Pedagang Mengeluh Sepi Pembeli
Pedagang yang berjualan di Los Pusat Kota Lhokseumawe sekarang ini dilaporkan banyak yang gulung tikar
LHOKSEUMAWE - Pedagang yang berjualan di Los Pusat Kota Lhokseumawe sekarang ini dilaporkan banyak yang gulung tikar menyusul sepinya para pembeli. Ternyata, kondisi ini sudah terjadi sejak tiga tahun lalu.
Pantauan Serambi, Kamis (23/1/2020) siang, beberapa kios di Los dalam kondisi tutup. Hal ini terjadi karena banyak pedagang yang usahanya bangkrut seiring merosotnya penghasilannya.
Di sisi lain, masih ada kios yang terbuka untuk menjual berbagai jenis pakaian, sepatu, dan sendal. Akan tetapi, penjual terlihat hanya duduk di depan kios sambil berbincang sesama pedagang lainnya.
Zakir, seorang penjual pakaian di Los F Pusat Kota Lhokseumawe, menceritakan, dulunya tempat mereka berjualan menjadi favorit bagi masyarakat untuk belanja pakaian. Sehingga, satu hari saja, omset mereka rata-rata bisa mencapai Rp 1 juta lebih.
Namun, sejak tiga tahun terakhir ini, jumlah pembeli semakin menurun. "Kondisi terparah dalam dua tahun terakhir. Sepinya luar biasa. Bahkan, ada sampai berhari-hari tidak ada pembeli satu orang pun. Malahan, ada beberapa teman kami yang sampai dua pekan tidak ada satu pembeli pun juga," katanya.
Menyusul kondisi tersebut, beberapa pedagang di sana mulai gulung tikar. Mereka memilih berhenti berdagang di kawasan tersebut dikarenakan sudah sepi pembeli. "Paling-paling baru ramai pembeli menjelang lebaran Idul Fitri saja. Setelah itu akan sepi lagi," katanya.
Ditanya kenapa hal ini bisa terjadi, menurut Zakir, faktor ekonomi masyarakat yang semakin morat-marit. "Masyarakat saat ini tidak ada uang, makanya sepi pembeli. Walaupun ada juga faktor maraknya penjualan secara online, tapi persentasenya masih kecil," ujarnya.
Hal senada juga diutarakan M Yani, seorang pedagang pakaian lainnya. Kiosnya sekarang ini juga sangat sepi dikunjungi oleh pembeli. Namun begitu, dirinya masih tetap bertahan untuk berjualan di sana. "Memang sangat sepi pembeli. Saya pernah hampir sepekan tidak ada pembeli sama sekali. Tapi sampai saat ini masih tetap bertahan untuk terus berjualan," pungkasnya dengan nada lirih.
Sewa Kios Jadi Murah
Seiring sepinya para pembeli sehingga membuat sejumlah pedagang mulai gulung tikar. Tentu saja, hal ini sangat berpengaruh terhadap harga sewa kios.
Sebagaimana diutarakan Zakir, bila dulunya harga sewa kios di Los F setiap tahunnya berkisar antara Rp 15 juta sampai Rp 17 juta. Namun, seiring banyak pedagang yang sudah gulung tikar, harga sewa kios pun jadi turun. "Untuk sekarang ini, harga sewanya sudah menjadi antara 10 juta rupiah hingga 12 juta rupiah," demikian Zakir.(bah)