Breaking News

Tiga Pesawat Jemput WNI di Wuhan, Pemerintah Keluarkan Travel Warning ke Hubei

TNI Angkatan Udara (AU) menyiapkan tiga pesawat terbang untuk menjemput Warga Negara Indonesia (WNI) di Kota Wuhan

Editor: bakri
AFP/HECTOR RETAMAL
Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan. (AFP/HECTOR RETAMAL) 

JAKARTA - TNI Angkatan Udara (AU) menyiapkan tiga pesawat terbang untuk menjemput Warga Negara Indonesia (WNI) di Kota Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, Cina. Hal ini sebagai tindak lanjut rencana evakuasi WNI menyusul mewabahnya virus Corona di kota tersebut.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto, mengatakan, pihaknya menyiagakan dua pesawat Boeing 737 dan satu Hercules C130. Menurutnya, tiga pesawat tersebut mampu mengangkut 100-200 orang. TNI AU juga menyiapkan personel dari batalyon kesehatan untuk menjalankan tugas tersebut. Persiapan itu, sambung Fajar, dilakukan pihaknya sesuai hasil rapat dua hari lalu dengan Kemenkopolhukam, Kemenkes, dan Kemenlu.

Fajar mengaku, sampai saat ini pihaknya belum menerima data jumlah WNI yang berada di Wuhan. TNI AU, tambahnya, juga masih menunggu Kementerian Luar Negeri untuk mendapatkan izin dari Pemerintah Cina terkait rencana evakuasi tersebut. "Satu hal yang jelas, TNI AU siap 24 jam," kata Fajar, Rabu (29/1/2020).

Dikatakan, pihaknya sudah menyiapkan prosedur untuk mencegah penularan virus Corona kepada personel yang akan mengevakuasi WNI di Wuhan. Menurut Fajar, prosedur tersebut termasuk penggunaan alat kelengkapan, makanan, dan karantina.  "Begitu kembali akan dikarantina terlebih dulu. Tidak langsung turun bebas," ujar Fajar.

Mengenai proses karantina, ia menuturkan, TNI AU sudah menyiapkan rumah sakit untuk tempat karantina. Ia menyebutkan, karantina akan berlangsung selama 28 hari sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.  "Standarnya 28 hari di RSPI Dr Suliyanti, Jakarta. Kita sudah siapkan semua, baik rumah sakit dan tempat mendarat di Halim," katanya.

Skema evakuasi WNI di Wuhan, menurut Fajar, diawali dari pemeriksaan kesehatan personel TNI AU. Setiap personel yang bertugas akan mendapatkan proteksi diri dari segala macam virus. Fajar belum bisa menjelaskan rencana evakuasi saat pesawat tiba di Wuhan. TNI AU belum bisa memastikan apakah WNI akan dikumpulkan ke bandara di Wuhan lalu pulang ke Indonesia atau ada skema lain. Menurut Fajar, Kementerian Luar Negeri RI masih terus berkoordinasi dengan Kemenlu Cina.

Tunggu sikap Cina

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, Pemerintah Indonesia memiliki opsi mengevakuasi WNI dari kota-kota yang rawan penyebaran virus Corona di Cina. Jokowi mengatakan, hal yang masih menjadi pertimbangan Pemerintah Indonesia adalah sejumlah kota di Cina tersebut masih dikunci. "Tentu, pemerintah memiliki opsi evakuasi, tapi kota-kota itu masih dikunci. Hal yang terpenting komunikasi KBRI dengan mahasiswa di sana terjalin secara baik," ujar Jokowi di sela-sela kunjungan kerja di Cimahi, Jawa Barat, Rabu (29/1/2020).

Penjelasan hampir sama juga disampaikan Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, kemarin. Menurutnya, pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mengevakuasi WNI di Cina, terutama Wuhan. Menurut Ma'ruf, pemerintah masih menunggu sikap Pemerintah Cina karena Wuhan masih diisolasi.

Pelaksana tugas (Plt) Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Teuku Faizasyah, meminta masyarakat memahami proses pematangan rencana evakuasi WNI di Wuhan. Ditegaskan, Kemenlu bekerja sama dengan kementerian dan lembaga lain untuk terus mematangkan proses evakuasi. "Kesiapan di Jakarta kita matangkan, demikian juga di Hubei. Ada titik-titik distribusi bantuan. Kita juga membayangkan ada sebaran warga kita yang cukup banyak, tidak terfokus di satu kota, tapi kita terus memastikan proses yang akan mendukung evakuasi nanti," ujar Faizasyah di Kantor Kemenlu, Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Sementara itu, Badan Nasion Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan Kemenlu mengirim 10.000 masker tipe n95 kepada WNI yang berada di sejumlah wilayah terdampak virus Corona di Cina. Direktur Perlindungan WNI dan BHI, Judha Nugraha, mengatakan penyaluran masker n95 ke lokasi terdampak virus Corona adalah wujud respons cepat dari situasi tanggap darurat di Cina. Judha mengatakan fokus paling utama Pemerintah Indonesia saat ini adalah menjaga keselamatan dan keamanan 234 WNI di Provinsi Hubei. Satu di antara bentuknya adalah pencegahan penularan virus Corona.

Keluarkan travel warning

Makin parahnya dampak penyebaran virus Corona, membuat Pemerintah Indonesia resmi mengeluarkan larangan bepergian (travel warning) untuk WNI ke Provinsi Hubei, Cina, sejak Selasa (28/1/2020).  "Pemerintah Indonesia resmi mengeluarkan travel warning ke Provinsi Hubei, Cina sejak kemarin (Selasa-red)," ujar  Plt Juru Bicara Kemenlu, Teuku Faizasyah, kepada Tribun Network, Rabu (29/1/2020).

Faizasyah menambahkan, travel warning berlaku sampai otoritas Cina menyatakan wilayah Hubei aman dari virus Corona. "Durasi status travel warning sangat bergantung pada kondisi di sana. Jika aman dan layak dikunjungi, maka status tersebut akan dicabut," lanjutnya. Untuk wilayah lain di Cina, menurut Faizasyah, Pemerintah Indonesia masih menetapkan status travel advisory. Kemenlu mengimbau semua pihak meningkatkan kehati-hatian dan mencermati pengumuman pemerintah Indonesia dan pemerintah setempat.

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) menyatakan semua WNI yang berada di Provinsi Hubei, Cina terpantau sehat. Ketua PPIT Wuhan, Nur Musyafak, mengatakan kondisi WNI di kota itu aman dan tidak ada yang terinfeksi virus Corona. (tribun network/git/fik/rez/fia/rin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved