Apresiasi Pemberitaan tentang Keraton Agung Sejagat, Sujiwo Tejo: tapi Mana Berita Jiwasraya?

Bahkan ia mengapresiasi pemberitaan mengenai Keraton Agung Sejagat di berbagai media portal berita online.

Editor: Amirullah
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Budayawan Sujiwo Tejo 

SERAMBINEWS.COM - Budayawan Sujiwo Tejo hadir dalam acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (21/1/2020).

Dalam kesempatan itu, Sujewo Tejo turut memberikan tanggapan tentang kerajaan baru yang banyak muncul akhir-akhir ini.

Bahkan ia mengapresiasi pemberitaan mengenai Keraton Agung Sejagat di berbagai media portal berita online.

"Cuma setiap saya baca online pemberitaan tentang Keraton Agung Sejagat misalkan sudah diambil ini saya pasti ngasih.. di online mesti saya kasih tepuk tangan beritanya," kata Sujiwo Tejo.

()

Budayawan Sujiwo Tejo menjadi Keynote Speaker pada Parade Bahasa Nasional 2013 di Kampus Universitas Negeri Makassar. Kamis (10/10/2013). Kegiatan antar Perguruan Tinggi se Indonesia ini, mengambil tema "Perealisasian Hakikat Berbahasa, Sebuah Upaya Menemukan Identitas dan Martabat Bangsa" yang bertujuan untuk mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang saat ini tatanannya telah banyak berubah akibat sejumlah fenomena sosial. (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)

Akan tetapi dirinya mempertanyakan satu hal.

"Tapi mana dong berita soal Jiwasraya?" tanyanya.

Sekali lagi, Sujiwo Tejo mengapresiasi pemberitaan yang mendalam tentang keraton baru.

Akan tetapi dia kembali menyindir kasus yang bisa dibilang 'kalah heboh' dibanding kerajaan-kerajaan baru.

"Tapi mana pemberitaan tentang penggeledahan yang gagal?"

"Terus tepuk tangan mana beritanya tentang potensial yang masih katanya potensial di ASABRI yang jawab cuma satu Indosiar.com," terang Sujiwo Tejo.

Meski demikian, pada akhirnya ia mau menerima tawaran ILC untuk membahas kasus kerajaan-kerajaan baru di Indonesia.

Ia mengaku mau menerima tawaran itu karena beberapa kali sebelumnya menolak tawaran ILC.

"Ini saya beritanya tentang Jiwasraya ada saya tahunya kena karma saya jadi narasumber di sini juga."

"Enggak enak mau nolak karena beberapa hari saya enggak bisa," jelas dia.

Sujiwo Tejo sebelumnya berekspetasi ILC akan membahas Jiwasraya.

"Tapi bayangan saya seperti netizen kenapa enggak bahas Jiwasraya, itu loh," kata Sujiwo Tejo.

"Masak dua kali," sela Karni Ilyas.

"Ya tapi kan lebih penting," balas Sujiwo Tejo.

Sedangkan, Karni Ilyas kemudian hanya diam saja tak membalas kata-kata Sujiwo Tejo.

ILC juga Hubungi Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat

Pada siaran kali ini, ILC juga menghubungi raja dan ratu Keraton Agung Sejagat.

Akan tetapi, keduanya tak mau berbicara banyak.

Alih-alih memberikan banyak keterangan, mereka banyak terdiam tak mau menjawab pertanyaan Karni Ilyas.

"Pak Totok ini dulunya sehari-hari kerjanya apa ? Sebelum dapat wangsit mendirikan kerajaan," tanya Karni Ilyas.

"Wiraswasta sebagaimana biasanya," jawab Totok Santoso.

"Pak Totok sesungguhnya adalah titisan raja, raja apa ?" tanya Karni Ilyas.

"Nah itu saya belum bisa menceritakan kronologinya karena itu masuk ranah pemeriksaan," imbuh Totok Santoso.

"Tapi saya dengar Pak Totok di pemeriksaan mengaku itu hanya halusinasi ?" tanya Karni Ilyas.

"Itu juga saya belum bisa bercerita karena masih di dalam materi pemeriksaan saat ini. Mohon maaf," ujar Totok Santoso.

Kembali bertanya, Karni Ilyas pun menyinggung soal asal Totok Santoso.

Namun ketika menyangkut perihal pendidikan, Totok Santoso kembali ogah menjawab dengan jelas.

"Kapan Pak Totok pindah dari Jakarta ke Jogja," tanya Karni Ilyas.

"Dari 2014," jawab Totok Santoso.

"Bawa keluarga ?" tanya Karni Ilyas.

"Sendiri," imbuh Totok Santoso.

"Aslinya Pak Totok dari mana ?" tanya Karni Ilyas lagi.

"Kelahiran Wonosobo, tahun 78 lahir. Besar di Kediri," ujar Totok Santoso.

"Pak Totok dulu sekolahnya apa ?" tanya Karni Ilyas.

"Saya belum bisa cerita banyak Pak Karni, karena semuanya masuk ke dalam materi pemeriksaan," ungkap Totok Santoso tegas.

Mendengar respon Totok Santoso yang ogah menjawab soal pendidikan, Karni Ilyas pun menanggapinya.

Dengan kalimat telak, Karni Ilyas menyebut bahwa soal pendidikan seharusnya tidak masuk dalam materi pemeriksaan.

Teguh dengan keyakinannya, Totok Santoso pun mengaku belum bisa menjawab dengan pasti.

"Saya kira, kalau soal sekolah kita di mana, enggak masuk pemeriksaan loh. Di sini adalah direktus pidana umumnya Polda Jawa Tengah loh," ungkap Karni Ilyas.

"Iya mohon maaf Pak Karni. Intinya kesempatan kali ini saya ingin meminta maaf kepada masyarakat," balas Totok Santoso.

Hal yang sama juga dilakukan Ratu Keraton Agung Sejagat.

"Bang Karni mohon maaf, saya sama, lebih baik diam untuk sementara waktu, saya hanya bisa menyampaikan mohon maaf, karena apa yang telah terjadi, beritanya berkembang liar," ungkap Fanni Aminadia.

Kembali bertanya, Karni Ilyas pun penasaran dengan sosok Fanni Aminadia.

Namun bukannya menjawab, Fanni Aminadia justru kembali mengaku tak akan memberikan keterangan apa-apa terkait kasus Keraton Agung Sejagat.

"Kalau aslinya Bu Fanny dari mana ?" tanya Karni Ilyas.

"Saya lahir di Jogja. Saya mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, saya belum berkenaan menjawab apapun. Ini pelajaran berat buat saya," ucap Fanni Aminadia.

"Baik kalau sepakat berdua tidak mau menjawab, kita juga tidak akan memaksakan," respon Karni Ilyas.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin) (TribunWow/Mariah Gipty/TribunBogor)

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Sujiwo Tejo Apresiasi Pemberitaan tentang Keraton Agung Sejagat: tapi Mana Berita Jiwasraya?

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved