Breaking News

13 Pasien DBD di NTT Meninggal Dunia, Menkes Terawan: Itu Kehendak Tuhan

Meski ada 13 orang saudara kita yang meninggal, itu karena kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Bukan kesalahan kita semua

Editor: Amirullah
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto memberikan keterangan kepada wartawan menjelang kedatangan WNI dari natuna di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) 

SERAMBINEWS.COM – Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengungkapkan jumlah warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang meninggal karena demam berdarah dengue (DBD) mencapai 34 orang.

Kemudian, angka penderita tertinggi ada di Kabupaten Sikka dengan total pasien yang dirawat sebanyak 1.145 orang dengn korban meninggal berjumlah 13 orang.

Dikutip dari Kompas.com, data Pemkab Sikka sejauh ini, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 1.065 orang.

"1.190 orang (penderita DBD Sikka) itu bukan sedikit. Jumlahnya sangat banyak. Meski ada 13 orang saudara kita yang meninggal, itu karena kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Bukan kesalahan kita semua," ungkap Terawan, di RSUD Tc Hillers Maumere, Senin (9/3/2020).

()

Foto : Saat Menkes RI, Terawan Agus Putranto mengunjungi pasien DBD di RSUD Tc. Hillers Maumere, Senin (9/3/2020).(KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS)

Apes! Dikira Laptop, Yang Diambil Maling Ini Ternyata Celana Dalam Wanita, Aksinya Terekam CCTV

BREAKING NEWS - Tragis, Anak dan Ayah Meninggal Dilindas Truk di Beureunuen Pidie, Istri Hancur Kaki

Video Viral, Penjual Penganan Ini Aduk Kuah dengan Tangannya, Pembeli Terlihat Lahap Menikmati

Terawan mengaku, sudah melihat pasien di rumah sakit itu dalam kondisi dengue shock syndrome (DSS).

Namun, Terawan mengatakan jika pasien tersebut berhasil sembuh dan merupakan suatu hal yang luar biasa.

Pada kesempatan itu, Terawan juga memberikan apresiasi kepada para petugas kesehatan yang telah menyelamatkan nyawa ribuan orang pendewrita DBD.

"Apresiasi yang sebesar-besarnya untul kita semua atas upaya dan kerja keras menangani DBD ini. Kita berharap DBD ini segera berakhir," ungkap Terawan.

Sebelumnya, Menkes Terawan mengunjungi Maumere Kabupaten Sikka, NTT pada Senin (9/3/2020).

Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Jelamu mengatakan, Terawan ingin membahas penanganan demam berdarah dengue (DBD) di wilayah tersebut.

Menkes datang ke Maumere membawa sejumlah bantuan obat-obatan dan peralatan kesehatan, serta 30 dokter dan 6 perawat untuk bertugas di Kabupaten Sikka.

Terawan berharap, upaya yang dilakukan tersebut dapat menurunkan angka kematian di NTT menjadi nol.

Polisi Kembali Tangkap Penambang Emas Ilegal di Nagan Raya, Sita Emas Murni Seberat 25 Gram

Viral Video Pelecehan Siswa SMK, Pelaku Ngaku Cuma Bercanda

"Kita membawa bantuan peralatan dan obat-obatan seperti yang dilihat. Pemerintah pusat akan mensupport terus sesuai dengan arahan dari presiden Jokowi. Nanti para dokter dan perawat dari Jakarta akan tinggal di sini sampai masalah DBD selesai," ujar Terawan kepada awak media di RSUD Tc Hillers Maumere, Senin siang.

Terawan menegaskan, demam berdarah adalah penyakit yang mematikan di NTT.

Dia tidak mau ada penambahan korban lagi disebabkan DBD di NTT.

"Semua harus berjuang agar bisa mencegah wabah DBD, dan kejadian luar biasa tidak semakin besar dan bisa ditangani," ungkap Terawan.

Tak hanya itu, sebelumnya juga telah diterjunkan tim ahli sebanyak empat orang dari Kementerian Kesehatan guna meneliti nyamuk di Kabupaten Sikka.

Mereka akan mencari tahu jenis nyamuk yang berada di Kabupaten Sikka.

Karena, secara teori perkembangan penderita DBD di daerah itu tak masuk akal.

Sampah jadi penyebab meningkatnya DBD di Sikka

Bupati Sikka, NTT, Fransiskus Roberto Diogo menyebut masalah sampah sebagai salh satu penyebab kasus demam berdarah di Kabupaten Sikka.

Roberto mengakui, lemahnya penanganan sampah menjadikan Kota Maumere dalam kondisi jorok.

"Persoalan kita adalah kebersihan. Kalau lebih ekstrem orang bilang jorok. Kita lihat saja sampah masih berserakan di mana-mana," ungkap Roberto, kepada awak media, Senin (9/3/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.

Ia juga mengatakan, sampah botol-botol plastik, gelas-gelas plastik, itu yang jadi salah satu penyebab DBD.

Karena, saat hujan, sampah terisi air, sehingga menjadi tempat berkembang diaknya nyamuk.

Roberto mengakui, hal tersebut terjadi lantaran saat ini petugas kesehatan kebersihan masih kurang.

"Jadi, gerakan pemberantas sarang nyamuk (PSN) massal, selain memberantas sarang nyamuk, ini juga momentum kita melakukan pembenahan," ungkap Roberto.

Roberto menegaskan, dirinya telah menginstruksikan, mulai Senin (9/3/2020) sampai 14 hari ke depan agar seluruh pihak melaksanakan gerakan pemberantasan nyamuk (PSN) secara massal.

Sebelumnya diberitakan, penderita DBD di Kabupaten Sikka, NTT, melonjak tajam sejak Januari hingga Maret 2020.

Penderita DBD itu dirawat di RSUD Tc Hillers Maumere yang menjadi andalan Pemerintah Kabupaten Sikka.

 (Tribunnewswiki.com/Ami Heppy, Kompas.com/Nansianus Taris)

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Sebanyak 13 Pasien DBD di Sikka Meninggal Dunia, Menkes: Itu Kehendak Tuhan, Bukan Kesalahan Kita

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved