Plt Gubernur Nova Iriansyah Sebut Ribuan Warga Aceh Layak dapat Gelar Pahlawan

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, menyampaikan hal ini dalam bedah buku Haji Muhammad Hasan Gayo di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
For serambinews.com
Plt Gubernur Aceh H Nova Iriansyah MT menerima buku "Keterlibatan Haji Muhammad Hasan Gayo, Pejuang Nasional Dataran Tinggi Gayo dalam Gerakan Kemerdekaan Indonesia (1923-1993)" ditulis Muhammad Daud Gayo dalam acara bedah buku Haji Muhammad Hasan Gayo di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Minggu, (15/3/2020) 

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, menyampaikan hal ini dalam bedah buku Haji Muhammad Hasan Gayo di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Minggu (15/3/2020).

Laporan Fikar W.Eda/Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Plt Gubernur Aceh, H Nova Iriansyah MT menyatakan, Haji Muhammad Hasan Gayo, layak mendapatkan predikat Pahlawan Nasional.

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, menyampaikan hal ini dalam bedah buku Haji Muhammad Hasan Gayo di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Minggu (15/3/2020).

"Karena, bukan hanya pernah berjuang merebut sejumlah aset dan manajemen perusahaan Kereta Api di Jakarta dari pasukan Jepang, tapi juga motor bangkitnya perlawanan pemuda melawan agresi kedua Belanda di tanah air," kata Nova.  

Nova mengatakan bumi Aceh merupakan tanahnya para pejuang.

Karena, kalau didata secara terperinci, mungkin ada ribuan warga Aceh yang layak mendapat penghargaan sebagai pejuang.

Mulai Besok Seluruh Sekolah di Aceh Diliburkan, Ujian Nasional Tetap Dilaksanakan

Antisipasi Corona Sekolah di Aceh Diliburkan, Setelah 2 Minggu Dievaluasi, Diperpanjang atau Tidak

Antisipasi Corona, Sekolah di Aceh Tamiang Resmi Diliburkan Mulai Besok

"Mereka adalah orang-orang yang rela mengorbankan nyawanya bagi tegaknya martabat.

Namun untuk bisa mendapatkan pengakuan negara atas perjuangan seseorang itu, tentu butuh penelitian dan kajian mendalam," kata Plt Gubernur Aceh dalam sambutan bedah buku yang ditulis Muhammad Daud Gayo.

Namun menurutnnya, salah satu kelemahan selama ini adalah kurangnya dokumentasi yang lengkap tentang perjuangan para pejuang tersebut.

Oleh karena itu, pengakuan untuk mereka tidak bisa diberikan dengan serta merta.

"Dari sekian banyak pejuang bangsa dari Aceh, hanya sedikit yang gerakannya terdokumentasi dengan lengkap.

Bahkan ada pejuang Aceh yang sudah berjuang ratusan tahun lalu melawan penjajah Belanda, baru mendapat pengakuan sekarang ini," ujar Nova.

Ia mencontohkan Pahlawan Nasional Malahayati, Laksamana perempuan pertama Indonesia pemimpin pasukan Inong Balee, terlibat dalam pertempuran tahun 1559.

Malahayati berhasil menewaskan pemimpin perang pasukan Belanda Cornelis De Houtman.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved