertengahan 2013, dirinya mengenyam pendidikan di pesantren tersebut tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Selain tekun belajar ilmu agama, dirinya juga aktif di berbagai bidang lainnya.
Aktif mengikuti kegiatan kepramukaan dan olahraga seperti basket, serta sering mengikuti lomba dibidang akademik.
Di akhir tahun pendidikan di pesantren, dirinya pun meraih dua predikat, sebagai santriwati teladan dan santriwati teraktif.
"Tentunya saya sangat senang mendapatkan penghargaan ini, namun ini bukanlah suatu yang harus saya banggakan.
Justru sebaliknya, ini menjadi tanggung jawab baru bagi saya karena dianggap contoh yang baik," ujarnya.
Setelah dari pEsantren, Utari melanjutkan di SMAN Unggul Aceh Timur.
Selama menjadi siswa di sekolah tersebut, dia aktif di organisasi seperti OSIS, pramuka, dan ROHIS.
"Selain itu, saya ikut berpartisipasi mewakili sekolah dalam bidang nonakademik seperti dalam pemilihan duta wisata Aceh Timur, paskibraka, dan basket.
Kemudian saya juga termasuk salah satu delegasi sekolah yang mengikuti lomba di bidang akademik seperti olimpiade astronomi, olimpiade matematika, dan olimpiade Bahasa Inggris.
Baik itu tingkat kabupaten, provinsi, dan tingkat nasional," paparnya.
Berlanjut ke jenjang perkuliahan, sekarang ini dirinya tercatat sekaligus sebagai mahasiswi dua kampus.
Kedua fakultas yang dipilihnya itu, yakni Fakultas Psikologi dan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh.
Menjadi mahasiswa, dirinya masih aktif berorganisasi, di antaranya di DEMA-F Psikologi, dan organisasi luar kampus seperti Green Active Youth, Rakkan Aceh, SAHI, IDWIKAT.
Kemudian di beberapa kegiatan kerelawanan bidang lingkungan, pendidikan, dan sosial.
Untuk dunia modelling, dirinya pun memiliki banyak prestasi, di antaranya pada tahun 2019, menjadi Miss Sustainable Development Goals Aceh, dan terbaru menjadi Miss Asia Global Aceh 2020.
Pada ajang Miss Asia Global, Utari dipastikan akan mewakili Aceh untuk tingkat nasional yang direncanakan akan berlangsung akhir Februari 2020 ini di Batam.
Dipastikan saat tampil di Batam dirinya akan berbusana muslimah dan berhijab.
"Melalui ajang ini saya juga ingin meyakinkan seluruh masyarakat dunia, bahwa muslimah yang memegang teguh syariah islam didalam dirinya tidak akan tertinggal.
Karena hijab tidak membatasi apapun kegiatan dan mimpi yang akan diraih.
Hijab adalah simbol kecerdasan manusia, bukanlah simbol keterbelakangan manusia.
Saya juga memohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Aceh agar menjadi perwakilan Aceh yang amanah dan dapat mengharumkan nama Aceh di tingkat nasional nantinya," harap Utari. (*)