Tangis Annisa Pecah di Pelukan Kakak, TKW yang Disiksa di Malaysia Pulang Kampung  

Annisa (27) TKW yang mengalami penyiksaan berat oleh majikannya di Malaysia, pulang ke kampung halamannya di pedalaman Nisam, Aceh Utara

Editor: bakri
SERAMBINEWS.COM/Handover
Warga berkumpul di rumah Annisa di pedalaman Nisam Aceh Utara, Selasa (10/3/2020) malam. Annisa adalah Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang mendapat penyiksaan dari majikan di Malaysia. Nisa yang merantau ke Malaysia sejak Oktober 2017 pulang untuk pertama kali ke kampung halamannya dengan fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Aceh dan KBRI di Kuala Lumpur. 

BANDA ACEH - Annisa (27) TKW yang mengalami penyiksaan berat oleh majikannya di Malaysia, pulang ke kampung halamannya di pedalaman Nisam, Aceh Utara, Selasa (10/3/2020). Ini adalah kepulangan pertama kali Annisa ke kampung halamannya, semenjak merantau ke Malaysia, Oktober 2017 lalu.

Saat turun dari mobil yang membawa rombongan Dinas Sosial Aceh, Annisa langsung memeluk erat kakaknya yang sedari tadi telah menunggu. Tangisnya pecah dalam pelukan sang kakak.

Sejenak kemudian, Annisa bersama tim Dinas Sosial Aceh berjalan kaki menuju rumah orang tuanya. Di depan rumah, sang ibu, Syaribanun, sudah menunggu kedatangan buah hatinya.

Ekspresi ibu memang terlihat datar. Ia memeluk erat putrinya. Namun, terlihat jelas wajahnya berusaha sekuat tenaga menyembunyikan rasa haru itu. Ia seperti tidak ingin semakin menambah luka dan beban bagi putrinya.

Para petugas Dinsos Aceh dan orang-orang yang hadir di lokasi tidak sanggup menahan haru. Sebagian malah menangis tersedu-sedu.

Suasana pertemuan Annisa dengan keluarganya ini diceritakan oleh Zulkarnaini alias Syeh Joel, pekerja sosial di Banda Aceh yang ikut dalam rombongan Dinas Sosial Aceh ke rumah Annisa di Nisam Aceh Utara.

Sebelum dibawa pulang ke rumah orang tuanya, Annisa disambut oleh Kepala Dinas Sosial, Alhudri, di ruang kerjanya, Selasa (10/3/2020). Kepulangan Annisa ke Aceh difasilitasi oleh Pemerintah Aceh, melalui Dinas Sosial, dan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur.

Selama di ruang Kadinsos Aceh, Annisa yang didampingi Konsuler KBRI Kuala Lumpur dan BNP3TKI itu tidak banyak bicara. Wajahnya yang sebagiannya ditutupi jilbab krem terlihat murung. Hanya sesekali ia menoleh ke arah Alhudri yang duduk di depannya.

Annisa terlihat beberapa kali menyeka air matanya dengan tisu, saat pihak KBRI bercerita tentang proses pemulangannya ke Aceh. Ia juga tak bisa menunjukkan kegembiraan saat ditanya perasaannya dapat bisa kembali ke kampung halaman. "Alhamdulillah saya senang," ungkapnya datar sambil menunduk dan menyeka air mata.

Kadis Sosial Aceh Alhudri melalui rilis yang dikirim stafnya kepada Serambi menyebutkan, pihaknya selalu melakukan advokasi melalui KBRI yang menjadi perpanjangan tangan pemerintah di sana. "Selama ini, setiap ada masalah kita intens berkoordinasi dengan pihak KBRI, kemudian di daerah kita juga ada BP3TK, dan KKP. Sehingga semua (masalah) ini dapat kita tanggulangi," kata Alhudri.

Menurut Alhudri, dirinya sudah mendapatkan informasi tentang rencana pemulangan Annisa ke Aceh sejak beberapa waktu yang lalu. Ia juga telah melaporkan hal itu ke Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. "Pak Plt Gubernur Aceh bilang ke saya, mohon ditangani sebaik mungkin," cerita Alhudri.

Sekretaris Pertama Konsuler KBRI Kuala Lumpur, Shabda Thian, yang ikut mendampingi Annisa ke Dinas Sosial Aceh mengatakan, pemerintah melalui KBRI tidak tinggal diam atas kasus yang menimpa Annisa (27). "Setiap sidang KBRI selalu melakukan pendampingan, terakhir Minggu kemarin. Annisa sudah memberikan semua kesaksiannya di hadapan hakim mulai dari Januari, Februari, dan Maret," kata Shabda. Menurutnya, setelah memberikan semua kesaksian pada hakim, Annisa diizinkan untuk kembali pulang ke keluarganya di Aceh. Dalam kesempatan itu, Shabda mengungkapkan kronologis kasus yang dialami Annisa. Menurut dia, Annisa dikirimkan ke Malaysia tidak secara prosedural.

Ia dikirim oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan dalam hal pengiriman hingga Annisa bekerja di Malaysia. "Annisa adalah korban yang selamat dalam kasus perdagangan orang dan penganiayaan berat yang dilakukan oleh majikan," katanya.

Menurut Shabda, Annisa bekerja pada majikannya sejak 2017 November akhir hingga Juli 2019. Kemudian dia kabur dari rumah majikannya untuk menyelamatkan diri setelah mengalami penganiaan yang sangat berat di bagian kepala dan mata.

Dalam upaya kabur, Annisa dibantu oleh warga negara Malaysia, yang kemudian mengantarkannya ke kantor polisi setempat. Namun ia dikembalikan kepada majikannya yang merupakan aparat penegak hukum di sana. Annisa sempat hendak dipulangkan ke Aceh melalui jalur ilegal.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved