Breaking News

Berita Aceh Timur

Kerang Sumber Rezeki Warga Pesisir Sungai Peureulak, Diambil di Sungai yang Dihuni Buaya

Kerang air tawar salah satu sumber pendapatan ekonomi masyarakat di sepanjang pesisir sungai Peureulak, Aceh Timur

Penulis: Seni Hendri | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/SENI HENDRI
Jariah (30) penjual kerang air tawar (Pem-Peng) di tepi jalan Peureulak-Lokop, Gampong Bhom Lama, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Minggu (1/3/2020). 

Laporan Seni Hendri | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDIKerang air tawar salah satu sumber pendapatan ekonomi masyarakat di sepanjang pesisir sungai Peureulak, Aceh Timur.

Sungai Peureulak yang bermuara ke laut Kuala Beukah, alirannya melewati Kecamatan Peureulak Kota, Peureulak Barat, Ranto Peureulak, Peunaron, hingga hulunya terdapat di bagian Kecamatan Serbajadi Lokop.

Sepanjang pesisir sungai terdapat warga yang bercocok tanam.

Meski dihuni buaya, tapi sungai Peureulak ini menjadi sumber rezeki bagi sebagian warga, baik dengan cara mencari ikan air tawar, maupun kerang atau pem-peng dalam sebutan bahasa Aceh.

Bahkan di Kecamatan Peureulak, ada desa dengan sebutan nama Gampong Lubuk Pem-Peng.

Jadi sungai Peureulak selain dikenal dihuni buaya, juga sebagai penghasil beragam jenis ikan tawar, dan kerang.

Ketua Asprov PSSI Aceh Lantik Pengurus PSSB Bireuen, Ini Susunan Pengurusnya

Khususnya bagi sebagian masyarakat di tepi sungai Peureulak yaitu Gampong Bhom Lama, Kecamatan Ranto Peureulak, menjual kerang (pem-peng) merupakan sumber pendapatan ekonomi keluarga.

Jika anda lewat Gampong Bhom Lama, ke arah Peunaron, maka menemui sejumlah warga berjualan Pem-Peng di tepi jalan Peureulak-Lokop.

Dan Anda bisa membelinya dengan harga relative murah, yaitu tiga tumpuk dengan harga Rp 10 ribu.

“Kami jual bukan perkilo, tapi per tumpuk tiga tumpuk Rp 10 ribu,” ungkap Jariah (30) pedagang Pem-Peng, di Gampong Bhom Lama.

Eks Gedung Islamic Center di Aceh Singkil belum Berfungsi

Pem-Peng yang mereka jual ini, jelas Jariah, juga dibeli dari warga lainnya yang bekerja mencari Pem-Peng di Krueng Peureulak. Proses pencarian dilakukan saat sungai sedang surut atau tidak banjir.

“Kami beli Rp 70-80 ribu per goni ukuran 15 kg,” ungkap istri Saifuddin (30) ini.

Dalam sehari katanya, kerang bisa laku terjual sekitar 50-200 ribu.

“Tergantung rezeki,” ungkap Jariah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved