Luar Negeri

Korban Tewas Kerusuhan di India Capai 42 Orang, Kekerasan Dipicu UU Kewarganegaraan Kontroversial

Pekan lalu, momen pahit terjadi di India, di mana kerusuhan berlangsung di ibu kota New Delhi dan menewaskan hingga 42 orang.

Editor: Faisal Zamzami
(DANISH SIDDIQUI)
Demonstran berunjuk rasa menolak UU Kewarganegaraan Baru di New Delhi, India, Senin (24/2/2020).(DANISH SIDDIQUI) 

"Mereka langsung menyerang, meneriakkan slogan-slogannya.

Kemanusiaan macam apa ini?" ungkap Zubair, yang menuturkan dalam hitungan detik dia langsung dipukuli.

4. Aparat yang disorot tajam

Juru bicara kepolisian, MS Randhawa, menyatakan bahwa pihaknya sudah mengerahkan anggota dibantu pasukan paramiliter untuk memadamkan situasi.

Namun sorotan dilayangkan, di mana aparat berwenang dianggap tidak siap dan kalah jumlah dengan massa.

Puluhan di antara mereka terluka, bahkan ada yang terbunuh.

Selain itu, tindakan aparat yang melakukan kekerasan dianggap pakar hukum merupakan hasil dari cuci otak yang berlangsung sejak masa kolonial.

Agitasi hukum pada masa kolonial yang dimaksud adalah salinan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Inggris pada 1870.

Pasal 124 A tentang Hukum Pidana India.

Bagaimana India menggunakan hukum hasutan (agitasi) era kolonial melawan pengunjuk rasa CAA ternyata ditujukan untuk meredam perbedaan pendapat.

5. Pahlawan di tengah kerusuhan India

Seorang polisi India dinobatkan sebagai pahlawan karena berani melewati batas negara bagian tanpa izin demi menyelamatkan warga yang terdampak kerusuhan.

Polisi bernama Neeraj Jadaun tersebut memutuskan bergerak setelah mendengar suara tembakan sekitar 200 meter dari posnya bertugas.

Seketika dia memutuskan untuk menyeberangi perbatasan Negara Bagian Delhi, dan menyelamatkan warga yang terdampak kerusuhan.

"Saya bukan pahlawan. Saya telah bersumpah untuk melindungi orang India yang dalam bahaya.

Saya hanya melakukan tugas karena tidak mau membiarkan orang mati dalam pengawasan saya," lanjutnya.

Kemudian pasangan Hindu bernama Savitri Prasad dan Gulshan tetap melangsungkan pernikahan dengan perlindungan dari tetangga mereka yang Muslim.

Ritual pernikahan dilangsungkan di rumah Savitri.

Sebuah rumah kecil yang terbuat dari batu bata dan berada di gang sempit distrik Chand Bagh.

"Saudara kami yang beragama Islam telah melindungi kami hari ini," ujar perempuan berusia 23 tahun tersebut kepada Reuters.

6. Polisi tahan sejumlah tersangka

umlah korban tewas di kerusuhan India masih bertambah, walau kerusuhan sudah mereda. Laporan terbaru menyebutkan korban tewas adalah 42 orang.

Jumlah korban tersebut dilaporkan media setempat Mumbai Mirror pada Sabtu (29/2/2020).

Juru bicara Kepolisian Delhi, Mandeep Singh Randhawa, mengatakan ada 148 FIR (First Information Report) yang diterima pihak kepolisian, dan 630 tersangka sudah ditahan sejauh ini.

FIR merupakan dokumen yang disiapkan Kepolisian India untuk mengolah laporan tindak kriminal.

Selanjutnya FIR akan dipakai untuk mengatur proses peradilan.

"Tidak ada insiden baru yang dilaporkan hari ini (Jumat)," ucap Mandeep dikutip dari Mumbai Mirror.

Mandeep menambahkan, tim forensik laoratorium telah dipanggil untuk meninjau ulang Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Hampir 7.000 personel paramiliter telah dikerahkan di daerah-daerah yang terkena dampak kerusuhan sejak Senin (24/2/2020).

Ratusan personel polisi juga diturunkan ke darat.

Kerusuhan yang terjadi di India adalah dampak pro-kontra dari UU Kewarganegaraan India atau Citizenship Amendment Act (CAA).

UU ini memberi amnesti kepada imigran non-Muslim dari tiga negara mayoritas Muslim terdekat seperti Afghanistan, Pakistan dan Bangladesh.

Perdana Menteri Narendra Modi menyangkal hal ini dan mengatakan bahwa dia hanya berusaha memberikan amnesti kepada minoritas yang dianiaya.

Namun hal itu diprotes oleh ratusan ribu orang di India baik umat Islam maupun Hindu.

Mereka juga melakukan beberapa aksi seperti duduk bersama di Shaheen Bagh di Delhi.

UU Kewarganegaraan India ini memberikan kewarganegaraan pada minoritas agama.

Pemerintah yang dipimpin Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) mengatakan akan memberi perlindungan kepada orang-orang yang melarikan diri dari penganiayaan agama.

Namun para kritikus meyakini bahwa UU Kewarganegaraan India adalah bagian dari upaya BJP untuk memarjinalisasikan umat Islam.

Masyarakat Panton Labu di Langsa Bentuk Wadah Perkumpulan IMPAS

5 Hal Menarik Real Madrid Kalahkan Barcelona di El Clasico, Rekor Tandang Buruk Lionel Messi

Kiwil Siap Punya 7 Istri, Tidak Kapok Gagal Poligami: Misal Allah Kasih Jodoh Lain, Kenapa Enggak?

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerusuhan India: Upaya Menentang UU Kewarganegaraan Kontroversial yang Tewaskan 42 Orang",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved