Kakek Meninggal Saat Tolong Tiga Cucu, Terseret Arus Saat Mandi Laut
Bachtiar (68) harus mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan tiga cucu-cucunya yang terseret arus, Rabu (15/1/2020) sore kemarin
BIREUEN - Bachtiar (68) harus mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan tiga cucu-cucunya yang terseret arus, Rabu (15/1/2020) sore kemarin. Jenazahnya ditemukan delapan jam kemudian, terdampar di bibir pantai kawasan Desa Pante Rheng, Kecamatan Samalanga, Bireuen.
Informasi yang diperoleh Serambi, Rabu sore sekitar pukul 18.00 WIB, Bachtiar yang merupakan warga Dusun Puri, Desa Pante Rheng ini datang ke pantai untuk melihat ternak sapinya. Ia datang menggunakan becak motor sambil membawa tiga cucunya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Begitu tiba di pantai, ketiga cucunya langsung turun dan mandi laut. Sementara Bachtiar pergi melihat sapi yang diikat di daerah semak belukar dekat pantai. Menurut Sekretaris Panglima Laot Lhok Pante Rheng, M Kasem, kepada Serambi, Kamis (16/1/2020), Bachtiar memang setiap sore datang ke pantai.
“Sudah biasa, ketika becak dibawa, anak-anak (cucunya) ikut serta. Mereka turun dari becak kemudian mandi-mandi di laut,” kata M Kasem didampingi Kapolsek Samalanga, Iptu Bahrun, Koramil Samalanga, Kapten Inf Gade, dan puluhan masyarakat setempat.
Saat melihat sapi, lanjut M Kasem, Bachtiar tiba-tiba mendengar suara teriakan anak-anak lain dari pinggit laut yang mengabari jika ada anak-anak tenggelam. Mendengar hal itu, Bachtiar bergegas ke lokasi.
Begitu mengetahui cucunya terseret arus, tanpa pikir panjang Bachtiar terjun ke laut, berenang mengejar ketiga cucunya. Ia berhasil meraih salah satu dan langsung menariknya ke pantai. Setelah itu, Bachtiar kembali mengejar dua cucunya yang lain. Saat itulah, mungkin karena kehabisan tenaga, Bachtiar justru tenggelam.
Sedangkan dua cucunya berhasil diselamatkan oleh tiga nelayan lain, yang begitu mendengar kejadian tersebut langsung melakukan pertolongan. “Kedua korban langsung dinaikkan ke boat oleh nelayan yang menolongnya,” ujar M Kasem.
Begitu boat sampai ke pantai, salah satu dari anak tersebut berteriak memberitahukan jika kakeknya masih di laut dan sudah menghilang. “Kakek long mantong lam laot (kakek saya masih di laut),” teriak salah satu bocah kepada warga yang mulai ramai menunggu di pantai.
Mendengar hal itu, salah seorang warga Muhibuddin Yunus, kemudian menghubungi Koramil dan salah seorang anak korban bernama Abdul Hadi yang sedang berada di Keude Samalanga. Sementara kabar hilangnya Bachtiar dengan cepat menyebar sehingga pantai ramai didatangi warga.
Warga lainnya juga ada yang menghubungi Polsek dan Tagana serta unsur lainnya. Mereka kemudian melakukan koordinasi dan melakukan pencarian bersama. Sejumlah boat nelatan juga bergerak mencari korban.
Pencarian nihil
Sekitar pukul 19.20 WIB, Tim SAR Bireuen tiba di lokasi. Tim SAR langsung bergerak melakukan pencarian dengan menggunakan boat rubber. Kegiatan pencarian itu diawali dengan doa bersama. Selain Tim SAR, Kapolsek dan Koramil Samalanga serta beberapa warga juga ikut melakukan pencarian menggunakan dua boat yang lain.
Sekitar pukul 22.30 WIB atau sekitar dua jam melakukan pencarian tanpa hasil, Tim SAR di bawah komando Koordinator Pos SAR Bireuen, Budi Darmawan, kembali ke darat. Mengingat malam semakin larut, maka proses pencarian akan dilanjutkan pada Kamis (16/1/2020) pagi. Kapolsek Samalanga, Iptu Bahrun mengharapkan warga dan keluarga bersabar dan berdoa agar korban segera diketemukan.
Sementara cucu-cucu korban, menurut keterangan ayahnya, Irwan Toni yang juga pengurus KONI Aceh, masih dalam kondisi syok dan sudah dibawa ke Puskesmas.
Begitu Tim SAR kembali ke markas di Bireuen, sebagian warga dan keluarga korban masih tetap bertahan di pinggir laut. Warga kemudian mendirikan tenda darurat dekat lokasi korban tengelam, sebagian lain melakukan pencarian, dan sebagian lagi bersama pihak keluarga membaca surah Yasin di bawah tenda.