Luar Negeri
Kim Jong Un Tak Pakai Masker Awasi Latihan Perang Korea Utara, Corona Telah Bunuh 180 Tentara Korut
Dalam gambar yang dirilis media pemerintah, Kim yang memakai jubah cokelat, topi hitam, memantau jalannya latihan menggunakan teropong.
Adapun 3.700 lainnya dikarantina.
Laporan tersebut sudah diserahkan ke petinggi militer di Pyongyang, dan menyebabkan kegemparan terkait kebijakan penanganan mereka.
Sumber itu menuturkan karena kasus yang sudah terjadi, seluruh jenazah dan rumah sakit militer tempat mereka dirawat harus "mendapat disinfektan".
"Terlalu banyak jenazah (untuk dikremasi di pihak militer). Mereka jelas tidak ingin kabar ini bisa menyebar di luar militer," jelas si sumber.
Pejabat anonim itu mengatakan, para perwira tempat anggota mereka yang meninggal karena corona bakal "dimintai pertanggung jawaban".
Karena kabar tersebut, setiap tentara kini mendapat jatah 800 gram makanan setiap hari, dan diharuskan makan tiga porsi sup kedelai murni selama 24 jam.
Utara Kim Jong Un dalam pertemuan partai dua pekan lalu menuturkan, bakal ada "konsekuensi serius" jika virus corona sampai merebak.
Virus Corona Bunuh 180 Tentara di Korea Utara

Wabah virus corona dilaporkan membunuh 180 tentara Korea Utara, di tengah dugaan wabah sudah menjalar di negara itu.
Berdasarkan laporan Daily NK yang mengutip sumber internal militer, terdapat banyak sekali jenazah yang harus mendapat disinfektan dan dikremasi.
Selama ini, Korea Utara bersikukuh mereka bebas dari virus corona, di mana otoritas setempat menerapkan kebijakan ketat sebagai bentuk pencegahan.
Di antaranya adalah memperketat perbatasan, dan memaksa setiap diplomat hingga pekerja asing untuk menjalani karantina selama satu bulan.
Namun berdasarkan keterangan sumber dikutip Daily Mirror Senin (9/3/2020), virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu sudah menyebar.
Rezim Kim Jong Un dilaporkan sudah mengeksekusi pejabat yang terbukti melanggar aturan karantina, setelah diketahui baru kembali dari China.
Pakar meyakini, sistem kesehatan di negara komunis itu tidak siap menghadapi SARS-Cov-2, dengan adanya ketakutan bahwa penyebarannya bakal berdampak destruktif.