Harimau Mangsa Ternak

Harimau Kembali Masuk ke Permukiman Warga di Subulussalam, Mangsa Ternak Kambing

Harimau sumatera kembali masuk ke permukiman penduduk di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Senin (24/2/2020) malam ini.

Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
BKSDA/KOMPAS.COM
Kolase foto Harimau Sumatera dan bangkai sapi yang ditemukan di Kecamatan Langkahan, Aceh Utara. Sapi tersebut diduga dimangsa Harimau Samatera. Pada Rabu (27/11/2019), ada lima ekor sapi milik warga yang dimangsa. 

Laporan Khalidin | Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Harimau sumatera kembali masuk ke permukiman penduduk di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Senin (24/2/2020) malam ini.

Sejumlah ternak kambing warga dilaporkan ikut dimangsa sang raja hutan itu.

Ajeng, salah seorang masyarakat Desa Singgersing yang dikonfirmasi Serambinews.com mengatakan harimau tersebut diperkirakan masuk ke permukiman penduduk sekitar pukul 19.30 WIB tadi.

Posisi harimau makin dekat ke rumah penduduk hanya hitungan puluhan meter. "Sudah makin dekat harimaunya, paling 20-an meter," kata Ajeng kepada wartawan

Ajeng mengaku mereka sangat ketakutan akibat teror harimau di desa tersebut. Pasalnya dalam beberapa hari terakhir berkeliaran dan makin mendekat.

Sementara aksi pengusiran belum berhasil. Warga berharap agar pihak berenang segera mengambil langkah sigap menghalau kawanan harimau sebelum mencelakai manusia.

Sebelumnya laporan harimau masuk kembali ke permukiman penduduk disampaikan Jakarsi Ketua Badan Permusyawaratan Kampong (BPK) Desa Singgersing.

Bahkan Jakarsi dengan beberapa warga sempa menyisir jejak telapak kaki harimau yang masih baru. Tampak ada bekas penyeretan yang diperkirakan ternak warga.

"Malam ini masul lagi harimaunya. Ini kami di lokasi, ada bekas jejak kaki. Ada juga kayanya bekas seretan mungkin kambing," terang Jakarsi seraya menyampaikan riual pengusiran dilakukan pawang sepertinya tidak berdampak apapun.

Tim Balai Konservasi Sumber daya Alam (BKSDA) Aceh wilayah II Subulussalam telah melakukan pengusiran terhadap harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang beberapa waktu lalu berkeliaran di perkebunan hingga permukiman masyarakat  Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat.

Pengusiran dilakukan dengan bantuan ritual pawang harimau yang didatangkan oleh BKSDA ke lokasi.

Staf BKSDA Aceh wilayah II Subulussalam, Zainal Wahyudi  yang konfirmasi Serambinews.com, Senin (24/2/2020) mengatakan pengusiran melalui proses ritual yang dipimpin pawang harimau. 

Pawang harimau bernama Sarwani Sabi alias Kek Carwani memimpin doa dalam prosesi ritual.

”Pakai jasa pawang harimau. Pawang ini sudah terkenal sampai ke luar Aceh,” kata Zainal

Dikatakan, proses ritual dilakukan antara lain dengan cara menanam pohon asam kecombrang atau kincung alias Cikala dalam bahasa setempat di lokasi kebun masyarakat yang jejaknya harimau ditemukan serta sekitar ternak dimangsa.

Akar pohon kecombrang diasapi dulu dengan kemenyan lalu ditanam.

Selain itu turut pula digelar doa bersama di kebun penduduk.

Sejauh ini, kata Zainal mereka belum mendapatkan laporan apakah harimau masih berkeliaran atau telah mereda.

Pihak BKSDA menurut Zainal sedang memantau dan menunggu laporan masyarakat apakah sudah aman dan harimau tidak lagi berkeliaran di perkebunan penduduk sebagaimana sebelumnya terjadi.

Zainal menambahkan berdasarkan pengalaman sebelumnya, ritual ampuh mengusir harimau.

Sarwani ini menurut Zainal merupakan satu-satunya sosok pawang harimau yang kerap dipakai jasanya oleh BKSDA.

Bukan hanya Aceh, Sarwani juga telah beberapa kali melakukan ritual pengusiran harimau hingga ke Riau.

Karenanya, pihak BKSDA berharap agar harimau yang selama ini meresahkan penduduk di Desa Singgersing juga akan kembali ke habitatnya.

Afra, Finalis Putri Indonesia 2020 Perwakilan Aceh Kunjungi NTT, Ini Kegiatannya

Pencuri Lubangi Dinding Minimarket, Curi Rokok Senilai Rp 10 Juta

Turnamen Bola Voli HUT Hammer VC,Trisakti Lhokseumawe Benam Gaza Bener Meriah

Ketika ditanyai berapa individu harimau sumatera yang berkeliaran di perkebunan atau dekat permukiman penduduk, Zainal mengaku belum mendapat informasinya. Hanya saja jumlah pasti yang dia peroleh satu individu. Sementara laporan masyarakat berbagai versi termasuk adanya yang mengabarkan jumlah harimau dua individu.

”Kalau laporan masyarakat ada dua individu,” terang Zainal

Sebelumnya, aparat kepolisian sektor Sultan Daulat menggelar patrol ke Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam untuk mengusir kawanan harimau Sumatera  (Panthera tigris sumatrae)  yang berkeliaran di dekat permukiman penduduk serta areal perkebunan setempat.

