Perkenalkan Budaya Aceh
Dua Mahasiswa Aceh Perkenalkan Budaya Aceh dalam Karnaval di Jerman
Festival Braunschweig 2020 adalah salah satu festival kebudayaan terbesar di Jerman Utara dan diselenggarakan di Kota Braunschweig, Minggu 23 Februari
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Yusmadi
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Festival Braunschweig 2020 adalah salah satu festival kebudayaan terbesar di Jerman Utara dan diselenggarakan di Kota Braunschweig, Minggu 23 Februari 2020.
Festival ini rutin di adakan setiap tahunnya dan diikuti oleh komunitas-komunitas dari seputaran kota German Utara serta negera-negara tertentu yang undangan, seperti Ubzekistan, Russia, Korea Selatan dan Indonesia.
Perwakilan Indonesia di bawah naungan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Hamburg menjadi peserta parade.
Dua mahasiswa asal Aceh yaitu Sadikin dan Andika turut berpartisipasi mewakili Indonesia dengan menunjukan pakaian adat Asal Aceh.
‘’Alhamdulillah dari KJRI mempercayakan Ikatan Mahasiswa Aceh di Jerman (IMAN) untuk ikut serta dengan menggunakan dua jenis pakaian adat dari Provinsi Aceh yaitu pakaian adat Aceh dan Gayo, ini merupakan kesempatan yang sangat besar bagi kami," kata Sadikin, yang juga Ketua Mahasiswa Aceh di Jerman melaporkan dari Braunschweig, Jerman, Senin (24/2/2020).
Peserta yang hadir sangat banyak sekitar yaitu 300-an lebih grup dan masing-masing kelompok mengendarai truk besar serta mereka mengenakan baju karnaval dengan hiasan dan motif kreatif khas Jerman dan Eropa.
Pada pukul 12 waktu setempat, suara terompet terdengar melengking di setiap sudut kota, menandakan dimulainya karnaval.
"Mobil yang kami tumpangi perlahan maju ke depan dengan iring-iringan musik yang menemani kami sepanjang rute karnaval yang nantinya berakhir di balai kota yang juga menjadi pusat kota Braunschweig" kata Sadikin.
Ia melaporkan, walaupun cuaca hujan dan berangin, namun antusias baik dari peserta, panitia, dan masyarakat sangat luar biasa, di sepanjang jalan yang di penuhi dengan anak-anak, pemuda dan orang tua.
Di dalam mobil yang tumpangi pederta Indonesia, telah disediakan berbagai cemilan manis seperti cokelat, permen, wafer, biskuit, dan kopi sachet khas Indonesia.
• 1.470 Orang Tuha Peut di Nagan Raya Dilantik
• Kasat Sabhara Polres Aceh Timur Meninggal di RSUDZA
• Lompat dari Tebing Lamreh, Mahasiswa FKH Unsyiah Asal Sumatera Barat Meninggal Tenggelam
"Mereka warga Jerman sangat tertarik mendapatkan bungkusan yang berisi kopi tersebut karena terlihat beda dan jarang ditemukan di pasar Jerman. Kami boleh memberikan cemilan tersebut kepada pengunjung yang hadir dengan cara melemparkanya ke arah kerumunan pengunjung. Para pengunjung harus berteriak 'hello' sebagai kata kunci untuk mendapatkan cemilan tersebut. Jadi, tak heran jika teriakan “hello” pun terdengar di mana-mana. Ini adalah ritual karnaval yang unik sekali," kata Sadikin
Bukan itu saja, Indonesia juga menyuguhkan musik-musik khas Indonesia, hal ini terdengar sangat berbeda bagi masyarakat Jerman.
"Kami mendapat banyak sapaan dari pengunjung karena kekagumannya pada pakaian tradisional khas Aceh yang kami kenakan. Pada akhirnya parade ini berakhir selama 3 jam setelah mengelilingi kota Braunschweig," ujarnya.
Setelah parade selesai, seorang fotografer memuji keindahan pakaian adat Aceh yang dikenakan Sadikin dan kawannya.
Banyak yang minta foto bersama.
Keu ikan lainnya adalah saat mereka rehat di restoran Turki, pengunjung restoran meminjam kopiah meukeutop untuk foto. (*)