Rocky Gerung Ungkit Kampanye Pemilu & Soroti Kartu Gratis yang Dijanjikan Jokowi: Mending Kasih Uang

Rocky Gerung pun menyinggung soal 'kartu sakti' yang dijanjikan Jokowi saat kampanye Pemilu 2019.

Editor: Amirullah
YouTube Rocky Gerung Official
Pengamat Politik Rocky Gerung dalam saluran YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (14/2/2020). 

SERAMBINEWS.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung menanggapi pengakuan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang sampai sakit perut karena janji-janji Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung pun menyinggung soal 'kartu sakti' yang dijanjikan Jokowi saat kampanye Pemilu 2019.

Bahkan, Rocky Gerung membandingkan sepak terjang Sri Mulyani di pemerintahan Jokowi dengan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Hal itu terang-terangan disampaikan Rocky Gerung melalui channel YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (14/2/2020).

Menurut Rocky, kini Sri Mulyani mengalami kecemasan dalam menjalankan tugas di era Jokowi.

"Mungkin ini Ibu Sri Mulyani mengalami kecemasan sehingga mengalami sakit mag," kata Rocky.

"Stres," sambungnya tertawa.

Lantas, ia pun menyinggung era pemerintahan SBY.

Menurut Rocky, Sri Mulyani justru mendapat banyak pujian di era SBY.

"Pasti karena stres, karena saya kenal Sri Mulyani orangnya lincah," ucap Rocky.

"Zaman SBY enggak ada stresnya dia, dapat pujian segala macam."

Rocky melanjutkan, Sri Mulyani kini sudah mengetahui ada sesuatu yang tidak rasional di pemerintahan Jokowi.

"Sekarang dia stres justru karena dia tahu ada yang tidak rasional dalam pemerintah," ucapnya.

"Karena itu kan, Sri Mulyani kan di-train untuk menjadi rasional."

()

Pengamat Politik Rocky Gerung dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (14/2/2020). (YouTube Rocky Gerung Official)

Lebih lanjut, ia menyebut ketidakrasionalan pemerintahan Jokowi itu justru disebabkan oleh jajaran menteri yang duduk di kabinet.

Rocky pun menyinggung banyaknya politisi yang dipilih untuk menjadi menteri.

"Tetapi dia menjadi irasional karena harus bergaul dengan kabinet yang sering kali irasional," kata Rocky.

"Karena yang diutus ke kabinet kan orang partai yang kadang kala irasional melihat ekonomi kan."

Tak hanya itu, Rocky juga menyoroti soal kartu-kartu yang dijanjikan Jokowi selama kampanye 2019 lalu.

Ia menyebut kartu-kartu itu justru tak akan membuat perekonomian membaik.

"Memang enak menyebut 'Saya punya kartu gratis'," terangnya.

"Iya, tapi itu tidak menggerakan ekonomi karena uang enggak beredar kan."

Terkait hal itu, Rocky pun memberikan contoh untuk menjelaskan pernyataannya.

Rocky menyatakan kartu-kartu yang dijanjikan Jokowi itu sama sekali tak akan berdampak pada perekonomian masyarakat.

"Setiap kali kita mesti keluarin kartu, ya uangnya beredar dari desa langsung ke pusat kan," terang Rocky.

"Saya enggak bisa beli singkong dengan kartu tuh, jadi saya enggak bisa bantu keluarga saya untuk punya uang."

"Tetangga saya juga enggak bisa kasih uang jajan pada anaknya tuh," sambungnya.

Dibandingkan kartu-kartu itu, Rocky menyebut masyarakat lebih membutuhkan uang.

"Tapi keadaan itu yang oleh Pak Jokowi dijanjikan, 'Saya kasih kartu-kartu'," tegas Rocky.

"Iya, tapi itu tidak menggerakkan ekonomi, kasih uang aja."

Simak video berikut ini menit ke-1.40:

Anak hingga Besan Jokowi Maju Pilkada

Pada kesempatan lain, Budayawan Sudjiwo Tedjo menyoroti pencalonan kerabat terdekat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilkada 2020.

Dilansir TribunWow.com, Sudjiwo Tedjo menganggap hal tersebut merupakan bentuk nepotisme yang dilakukan Jokowi.

Sudjiwo Tedjo bahkan juga menyebut pencalonan kerabat Jokowi yang maju Pilkada itu sebagai bentuk dinasti politik.

Hal itu disampaikan Sudjiwo Tedjo melalui channel YouTube Macan Idealis, Jumat (14/2/2020).

"Saya sekarang cuma bisa ngomong, walaupun saya sendiri yang jadi presiden belum tentu bisa melakukan," kata Sudjiwo.

Terkait hal itu, Sudjiwo lantas menyebutkan sederet kerabat Jokowi yang maju Pilkada.

Yakni mulai dari anak kandung hingga besan Jokowi.

"Sekarang bagaimana orang bisa percaya Pak Jokowi ketika ngomong nepotisme kalau mantunya maju, Bobby," ujar Sudjiwo.

"Gibran di Solo, terus kabarnya ada besannya juga di Sumatera dan di Wonogiri."

Meski menjadi pro kontra, pencalonan kerabat Jokowi itu menurutnya sah-sah saja di mata hukum.

Bahkan, Sudjiwo menyatakan mencalonkan diri di Pilkada adalah hak setiap warga.

"Maksudku gini, ada yang namanya bener dan ada namanya pener," jelas Sudjiwo.

"Bener itu belum tentu pener. Mereka punya hak politik dong untuk mencalonkan."

Meskipun begitu, Sudjiwo menyebut kerabat Jokowi itu harusnya mencalonkan diri setelah sang presiden lengser dari jabatan.

"Iya dong sebagai warga negara, tapi maksudku tunggu dulu setelah babe selesai jadi presiden, gitu loh maksudku," tegas Sudjiwo.

"Dan mungkin kalau aku jadi presiden, aku juga seperti Pak Jokowi sekarang."

Terkait langkah kerabat Jokowi maju Pilkada itu, Sudjiwo terang-terangan menilai hal itu sebagai dinasti politik.

Bahkan, ia menyebut politik dinasti itu juga diperlukan untuk jaminan masa depan setelah lengser dari jabatan.

"Karena aku harus aman kan, setelah aku lengser terus gimana kalau enggak ada dinasti?," jelas Sudjiwo.

"Sementara hidup demikian kejam."

"Tapi maksudku ada kerugiannya, aku punya kerugian aku udah enggak bisa neken kepala desa, neken petinggi, neken lurah, neken gubernur, neken menteri agar tidak nepotisme," sambungnya. (TribunWow.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ungkit Kampanye Pemilu, Rocky Gerung Soroti Kartu Gratis yang Dijanjikan Jokowi: Mending Kasih Uang

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved