Wawancara Eksklusif

Ibarat Pakaian Putih Terkena Setitik Noda

Kementerian Agama itu ibarat orang mengenakan pakaian serba putih. Ketika ada noda sedikit saja sangat kelihatan jelas

Editor: bakri
IST
FACHRUL RAZI, Menteri Agama 

Masalah yang selalu menghantui Kementerian Agama (Kemenag) adalah korupsi. Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali harus meringkuk di penjara selama 10 tahun karena terlibat kasus korupsi penyelenggaraan ibadah haji. Begitu pula nama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin disebut dalam kasus suap jual beli jabatan di Kemenag. Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta dalam kasus terdakwa Muhammad Romahurmuziy menyebutkan Lukman menerima uang Rp 70 juta sebagai imbalan jual-beli jabatan di lingkungan Kemenag.

"Kementerian Agama itu ibarat orang mengenakan pakaian serba putih. Ketika ada noda sedikit saja sangat kelihatan jelas," ujar Menag, Jenderal (Purn) Fachrul Razi, kepada tim Tribunnews Network dalam wawancara eksklusif di kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (31/1/2020). Berikut lanjutan petikan wawancara edisi kedua (2-Habis) dengan Fachrul Razi.

Saat sidang perdana Kabinet Indonesia Maju, Presiden Jokowi memerintahkan agar para menteri tidak korupsi. Bagaimana mencegak korupsi di Kementerian Agama?

Akhir tahun lalu kami punya proyek yang cukup besar yaitu membangun enam Universitas Islam Negeri (UIN) yang anggarannya kurang lebih Rp 3,3 triliun. Sudah ada pemenang lelang, semuanya kontraktornya BUMN. Memang proyek sebesar itu yang siap ya BUMN. Setelah ada pemenangnya, seminggu lalu saya kumpulkan mereka. Saya undang semua pejabat eselon I.

Dalam pertemuan itu saya bilang, bapak-bapak menang tender ini karena panitia lelang menilai bapak-bapak yang terbaik. Jadi, tidak ada sedikitpun jasanya Menteri Agama, jasanya Wamenag, sekjen, dirjen, dan semua eselon I. Tidak ada sedikitpun.

Jadi, bapak-bapak tidak utang budi sedikitpun kepada menteri, wamen, sekjen, dan lainnya. Bapak hanya utang budi dengan negara dan bangsa ini. Kalau bapak menyimpang, sebelum KPK tahu, kami minta KPK untuk nangkap bapak. Andaikan ada bisik-bisik (kongkalikong) setidaknya sudah takut duluan. Whistle blower (sang pemberi informasi adanya korupsi) akan kami perbanyak. Karena Kemenag itu seperti orang berpakaian serba putih, ketika ada noda sedikit saja sangat kelihatan jelas.

Pegawai di lingkungan Kemenag ini jumlahnya kurang lebih 240 ribu orang. Manakala  katakanlah ada 5,6, atau 10 kasus, jika dibanding jumlah total pegawai kan jauh sekali ya.

Kalau dihitung persentasenya  99,99 persen oke, sedangkan 0,00 sekian terkena kasus. Di sini orang hebat-hebat semua, pekerja keras.

Bagaiman meningkatkan kualitas program deradikalisasi?

Kami punya konsep moderasi beragama. Yang kami moderatkan bukan agamanya tapi cara kita beragama. Moderasi beragama acap kali kita visualisasikan dengan bandulan, pada sisi yang satu sangat konservatif, yang satu lagi sangat liberal. Upaya kami membuat dia tidak terlalu jauh dari titik gravitasi. Yang sangat liberal kita usahakan mendekat, begitu juga yang konservatif.

Dalam waktu dekat kita menyusun draft mengenai penceramah bersertifikat. Bukan sertifikasi ulama tapi penceramah bersertifikat, bagi siapa saja yang mau. Mungkin ada yang salah dengan kita dalam menafsirkan Islam. Seolah-olah Islam sesuatu yang sempit dan tertutup. Padahal, Islam Rahmatan lil ‘Alamin. Tidak ada orang mau datang kalau kita tidak terbuka. Kalau tidak toleran tidak ada orang mau datang.

Pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 lalu, Anda merupakan Ketua Tim Bravo 5, relawan pendukung pasang Jokowi-Ma'ruf Amin. Apakah posisi sebagai Menteri Agama ini merupakan kompensasi bagi Bravo 5?

Aduh, tidak tahu kalau itu. Saya mendukung Pak Jokowi mulai beliau mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Beliau mungkin tidak kenal saya kalau saya tidak dukung beliau.

Tapi, banyak juga menteri yang tidak terkait dengan partai atau relawan. Pak Jokowi itu siapapun dirangkul.

Bagaimana soal kegundahan Pak Jokowi terhadap lulusan madrasah?

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved