Derita Afika, Bocah Korban Kebakaran di Pijay Jalani 42 Kali Operasi Plastik Selama Lima Bulan

Sudah lima bulan ini Afika tak lagi bisa bermain. Ia juga tak bisa bersekolah. Bocah perempuan berusia 7,6 tahun ini hanya bolak-balik

Editor: bakri
SERAMBI/IDRIS ISMAIL
Petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan dan KB Pijay memeriksa ulang kondisi kesehatan Afika, Jumat (7/2/2020) 

Sudah lima bulan ini Afika tak lagi bisa bermain. Ia juga tak bisa bersekolah. Bocah perempuan berusia 7,6 tahun ini hanya bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani operasi plastik. Musibah kebakaran yang terjadi Agustus 2019 lalu membakar setengah bagian tubuhnya.

NILAWATI Ibrahim (37), warga Gampong Blang Rheu, Kecamatan Ulim, Pidie Jaya (Pijay) hampir saja kehilangan harapan. Pekan lalu ia membawa pulang putrinya, Afika (7,6) dari rumah sakit karena kehabisan dana pendampingan. Beruntung Pemkab Pidie Jaya bergerak cepat, sejumlah dana terkumpul dan ia akhirnya bisa melanjutkan pengobatan anak ketiganya itu. Kini ia dan Afika telah berada di Banda Aceh untuk menjalani perawatan di RSUZA.

Afika mengalami luka bakar parah dalam musibah yang terjadi pada 20 Agustus 2019 silam. Hampir setengah bagian tubuhnya, mulai dari kaki hingga bagian perut melepuh akibat dilalap api.

Musibah itu bermula saat Afika sedang bermain dengan korek api dengan membakar kemasan gelas mineral. Api itu kemudian terpercik bagian bawah pakaiannya dan terus membesar membakar bagian bawah tubuh gadis kecil ini. Kulit di kedua kakinya, hingga ke pinggan dan perut melepuh.

Sejak saat itulah ia banyak menghabiskan waktu di rumah sakit untuk menjalani perawatan, baik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pijay, Puskemas, hingga beberapa kali dirujuk ke RSUZA di Banda Aceh.

Nilawati menyebutkan, sepanjang lima bulan ini Afika telah 42 kali menjalani operasi kulit atau operasi plastik. Apabila dirata-ratakan, berarti dalam sebulan Afika menjalani delapan kali operasi. Biaya yang dihabiskan melalui BPJS Kesehatan mencapai sekitar Rp 800 juta.

Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Pijay, Munawar Ibrahim SKP MPH kepada Serambi juga mengakui hal itu. Pihak dinas juga telah berupaya maksimal untuk perawatan Afika. "Dalam rentang waktu selama lima bulan terakhir pihak dinas telah melakukan upaya maksimal,” ucap Munawar.

Namun belakangan, orang tua Afika kehabisan dana pendampingan dan kemudian memutuskan membawa pulang anaknya dari rumah sakit. Mengetahui hal itu, Pemkab Pijay langsung bergerak cepat. Sejak Kamis (7/2/2020), dilakukan penggalangan dana hingga kemudian terkumpul uang sebanyak Rp 10 juta. Penggalangan dana dilakukan oleh Pemkab,(Dinkes-KB), dan Anggota Dewan. 

"Hasil penggalangan dana terkumpul Rp 10 juta. Uang itu telah diserahkan oleh Saifullah selaku anggota DPRK kepada pihak keluarga yang diterima oleh orangtua Afika di Gampong Blang Rheu Ulim," kata Wakil Bupati Pijay, H Said Mulyadi SE MSi kepada Serambi, Jumat (7/2/2020)

Said Mulyadi menjelaskan, Pemkan Pijay tetap peduli kepada setiap warganya yang membutuhkan, terlebih bagi keluarga dari kalangan kurang mampu. “Kami tetap peduli dengan kondisi masyarakat miskin yang membutuhkan dan kami tetap mengawal perawatan Afika," pungkas H Said Mulyadi.

Karena itulah, sejak Jumat (7/2/2020) putri dari pasangan Nilawati dan Fauzi Ibrahim ini telah dirawat kembali. Afika yang masih duduk di kelas 2 MIN Alue Sanee, Ulim, ini dirujuk ke RSUZA Banda Aceh untuk menjalani operasi plastik pada bagian perutnya. Ia dirawat di ruang Raudhah 2, kamar 7.

Hanya saja, proses perawatan belum selesai. Masih dibutuhkan waktu yang relatif panjang hingga kondisi Afika benar-benar sembuh dan untuk kelanjutan pelayanan medis tahap berikutnya ini tetap membutuhkan dana dampingan.

Oleh karena itu, pihak keluarga sangat berharap adanya bantuan dari donatur untuk kelanjutan proses penyembuhan Afika. Kondisi Afika sendiri ia akui sudah lumayan membaik, mulai dari kaki hingga bagian pinggang. Hanya saja, pada bagian punggung dan perut mengalami lembab karena basah akibat nanah yang keluar dari bekas luka-lukanya.

"Saya sangat berharap, baik kepada pemerintah maupun masyarakat agar terketuk hati untuk senantiasa mengulurkan bantuan dan doa demi mempercepat upaya kesembuhan anak kami," harap Nilawati.(idris ismail)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved