Berita Pidie
CT Scan di RSU Sigli Masih Rusak, Pasien Dirujuk ke Banda Aceh, Ini Penjelasan Direktur
“Targetnya tidak melewati bulan Juni ini alat CT Scan sudah bisa kita difungsikan kembali karena memang secara pelayanan alat itu sangat dibutuhkan"
Penulis: Nur Nihayati | Editor: Nur Nihayati
“Targetnya tidak melewati bulan Juni ini alat CT Scan sudah bisa kita difungsikan kembali karena memang secara pelayanan alat itu sangat dibutuhkan"
Laporan Nur Nihayati | Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Sudah setengah tahun alat periksa tubuh CT Scan di RSU Tgk Chik Ditiro Sigli, Pidie masih rusak.
Diketahui sebelumnya alat computerized tomography scanner (CT Scan) dibeli menggunakan APBK Pidie tahun 2016 senilai Rp 13 miliar.
Setelah dipeusijuk sempat difungsikan beberapa bulan. Kemudian belakangan diketahui rusak hingga Senin (24/2/2020).
Kerusakan alat pendeteksi kondisi tubuh pasien tersebut akibat tidak adanya masa perawatan setelah masa garansi berakhir.
Dampak dari kerusakan CT Scan menyebabkan banyak pasien harus dirujuk ke RSUZA Banda Aceh.
Semula menurut informasi kerusakan alat itu dipicu pengaruh listrik.
• Wali Kota Ingatkan PDAM Tirta Daroy
• Indonesia Masuk Daftar Negara Maju
• Pesona Wisata Kekinian di Aceh Tamiang
Akibat arus listrik PLN sering hidup mati ditambah lagi kurang adanya perawatan.
Alat medis ini dibeli dari PT Philips.
Untuk perawatan harus diasuransikan yang anggarannya mencapai Rp 900 juta per tahun.
Selama setahun teknisi dari PT Philips akan memeriksa kondisi alat tersebut.
Rusaknya CT Scan itu pada item modul yang harus diganti baru.
Malah kabarnya untuk mengganti atau memperbaiki CT Scan butuh anggaran miliaran.
Direktur RSU Tgk Chik Ditiro Sigli, dr Muhammad Yassir Sp An dihubungi Serambinews.com Senin (24/2/2020) membenarkan hal itu.
"Ya betul CT Scan rusak.
Kita telah mengorder dari PT Philips. Dan, teknisi perusahaan itu akan turun RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli," kata dr Yassir.
Menurut dr Yassir, proses ini sudah dilakukan dari dari direktur sebelumnya.
"Proses sudah dilakukan, dari direktur sebelumnya. Poses sudah
berjalan.
Sudah ada komunikasi dengan distributor, target pertengahan tahun ini selesai," katanya.
Dijelaskan, barang yang dibutuhkan itu, jalas Muhammad Yassir, saat ini sudah tiba di Singapura dari Belanda, hanya saja belum tiba di Pidie.
Soal anggaran untuk keperluan perbaikan alat CT Scan tersebut sudah dianggarkan sebesar Rp 1,6 milar.
“Targetnya tidak melewati bulan Juni ini alat CT Scan sudah bisa kita difungsikan kembali karena memang secara pelayanan alat itu sangat dibutuhkan,” demikian dr Yassir.
Di sisi lain, sejumlah pihak menaruh kekecewaan atas rusaknya alat Ct Scan itu.
Sebab jika pasien dibawa ke Banda Aceh maka memerlukan biaya makan dan operasional pendampingi pasien tidak sedikit. (*)