Pintu Tol
Untuk Kepentingan Ekonomi, Pintu Tol Aceh Tamiang Digeser ke Minuran
Usulan ini sendiri dilakukan setelah tim Pemkab Aceh Tamiang meninjau dan mengevaluasi calon lokasi yang akan dijadikan pintu tol yang menghubungkan M
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Bupati Aceh Tamiang Mursil mengusulkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memindahkan lokasi pintu tol dari kawasan jalan elak ke jalan lintas di kawasan Minuran, Kampung Bukitrata, Kecamatan Kejuruanmuda, Aceh Tamiang.
Mursil mengklaim usulannya ini sudah disetujui pihak kementerian karena keputusan pemindahan ini didasari dengan kepentingan perekonomian rakyat.
“Alhamdulillah sudah disetujui. Jadi nanti pintu tol akan dibuat di kawasan Minuran,” kata Mursil, Sabtu (15/2/2020).
Usulan ini sendiri dilakukan setelah tim Pemkab Aceh Tamiang meninjau dan mengevaluasi calon lokasi yang akan dijadikan pintu tol yang menghubungkan Medan-Langsa itu.
Dari sudut pandang ekonomi, pintu tol di jalan elak tidak akan memberi pengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat karena kawasan itu langsung terhubung ke Langsa.
Sementara posisi Minuran yang cukup strategis menjadikan kawasan ini sebagai akses menuju beberapa lokasi di Aceh Tamiang.
“Pemikiran kita sederhana, kalau di jalan elak, pengendara akan malas singgah di daerah kita karena pasti akan langsung memilih melanjutkan perjalanan ke Langsa. Kalau begini masyarakat kita tidak dapat apa-apa,” kata Mursil.
• Keji! Bayi 6 Bulan Tewas Dimutilasi Orangtuanya jadi 3 Bagian, Jasad Dibuang ke Sumur
• Nipah Potensi Alam Singkil yang belum Tersentuh
• Peringati 40 Hari Kematian Soleimani, Iran Hujani Pangkalan AS dengan Roket Berjuluk Stalin Organ
Pergeseran ke Minuran ini diyakininya bakal menghadirkan banyak pilihan bagi pengendara yang melintas.
Sebagai kepala daerah, Mursil mengaku tidak akan melepaskan peluang ini demi memompa perekonomian daerah.
“Kehadiran tol ini membuat jarak tempuh Medan-Tamiang hanya satu jam. Kalau selama ini orang Tamiang pergi ke Medan untuk ngopi, harus bisa kita balik turis-turis Medan yang ngopi di Tamiang. Ingat tahun depan kerata api ke Medan juga sudah beroperasi,” ujarnya optimis.
Mursil pun mengungkapkan faktor inilah yang membuatnya begitu serius membenahi Kota Kualasimpang dan memperbaiki seluruh fasilitas umum menuju objek pariwisata.
Ke depan kata dia, Aceh Tamiang harus bisa menjadi daerah penopang Medan, yang sudah lebih dulu menjadi kota metropolitan.
“Tidak mudah memang, butuh waktu panjang. Tapi kalau tidak dimulai dari sekarang, kita tidak akan melangkah maju,” ucapnya(*)