Breaking News

Empat Bupati dari Aceh Hadiri Bedah Buku "Peran Muhammad Hasan Gayo" di Jakarta

Empat bupati hadiri acara bedah buku "Keterlibatan Haji Muhammad Hasan Gayo, Pejuang Nasional Dataran Tinggi Gayo, dalam Gerakan Perjuangan....

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
SERAMBINEWS.COM/FIKAR W EDA
Poster acara bedah buku yang memuat kisah perjuangan Muhammad Hasan Gayo di Jakarta, Minggu (15/3/2020). 

Empat Bupati dari Aceh Hadiri Bedah Buku "Peran Muhammad Hasan Gayo" di Jakarta

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Empat bupati hadiri acara bedah buku "Keterlibatan Haji Muhammad Hasan Gayo, Pejuang Nasional Dataran Tinggi Gayo, dalam Gerakan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia 1923-1993,” di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Minggu (15/3/2020) pagi.

Para bupati yang akan hadir adalah Bupati Bener Meriah, Bupati Aceh Tengah, Bupati Gayo Lues dan Bupati Aceh Tenggara.

Sekretaris Ikatan Musara Gayo (IMG) Jabodetabek, Yusradi Usman Al Gayoni, Kamis (12/3/2020), menyebutkan, acara bedah buku tersebut juga dirangkaikan dengan Pengukuhan Pengurus IMG periode 2019-2022 oleh Plt Gubernur Aceh dan Rapat Kerja I IMG.

Buku "Keterlibatan Haji Muhammad Hasan Gayo, Pejuang Nasional Dataran Tinggi Gayo, dalam Gerakan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia 1923-1993,” ditulis oleh Muhammad Daud Gayo, diterbitkan Bandar Publishing Banda Aceh, 2018.

Buku setebal 268 halaman itu dibedah oleh dua profesor, yakni Prof Dr Nazaruddin Sjamsuddin, pengamat politik dan Prof Dr Ismail Arianto MPd, guru besar bidang pendidikan.

Bedah buku diselenggarakan oleh Ikatan Musara Gayo Jakarta dan Taman Iskandar Muda Jakarta.

Daniele Rugani Bek Juventus Positif Corona, Cristiano Ronaldo Harus Dikarantina

Bener Meriah tidak Ada Korban Virus Corona, Bupati Imbau Warga jangan Panik Berlebihan

Mahasiswa UIN Heboh, Balai Monitor Spektrum Sita Islamic Jammer Peraih Juara 1 Inovasi Internasional

Buku itu berkisah tentang Muhammad Hasan Gayo atas nama Angkatan Pemuda Indonesia (API), pada 3 September 1945 yang memimpin pengambil alihan aset dan manjemen perusahaan Kereta Api di Jakarta dan Bengkel Besarnya di Manggarai.

Tentara Jepang yang menjaga Perusahaan Kereta Api menyerah tanpa perlawanan dan semua gerbong ditempeli "Milik RI." Dampak dari pengambilalihan perusahaan kereta api di Jakarta, akhirnya seluruh stasiun kereta api di Pulau Jawa diambil alih oleh pejuang rakyat Indonesia. Pada masa itu, kereta api punya peralatan mesin cetak yang dioperasikan di lantai bawah Stasiun Kota.

Hasan Gayo kemudian diserahi tugas mengawasi percetakan Kereta Api di Stasiun Kota dan menerbitkan majalah "Suara Kereta Api" dimana Hasan Gayo sendiri sebagai pemimpin redaksinya. Ia juga dipercaya menjadi pemimpin Pemuda Kereta Api.

Ribuan Monyet Turun ke Jalan Setelah Kunjungan Wisatawan ke Thailand Berkurang Akibat Virus Corona

Muhammad Hasan Gayo lahir di Kampung Lukup Kecamatan Pegasing pada 1923. Menjalani pendidikan sekolah rakyat di Takengon, lanjut ke pondok pesantren di Matanggeulumpang Dua dan lulus Sekolah Normal Islam di Bireuen. Sekolah ini didirikan oleh Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA).

Berangkat ke Jakarta melalui jalan darat pada November 1942, atau tujuh bulan setelah Jepang menjejakkan kaki di Aceh. Hasan Gayo mendaftar di Perguruan Tinggi Islam Jakarta, pimpinan Prof Kahar Muzakkir.

Di Jakarta, Hasan Gayo bergabung dengan mahasiswa dan pemuda pergerakan anti penjajah Jepang. Grup ini belakangan diberinama "Grup Pemuda Radikal" pimpinan Chaerul Saleh, bermarkas di Menteng 31 atau Gedung Juang 45 sekarang.

Dalam grup inilah Hasan Gayo memperoleh pendidikan politik yang diberikan tokoh-tokoh hebat Ir Soekarno, Mohd Hatta, Mr Iwa Kusuma Sumantri, Mr Sunario, Mr Ahmad Soebardjo, Mr Suwandi dan lain-lain.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved