Jembatan Gigieng Terbengkalai, Pekerjaan Dihentikan Sementara Waktu
Pembangunan jembatan rangka baja Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie yang hampir rampung mulai terbengkalai
SIGLI- Pembangunan jembatan rangka baja Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie yang hampir rampung mulai terbengkalai, seperti material pasir masih menumpuk di oprit jembatan. Pekerjaan harus dihentikan sementara waktu, karena struktur jembatan dapat membahayakan pengendara.
Pantauan Serambi, kemarin, jembatan itu hampir rampung dikerjakan, tapi belum bisa dimamfaatkan warga untuk sarana penyeberangan. Keuchik Gampong Gong Gigieng, Tgk As'ari, kepada Serambi, Selasa (11/2) mengatakan, warga telah lama berharap jembatan rangka baja itu bisa dimanfaatkan.
Dia mengatakan kendaraan roda empat harus memutar melalui gampong, sehingga jalan mudah rusak dan rawan lakalantas akibat jalan sempit. "Kami berharap, jembatan rangka baja itu bisa digunakan tahun ini, karena warga sangat mengharapkannya," ujarnya.
Sedangkan anggota DPRA, Khairil Syahrial ST MAP, kepada Serambi, Selasa (11/2) menjelaskan, dinas harus bertanggungjawab, akibat mangkraknya jembatan itu yang mulai dikerjakan tahun 2017 dengan pekerjaan dua abutmen Rp 1,6 miliar. Kemudian, pemasangan leger jembatan pada 2018 dengan dana sekitar Rp 2,134 miliar dan pekejaan oprit, pengecoran lantai serta pembangunan talut pada 2019 sekitar Rp 1,443 miliar.
Sehingga, katanya, sekitar Rp 5 miliar telah terserap di jembatan itu, tapi belum bisa digunakan masyarakat. "Sarana itu seperti jembatan 'Abu Nawas' karena tidak bisa digunakan oleh masyarakat," jelasnya. Dikatakan, hasil pengujian Tim Laboratorium Foreksik Sruktur Bangunan Fakultas Tehnik Unsyiah Banda Aceh, bahwa jembatan itu belum bisa digunakan akibat pemasangan girder jembatan yang salah.
Girder jembatan telah mengalami lendutan besar dan bertegangan luluh baja yang tidak aman digunakan bagi kendaraan. "Saya menilai kesalahan pada girder jembatan akibat pengawasan lemah saat pengadaan dan pemasangan rangka baja dan sekarang yang rugikan masyarakat, saya juga menilai ini kecolongan dinas ," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pidie, Samsul Bahri, Selasa (11/4), mengungkapkan, untuk pemasangan leger jembatan dilakukan Dinas PUPR Aceh pada 2018. Dikatakan, pihaknya hanya mengerjakan oprit, pengecoran lantai jembatan dan pemasangan tanggul dengan anggaran Rp 1, 4 miliar pada 2019.
Dikatakan, pekerjaan harus dihentikan sementara waktu, seiring hasil uji pengujian dari Tim Laboratorium Foreksik Sruktur Bangunan Fakultas Tehnik Unsyiah Banda Aceh, bahwa jembatan itu dapat membahayakan warga jika digunakan. Dia mengungkapkan baru membayar 30 persen ke rekanan.
"Sisanya belum kita bayar, karena menunggu keputusan dari Dinas PUPR Aceh. Sebab, hasil pengujian tim dari Unsyiah Banda Aceh jembatan belum bisa digunakan. Bahkan, untuk 2020 tidak dianggarkan dana," jelasnya.(naz)