”Mulai tadi malam personel kita turunkan ke lokasi yang diduga didatangi kawanan harimau,” kata Kapolres Subulussalam, AKBP Qori Wicaksono kepada Serambinews.com, Sabtu (22/2/2020).

Menurut Kapolres AKBP Qori, personel kepolisian patroli berseragam lengkap dengan senjata laras panjang untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat di sana.

Tujuannya untuk mengusir kawanan  harimau dari permukiman penduduk. Selain polisi tampak juga aparat TNI di lokasi penampakan harimau sumatera.

”Kita akan terus patrol sehingga masyarakat tidak resah,” ujar Kapolres AKBP Qori

Pantauan Serambinews.com di lapangan, tampak aparat kepolisian bersenjata laras panjang. Pun demikian Kapolsek Sultan Daulat Iptu Didik Surya yang memimpin operasi tersebut.

Selain itu sejumlah warga termasuk saksi mata yang melihat harimau juga ikut menunjukan lokasi penampakan binatang bertaring ini.

“Menurut informasi lokasi penampakan itu di sini,” kata Zainal Wahyudi, staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam.

Tiga warga yang mengaku melihat langsung penampakan harimau sumatera berkeliaran di dekat bahkan pada jalan raya memberikan keterangan kepada polisi dan media. Hasibuan mengaku melihat harimau saat melintas dengan menggunakan sepeda motor.

Harimau itu persis berada di dekat tebing bukit sebelah kiri jalan nasional dari Tapaktuan menuju Subulussalam atau Medan Sumatera Utara.

Demikian pula halnya Junaidi, dia bersama istri bermaksud pergi ke Subulussalam untuk membeli keperluan sekolah sang anak.

Saat itu masih pukul 19.30 WIB dan setiba di lokasi tikungan dekat rumah pemantau gajah, keluarga ini terperanjat atas penampakan harimau yang melintas badan jalan nasional. Junaidi mengaku harimau melompat menyeberang jalan sehingga membuat dia dan keluarga termasuk anaknya menjerit seketika.

”Kami menjerit ketakutan, sampai gemetaran,” terang Junaidi

Hal senada diakui Ajeng, istri Junaidi yang turut menyaksikan langsung dengan mata kepalanya soal sosok harimau sumatera.

Berdasarkan pengakuannya, saat itu ada dua ekor harimau sumatera yakni satu besar dan satunya lagi lebih kecil yang diduga anak hewan dilindungi ini. Ajeng dan keluarga sempat menunda perjalanan pulang ke Singgersing karena masih trauma.

Selain itu ada lagi warga yang melihat penampakan harimau dan menyampaikan kepada masyarakat untuk berhati-hati.

Menyusul penampakan harimau yang makin mendekat ke permukiman penduduk, masyarakat Desa Singgersing dan sekitarnya makin ketakutan. Selain itu teror raja hutan ini juga membuat warga sekecematan Sultan Daulat dan daerah lain ikut was-was terutama yang kerap menggunakan jalan nasional untuk melintas.

”Saya juga takut pulang karena kabarnya harimau masih ada nampak di dekat jalan,” ujar Muslimin salah seorang warga Kecamatan Simpang Kiri.

Sementar Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam, turun dan berjaga  di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat menyusul laporan penampakan harimau Jumat (21/2/2020) tadi malam.

”Kami stanby di lokasi semalaman untuk menjaga jangan sampai harimau ini mengganggu manusia,” kata Zainal Wahyudi, staf BKSDA Subulussalam kepada Serambinews.com

Zainal bersama rekannya langsung turun ke lokasi setelah mendapat laporan dari masyarakat soal penampakan sang raja hutan berada di dekat permukiman penduduk bahkan menyeberang jalan nasional Aceh-Medan, Sumatera Utara.

Berdasarkan pengecekan di lokasi terdapat bekas jejak harimau di tebing berbatu meski agak kurang jelas karena kondisi tanah keras dan kering. Namun, di sana terdapat bekas jejak kaki harimau yang posisinya terseret saat menaiki tebing bukit.

Sejauh ini tindakan BKSDA sebatas menghalau atau mengusir satwa dilindungi itu untuk menjauh dari permukiman penduduk.

BKSDA mengusir harimau dengan menggunakan petasan atau mercon.

Menurut Zainal, pengusiran ini menggunakan benda bersuara keras. Sementara untuk proses penangkapan Zainal mengaku belum ada petunjuk dari atasan mereka.

”Sementara kita halau dulu dengan mercon ini, soal penangkapan kami tidak tau manakala terjadi emergency nanti kita tunggu arahan dari pimpinan kami,” terang Zainal

Lebih jauh dikatakan, selain berjaga semalaman pihak BKSDA juga segera menurunkan pawang harimau dari Tapaktuan Aceh Selatan.

Sejatinya, sang pawang turun ke Subulussalam tadi malam namun tidak dapat dilakukan karena terkendala transportasi.

Hari ini, BKSDA mengaku akan kembali menurunkan pawang harimau untuk ‘merajah’ sehingga menjauh dari permukiman penduduk dan tidak lagi mengganggu ternak apalagi manusia.

Kawanan harimau sumatera yang muncul malam ini ke dekat permukiman di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam dilaporkan melintas di jalan nasional hingga membuat pengendara terkejut.

"Ada warga yang sedang menjemput anaknya pulang mengaji terkejut karena nampak harimau melintas depan mobilnya," kata Nasution Padang, salah seorang warga Singgersing kepada Serambinews.com Jumat (21/2/2020). (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved