Video
VIDEO - Erdogan Kecam Pernyataan Trump, "Yerusalem Bukan untuk Dijual"
Menurut Erdogan, Yerusalem adalah garis merah bagi Turki dan umat muslim dunia.
SERAMBINEWS.COM, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pada hari Kamis (30/1/2020) menghadiri upacara Penghargaan Media Anatolian ke-5 di Ankara.
Dalam kesempatan itu Erdogan mengutuk pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menyebut "Kesepakatan Abad Ini", dengan tujuan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota resmi Israel.
Pada hari Selasa, Presiden AS Donald Trump merilis rencananya untuk mengakhiri pertikaian Israel-Palestina di Gedung Putih bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Pertemuan itu tanpa kehadiran perwakilan dari pejabat Palestina.
Trump menyebut Yerusalem sebagai "ibu kota Israel yang tidak terbagi."
Apa yang disebut sebagai rencana perdamaian secara sepihak itu membatalkan resolusi-resolusi PBB sebelumnya tentang masalah Palestina, dan memberikan hampir semua permintaan Israel.
Menanggapi pernyataan Trump, Erdogan mengutip sikap Sultan Abdul Hamid II, yang merupakan sultan ke-34 Kesultanan Utsmaniyah, menyebut "Yerusalem Tidak untuk Dijual".
Menurut Erdogan, Yerusalem adalah garis merah bagi Turki dan umat muslim dunia.
Pada 28 Juni 1890, Sultan Abdul Hamid II mengeluarkan dekrit kesultanan yang melarang akomodasi Zionis di kerajaan Shahan (tanah Ottoman) dan mengembalikan mereka ke tempat-tempat dari mana mereka datang.
Menurut dekrit tersebut, Sultan melarang penjualan tanah Ottoman, terutama kepada orang-orang Yahudi Palestina, dan membentuk unit polisi khusus untuk melaksanakan perintah-perintah ini.
• VIDEO - Presiden Turki Erdogan Ajak Negara Muslim untuk Bersatu
• Trump Umumkan Rencana Perdamaian Israel dan Palestina, Begini Tanggapan Para Pemimpin Dunia
• VIDEO - Pernyataan Trump Picu Bentrokan, Warga Palestina Lempar Batu, Tentara Israel Balas Tembakan
Sumber: Anadolu Agency
Narator: Ardiansyah
Editor: Hari Mahardhika