Berita Banda Aceh
32 Nelayan Aceh Masih Ditahan di Thailand, Anggota DPRA Minta Perhatian Plt Gubernur
Anggota DPRA, Iskandar Usman Al-Farlaky, meminta Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, untuk memberi perhatian kepada mereka.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Mursal Ismail
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Iskandar Usman Al-Farlaky, meminta Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, untuk memberi perhatian kepada mereka.
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Sebanyak 32 nelayan Aceh hingga kini masih ditahan otoritas Thailand di negara tersebut.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Iskandar Usman Al-Farlaky, meminta Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, untuk memberi perhatian kepada mereka.
Menurut Iskandar, sejak mereka ditahan 21 Januari 2020 atau sudah dua pekan, belum ada tindakan konkret dari Pemerintah Aceh.
Sekretaris Komisi V DPR Aceh ini menilai kondisi ini berbanding jauh dengan perhatian Pemerintah Aceh kepada mahasiswa Aceh di Wuhan yang terdampak virus corona.
“Kita tak sedang membanding-bandingkan.
Namun harusnya para nelayan ini juga mendapat fokus yang sama karena mereka juga warga Aceh,” kata Iskandar kepada Serambinews.com, Selasa (4/2/2020).
• Humas RSUD Cut Nyak Dhien: Tidak Ada Mogok Dokter di Rumah Sakit
• Pria Ini Nekat Tikam Istri dan Ibu Mertua Gara-gara Masalah Sepele, Sang Istri Tewas Bersimbah Darah
• Bripka Rezi Meninggal saat Ikut Tes Jasmani Inspektur Polisi, Jatuh dan Pingsan Usai Lari 3 Putaran
Politisi Partai Aceh itu meminta pemerintah merespon cepat dengan melakukan advokasi agar nelayan Aceh yang ditahan otoritas Thailand bisa segera bebas.
“32 nelayan yang ditahan di Thailand ini adalah keluarga miskin. Anak istri mereka menunggu di kampung tanpa kejelasan nasib," kata mantan aktivis Aceh itu.
Sebagaimana diketahui, dua Kapal Motor (KM) asal Aceh Timur diduga ditahan oleh Otoritas Laut Thailand pada 21 Januari lalu.
Dua kapal ini adalah KM Perkasa Mahera dan KM Voltus yang diduga terseret arus hingga hanyut ke perbatasan laut tiga negara, yaitu Indonesia, India, dan Thailand.
Kedua kapal asal Aceh ini kini diduga berada di Pangkalan Angkatan Laut Wilayah III Tap Lamuk Provinsi Phangnga, Thailand.
Adapun jumlah Anak Buah Kapal (ABK) dalam kedua kapal ini diduga 32 orang.
Beberapa nama ABK dari dua kapal itu, yakni Munir (narkoda), Ibrahim (KKM), Saiful, Khairul, Nanda, Ikbal, M Yunus, Nurdin, Dona, Iskandar, Rijal, Adi, Ishak, Munzir.