Plt Gubernur Nova Iriansyah Sebut Ribuan Warga Aceh Layak dapat Gelar Pahlawan
Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, menyampaikan hal ini dalam bedah buku Haji Muhammad Hasan Gayo di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, menyampaikan hal ini dalam bedah buku Haji Muhammad Hasan Gayo di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Minggu (15/3/2020).
Laporan Fikar W.Eda/Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Plt Gubernur Aceh, H Nova Iriansyah MT menyatakan, Haji Muhammad Hasan Gayo, layak mendapatkan predikat Pahlawan Nasional.
Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, menyampaikan hal ini dalam bedah buku Haji Muhammad Hasan Gayo di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Minggu (15/3/2020).
"Karena, bukan hanya pernah berjuang merebut sejumlah aset dan manajemen perusahaan Kereta Api di Jakarta dari pasukan Jepang, tapi juga motor bangkitnya perlawanan pemuda melawan agresi kedua Belanda di tanah air," kata Nova.
Nova mengatakan bumi Aceh merupakan tanahnya para pejuang.
Karena, kalau didata secara terperinci, mungkin ada ribuan warga Aceh yang layak mendapat penghargaan sebagai pejuang.
• Mulai Besok Seluruh Sekolah di Aceh Diliburkan, Ujian Nasional Tetap Dilaksanakan
• Antisipasi Corona Sekolah di Aceh Diliburkan, Setelah 2 Minggu Dievaluasi, Diperpanjang atau Tidak
• Antisipasi Corona, Sekolah di Aceh Tamiang Resmi Diliburkan Mulai Besok
"Mereka adalah orang-orang yang rela mengorbankan nyawanya bagi tegaknya martabat.
Namun untuk bisa mendapatkan pengakuan negara atas perjuangan seseorang itu, tentu butuh penelitian dan kajian mendalam," kata Plt Gubernur Aceh dalam sambutan bedah buku yang ditulis Muhammad Daud Gayo.
Namun menurutnnya, salah satu kelemahan selama ini adalah kurangnya dokumentasi yang lengkap tentang perjuangan para pejuang tersebut.
Oleh karena itu, pengakuan untuk mereka tidak bisa diberikan dengan serta merta.
"Dari sekian banyak pejuang bangsa dari Aceh, hanya sedikit yang gerakannya terdokumentasi dengan lengkap.
Bahkan ada pejuang Aceh yang sudah berjuang ratusan tahun lalu melawan penjajah Belanda, baru mendapat pengakuan sekarang ini," ujar Nova.
Ia mencontohkan Pahlawan Nasional Malahayati, Laksamana perempuan pertama Indonesia pemimpin pasukan Inong Balee, terlibat dalam pertempuran tahun 1559.
Malahayati berhasil menewaskan pemimpin perang pasukan Belanda Cornelis De Houtman.
Kemudian pada tahun 1606, Malahayati bersama Sultan Iskandar Muda berhasil mengalahkan armada laut Portugis.
"Tapi Kepahlawanan Malahayati ini baru mendapat pengakuan Pemerintah Indonesia pada November 2017," ujar Nova.
Selain Malahayati sebutnya, ada banyak lagi pejuang dari Aceh yang layak mendapat predikat Pahlawan Nasional.
Salah satunya, pemuda asal Bumi Linge, Haji Muhammad Hasan Gayo, yang pernah berjuang merebut sejumlah aset dan manajemen perusahaan Kereta Api di Jakarta dari pasukan Jepang.
"Berkat perjuangannya itu, gerakan mempertahankan aset bangsa bergelora di seluruh Indonesia, sehingga seluruh stasiun kereta api di Pulau Jawa berhasil direbut," jelas Nova.
Plt Gubernur Aceh juga mengatakan, kisah heroik perjuangan putra Gayo itu dipaparkan di dalam buku berjudul “Keterlibatan Haji Muhammad Hasan Gayo, Pejuang Nasional Dataran Tinggi Gayo dalam Gerakan Kemerdekaan Indonesia (1923-1993)” diluncurkan hari ini.
"Buku ini ditulis oleh Muhammad Daud Gayo, mantan staf pribadi Menteri Luar Negeri Adam Malik, yang mengetahui kisah perjuangan Haji Muhammad Hasan Gayo," jelasnya.
Tentu saja katanya, perjuangan yang digelorakan Haji Muhammad Hasan Gayo tidak sekadar merebut aset Kereta Api Nasional dari tangan Jepang.
Tapi banyak lagi gerakan yang telah digagasnya di masa revolusi itu.
"Sebagai pejuang sejati, kita harus meneladani semangat mereka dalam mempertahankan martabat bangsa, disertai dengan mengisi pembangunan untuk kesejahteraan bangsa dan rakyat," ujarnya. (*)
