Hasil Temuan, Merokok Dapat Tingkatkan Resiko Infeksi Virus Termasuk Covid-19

Mengenai hasil temuan, perokok aktif akan cenderung mudah terinfeksi virus. Hasil temuan tersebut yakni berdasarkan pernyataan WHO Indonesia.

Editor: Amirullah
Notto Yeez/Shutterstock.com - Serambinews.com/Amirullah
Ilustrasi merokok dapat meningkatkan risiko terinfeksi virus 

Belum lama ini, pada 8 Maret 2020 lalu, WHO Indonesia mengeluarkan pernyataan yang secara lebih spesifik mengingatkan masyarakat Indonesia mengenai kaitan antara Covid-19 dengan perilaku merokok.

Dalam pernyataan resmi tersebut, Dr. N. Paranietharan, WHO Representative to Indonesia menyebutkan, “Smokers are at high risk for heart disease and respiratory disease, which are high risk factors for developing severe or critical disease with COVID-19. Therefore, smokers in Indonesia are at high risk for Covid-19”

(perokok berisiko tinggi untuk penyakit jantung dan penyakit pernapasan, yang merupakan faktor risiko tinggi untuk mengembangkan penyakit parah atau kritis dengan Covid-19).

Mengacu pada data tersebut, Komnas PT menilai perokok di Indonesia berisiko tinggi terkena covid-19.

Melalui siaran persnya, Jumat (13/3/2020), Komnas PT menyebut kesimpulan tersebut sejalan dengan hasil beberapa temuan yang terbit dalam berbagai literatur yang menyebutkan hubungan antara perokok dan karakteristik pasien terinfeksi Covid-19.

Di antaranya:

epidemiological and clinical features of the 2019 novel coronavirus outbreak in China (Yang Yang, dkk, medRxiv, 2020).

Sekelompok peneliti dari China dengan beragam latar belakang institusi, di antaranya Beijing Institute of Microbiology and Epidemiology, University of Florida, dan Chinese Centre for Disease Control and Prevention, menyebutkan keparahan coronavirus pada laki-laki di Cina lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Hal ini dapat disebabkan karena laki-laki di China kebanyakan adalah perokok berat.

Studi ini juga menyebutkan 61,5 persen penderita pneumonia berat akibat coronavirus adalah laki-laki dan tingkat kematian 4.45 persen pada pasien laki-laki dan 1.25 persen pada pasien perempuan.

Analysis of factors associated with disease outcomes in hospitalized patients with 2019 novel coronavirus disease (Wei Liu, dkk., Chinese Medical Journal, 2020).

Dalam studinya menyebutkan, 78 pasien coronavirus dengan pneumonia selama 2 minggu perawatan ditemukan bahwa 11 pasien memburuk dan 67 pasien kondisinya membaik, dengan 27 persen dari kelompok yang memburuk memiliki riwayat merokok, sementara dari kelompok yang kondisinya membaik hanya 3 persen yang punya riwayat merokok.

Epidemiological and clinical characteristics of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: a descriptive study (Prof. Nanshan Chen, dkk, The Lancet, 2020).

Studi ini menyebutkan 99 orang pasien dari Wuhan Jinyintan Hospital dirawat selama 20 hari, 11 orang meninggal pada akhir penelitian, 3 adalah perokok dengan 2 kematian pertama adalah perokok laki-laki.

“Melihat temuan-temuan di atas, masyarakat perlu mengetahui bagaimana perilaku merokok memiliki risiko lebih tinggi terhadap infeksi dan perparah komplikasi Covid-19, sehingga masyarakat lebih waspada mengingat Indonesia adalah negara dengan jumlah perokok pria yang sangat tinggi,” imbau Prof Dr Amin Soebandrio, PhD, SpMK (K), Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Eijkman.

Halaman
1234
Sumber: TribunNewsmaker
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved