Ibunda Dipapah Cium Terakhir Bupati Saifannur, Ribuan Warga Melayat Jalan Macet 2 Km

Isak tangis dan derai air mata anggota keluarga dan para pelayat pecah saat jenazah H Saifannur SSos, Bupati Bireuen, dimasukkan ke ruang tengah

Editor: bakri
SERAMBI/YUSMANDIN IDRIS
Ibunda H Saifannur S Sos Cut Hj Rabiah binti Abdullah (pakai kacamata) sedang dipapah untuk melihat dan ingin dekat dengan jenazah anaknya di rumah duka Desa Paya Meuneng, Peusangan Bireuen, Senin (20/01/2020) . 

BIREUEN - Isak tangis dan derai air mata anggota keluarga dan para pelayat pecah saat jenazah H Saifannur SSos, Bupati Bireuen, dimasukkan ke ruang tengah rumahnya, Senin (20/1/2020) sekitar pukul 07.00 WIB. Sebelumnya, kedatangan jenazah almarhum dari Medan, Sumatera Utara, disambut ratusan orang di halaman rumahnya, Jalan Banda Aceh-Medan, kawasan Desa Paya Meuneng, Kecamatan Peusangan, Bireuen.

Jenazah Saifannur dibawa pulang menggunakan ambulans milik RSUD dr Fauziah Bireuen dengan didampingi istrinya, Hj Fauziah Daud, bersama sejumlah anggota keluarga serta beberapa pejabat dan masyarakat. Amatan Serambi, kemarin, istri Saifannur harus dipapah saat turun dari ambulans karena ia nyaris terjatuh. H Mukhlis AMd, adik kandung almarhum, juga berkali-kali mengusap air mata menatap jenazah abangnya. Sementara itu, ibu kandung almarhum bernama Hj Rabiah binti Abdullah (90), harus dipapah untuk memberikan ciuman terakhir kepada jasad anaknya.

Ratusan pelayat terutama warga Desa Paya Meuneng, masyarakat Peusangan, serta para pejabat setempat, sejak Senin (20/1/2020) dini hari WIB sudah hadir di rumah H Saifannur, untuk menyambut jenazah almarhum. Pejabat itu antara lain Wakil Bupati Bireuen, Dr H Muzakkar A Gani SH MSi beserta istrinya, Dandim 0111/Bireuen, Letkol Inf Zainal Abidin Rambe, Kapolres Bireuen, AKBP Gugun Hardi Gunawan SIK MSi, dan seluruh kepala dinas di lingkungan Pemkab Bireuen.

Untuk menghindari kemacetan arus lalu lintas di sekitar rumah almarhum karena banyaknya pelayat yang berkunjung, jalan nasional di kawasan itu dipasang portal lalu lintas. Sementara itu, anggota Satlantas dan Dinas Perhubungan Bireuen, mengatur arus lalu lintas. Puluhan mobil dan sepeda motor milik pelayat terlihat parkir di kanan dan kiri jalan.

Setelah selesai dimandikan dan dikafankan di rumahnya, jenazah H Saifannur dibawa ke Masjid Besar Peusangan yang terletak di Keude Matangglumpang Dua, Kecamatan Peusangan, untuk dishalatkan. Jenazah yang dibawa menggunakan ambulans yang sama tiba di masjid sekitar pukul 09.15 WIB. Beberapa saat kemudian, jenazah almarhum langsung dishalatkan oleh ribuan jamaah yang sebelumnya sudah menunggu. Shalat itu diimami oleh ulama kharismatik Aceh, Tgk H Muhammad Amin atau lebih dikenal dengan Abu Tumin Blang Bladeh.

Setelah dishalatkan dua kali di masjid tersebut, jenazah Saifannur dibawa kembali ke rumahnya. Setelah diturunkan dari ambulans, ratusan warga yang tidak sempat ke Masjid Besar Peusangan, kembali melaksanakan shalat jenazah untuk almarhum. Usai dishalatkan yang ketiga kalinya, pihak keluarga menyerahkan jenazah H Saifannur, kepada Pemkab Bireuen, untuk dikebumikan yang diawali dengan upacara pemakaman secara kenegaraan.

Upacara yang berlangsung di halaman belakang rumah almarhum diikuti oleh para purnapraja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dari Kabupaten Bireuen, dengan memakai baju kebesaran mereka. Wakil Bupati Bireuen, Dr H Muzakkar A Gani SH MSi, bertindak sebagai inspektur upacara dan Asrial Vahmi SSTP MtrIP sebagai komandan upacara. Prosesi tersebut disaksikan oleh ribuan orang dari berbagai kalangan. Pejabat provinsi seperti Asisten I Setda Aceh, Dr M Jafar SH MHum, Kadis Syariat Islam Aceh, Dr Emka Alidar, dan berapa orang lainnya juga tampak ikut melayat.

Setelah upacara itu selesai, sekitar pukul 11.30 WIB, jenazah almarhum Bupati Bireuen diusung ke tempat pemakaman keluarga yang berada di belakang rumahnya. Tak lama kemudian, jenazah H Saifannur, dimasukkan ke lihat lahat yang sebelumnya sudah disiapkan oleh belasan warga Paya Meuneng. Jasad almarhum dikebumikan di samping makam putranya. Prosesi pemakaman itu disaksikan ribuan warga, para pejabat Pemkab Bireuen dan Pemerintah Aceh, serta sejumlah pelayat lainnya.

Jumlah pelayat ke rumah Bupati Bireuen yang mencapai ribuan orang menyebabkan terjadi kemacetan pada dua lokasi yaitu jalan nasional di depan rumah almarhum dan kawasan Masjid Besar Peusangan. Di jalan depan rumah H Saifannur, kemacetan terjadi mencapai dua kilometer (Km) lebih. Akibatnya, anggota Satlantas Polres Bireuen, bersama petugas Dinas Perhubungan dan Satpol PP setempat sejak pagi hingga siang kemarin harus bekerja ekstra untuk mengatur arus lalu lintas di kawasan itu.

Kondisi hampir sama juga terlihat di jalan Banda Aceh-Medan, depan Masjid Besar Peusangan. Hal itu terjadi akibatnya banyaknya warga berkumpul di kawasan tersebut untuk melaksanakan shalat jenazah kepada almarhum H Saifannur. Hingga siang kemarin, kemacetan masih terjadi di jalan nasional kawasan Paya Meuneng, karena pelayat dari berbagai daerah terus berdatangan ke rumah almarhum H Saifannur.

Keluarga Besar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) turut berduka cita atas meninggalnya Bupati Bireuen, H Saifannur SSos. Ucapan duka cita itu disampaikan Mendagri yang juga Kepala BNPP, Tito Karnavian, di Jakarta, Senin (20/1/2020).

"Kami keluarga besar Kemendagri dan BNPP mengungkapkan turut berduka cita mendalam atas meninggalnya Bupati Bireuen, H Saifannur. Semoga amal ibadah beliau termasuk dalam memimpin Bireuen, diterima oleh Allah SWT dan ditempatkan di sisi terbaik-Nya," ungkap Mendagri, dalam rilis yang diterbitkan Kemendagri. Tito juga berharap keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan.

Kehilangan besar

Kepergian H Saifannur untuk selama-lamanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, masyarakat, dan jajaran Pemkab Bireuen. Hal itu disampaikan Wakil Bupati Bireuen, Dr H Muzakkar A Gani SH MSi, dengan suara terputus-putus saat ditemui Serambi, di rumah almarhum kawasan Desa Paya Meuneng, Kecamatan Peusangan, Bireuen, Senin (20/1/2020) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

“Suatu kehilangan besar bagi kami sekeluarga serta duka yang dalam bagi kami dan bagi masyarakat Bireuen maupun jajaran pemerintahan, kami berdoa semoga mendapat tempat yang layak di sisi-Nya,” kata Muzakkar.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved